webnovel

Siapa Pemuda itu?

Editor: Wave Literature

"Ini gawat!" Ksatria Meteor berjubah abu-abu itu terkejut saat melihat Qing Shi mengeluarkan gulungan mantra.

Pemuda itu memperhatikan sang Ksatria Meteor. Ia jelas ingin menyerang Ksatria Meteor itu dengan kekuatan sihir yang tersimpan dalam gulungan itu.

Beberapa petir raksasa berwarna hijau turun dari langit yang cerah dan menyambar tanah. Kilatan petir-petir itu seolah terlihat seperti sebuah hutan. Kedelapan kilatan petir itu langsung menyambar Ksatria Meteor. Ia tak sempat menghindar, sehingga tubuhnya terbakar menjadi abu.

Biasanya, tanpa sebuah gulungan mantra, bahkan seorang Penyihir Silver Moon pun harus menggunakan mantra khusus untuk bisa mengeluarkan mantra petir seperti itu. Namun, kekuatan yang dihasilkan oleh sihir seperti itu sangatlah dahsyat.

"Tidak!" Pemuda bermata segitiga itu pun berteriak dan bersembunyi di balik perisainya. Ia hanya bisa terbelalak ketakutan karena melihat kekuatan ksatria itu. "Aku—"

Duarrr!

Tubuh pemuda itu ikut hancur menjadi abu. Pemuda itu terlalu lemah dan tidak bisa menahan serangan petir itu.

Sekitar 99 petir kuat berwarna hijau berjatuhan dari langit. Petir-petir itu terlihat seperti sebuah batang pohon yang besar. Mantra tersebut adalah mantra tingkat lima - Thunderbolt Forest!

Qing Shi tidak cukup kuat untuk mengarahkan petir-petir itu pada Ksatria Meteor. Ia juga tidak memiliki kekuatan mental yang cukup untuk mengendalikan petir-petir lainnya. Qing Shi berusaha untuk mengarahkan petir itu ke arah musuh-musuhnya. Untung saja, salah satu petir itu mengenai pemuda bermata segitiga tadi.

"Arrgh, arrgh arrgh." Beberapa prajurit berbaju zirah berwarna merah juga terkena sambaran petir itu dan langsung menjadi abu.

Saat Qing Shi mengendalikan mantra Thunderbolt Forest, tak ada satupun prajurit Snow Eagle yang terkena mantranya, karena mereka semua berpencar, dan jumlah mereka hanya sedikit.

"Cepat lari!"

"Lari!"

Dua puluh prajurit musuh yang berhasil kabur dari tempat itu langsung menaiki kuda mereka dan melesat pergi untuk menghindari sambaran petir-petir itu.

Para prajurit dari Wilayah Snow Eagle menyadari kesempatan itu dan langsung menembakkan anak panah dengan Busur Silang Star Breaking mereka.

"Tidak apa-apa." Qing Shi menarik tangan kekasihnya.

"Aku… aku…" Ji Rong masih ketakutan, "Kita hampir mati. Untung saja kau memiliki gulungan mantra itu."

"Kakakku yang memberikannya sebagai perlindungan." Qing Shi tidak melanjutkan perkataannya, karena Xue Ying memintanya untuk menjaga kerahasiaan gulungan-gulungan mantra itu. Ia menunjukkannya karena ia berada dalam situasi terancam seperti itu.

"Tuan Muda Qing Shi, beberapa prajurit musuh melarikan diri. Karena busur silang ini sangat sulit digunakan, 16 dari mereka berhasil melarikan diri," kata kapten dari kelompok prajurit Qing Shi.

"Bersihkan tempat ini. Kita akan kembali ke kastil sekarang," perintah Qing Shi.

….

Setelah mendapatkan kabar dari pelayannya mengenai adiknya, Xue Ying, Zong Ling, dan Tong San menunggu di depan pintu kastil. Jembatan kastil perlahan diturunkan, dan pintu gerbang pun terbuka.

Qing Shi dan prajuritnya membawa beberapa mayat prajurit musuh tadi.

"Aku akan kembali ke rumah Penyihir Agung," bisik Ji Rong.

"Iya," Qing Shi mengangguk.

Qing Shi berjalan ke arah kakaknya dengan kepala tertunduk, "Kakak."

"Kembali ke ruanganmu dan beristirahatlah dulu. Kita akan membicarakannya nanti." Xue Ying tidak menyalahkan tindakan adiknya. Ia bisa melihat wajah Qing Shi yang memerah setelah berhadapan dengan situasi antara hidup dan mati untuk pertama kalinya. Qing Shi mengangguk dan langsung pergi menuju ruangannya.

"Kau, ikuti aku," perintah Xue Ying.

Kapten kelompok prajurit itu mengikutinya dengan hormat. Mereka berdua berjalan memasuki kastil.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Xue Ying. Zong Ling dan Tong San juga mendengarkan di sampingnya.

"Tuanku, seperti biasa, hari ini kami menemani Tuan Muda dan Nona Ji Rong pergi ke Kota Water Rites." Kapten itu menjelaskan secara rinci apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka. Setelah menyelesaikan laporannya, ia menghela nafas pendek, "Untungnya, Tuan Muda Qing Shi menggunakan mantranya. Jika tidak, mungkin kami semua sudah mati."

Ksatria Meteor tadi sangat cepat. Sebelum terkena sambaran petir tadi, ia sudah membunuh dua prajurit Wilayah Snow Eagle.

Xue Ying mengangguk, "Tambahkan uang pensiun untuk dua prajurit yang tewas itu. Kita juga akan terus membantu keluarga mereka. Untuk semua prajurit yang pergi denganmu, beri masing-masing 10 koin perak.

"Terima kasih, Tuan," jawab kapten itu.

"Kau tahu siapa Tuan Muda berjubah putih itu?" tanya Xue Ying.

"Saya tidak tahu. Tapi, dari cara bicaranya, sepertinya ia bukan berasal dari Kota Water Rites," jawab Kapten Wu.

Xue Ying mengerutkan dahinya.

Sepertinya akan terjadi masalah.

Adiknya telah membunuh anak dari seorang bangsawan. Apakah masalah ini akan menjadi runyam? Hanya waktu yang bisa menjawabnya. Menurut hukum yang berlaku di kekaisaran ini, apa yang dilakukan Qing Shi adalah tindakan untuk membela diri. Jika pemuda itu berasal dari klan biasa, maka masalah ini sudah dianggap selesai. Namun, jika pemuda itu berasal dari klan besar, maka masalah ini akan sulit untuk diselesaikan. Mereka pasti akan mendapat masalah.

"Xue Ying, karena pemuda itu bukan dari Kota Water Rites, maka identitasnya akan sulit untuk diselidiki. Wilayah Azure River juga sangat luas dan mempunyai banyak klan bangsawan. Tidak ada yang tahu klan asalnya." Kepala Zong Ling terasa sakit hanya karena memikirkan cara untuk mencari identitas pemuda itu di antara jutaan rumah bangsawan di wilayah itu.

"Apakah kau membawa mayat pemuda itu?" tanya Xue Ying.

"Iya, kami membawa apa saja yang bisa kami bawa. Namun, tubuh pemuda itu sudah hancur karena sambaran petir, sehingga tidak ada lagi yang tersisa. Tapi, kami membawa tubuh seorang Ksatria Meteor. Tubuhnya juga terkena sambaran petir, jadi sulit untuk bisa mengenalinya," kata kapten Wu.

"Apakah ada yang kalian tangkap hidup-hidup?"

"Saat itu, kami sangat marah, sehingga kami menghabisi mereka semua tanpa ampun. Setiap kali kami menembakkan panah, mereka mendapatkan luka yang sangat parah. Kami bahkan membunuh mereka yang berani menyerang balik," kata Kapten Wu. "Tidak ada prajurit yang kami tangkap hidup-hidup."

Mendengar hal tersebut, aura mengerikan muncul dari tubuh Xue Ying. Mengetahui identitas musuh seharusnya tidak sesulit ini.

'Sialan!'

Jika ada seseorang yang berani menuduhnya dengan menggunakan hukum yang berlaku, Xue Ying akan menentang mereka bahwa adiknya adalah korban, dan adiknya hanya membela diri. Di sisi lain, jika seseorang mencoba untuk balas dendam, terlepas apakah mereka orang terkuat di Wilayah Azure River, entah itu Si Liang Hong atau Xiang Pang Yun yang mengerikan … Xue Ying tidak takut. Xue Ying sendiri juga tak tahu mengapa ia terlalu mengkhawatirkan masalah ini. Pemuda itu seharusnya bukan berasal dari klan yang terlalu kuat.

"Selidiki dari mana asal mereka," perintah Xue Ying. "Gunakan barang-barang mereka untuk mencari petunjuk identitas mereka sebenarnya."

"Aku akan mengaturnya," kata Zong Ling. Zong Ling sangat teliti dalam menjalankan semua pekerjaannya. "Aku bisa menyelesaikannya dalam tiga jam."

"Jika Paman belum bisa menemukan daerah asal mereka, kurasa aku akan meminta bantuan Dragon Mountain Manor," kata Xue Ying.

...

Divisi Ketiga yang terletak di dalam Wilayah Azure River sebenarnya terletak di daerah dekat Jajaran Pegunungan yang Suram itu.

Biasanya, para prajurit yang berjaga di sana berasal dari Klan Si. Sedangkan para prajurit yang bertugas di pegunungan itu sebenarnya adalah prajurit kekaisaran. Prajurit kekaisaran merupakan sekumpulan prajurit yang sangat kuat dan misterius. Klan Si hanya bisa memanfaatkan hubungan mereka dengan kekaisaran untuk mempengaruhi para prajurit yang bertugas di wilayah mereka. Namun, mustahil untuk bisa mengendalikan semua prajurit itu.

Di balik angkatan bersenjata kekaisaran tersebut, terdapat kekuatan yang sangat hebat. Jika ada sekelompok besar prajurit yang memasuki pegunungan itu, pasti ada seorang Transenden yang memerintah mereka.

Di dalam sebuah rumah yang luas.

"Ketua. Tuan Muda Kedua telah meninggal."

Para prajurit itu berdiri sambil menatap seorang pria bermata satu yang duduk di depan mereka dengan canggung. Wajah pria itu berubah menjadi murung, dan air mata menetes dari satu matanya. "Tuan Muda benar-benar meninggal? Kalian semua tidak berguna. Kakakku pasti akan gila! Beritahu aku, siapa yang melakukan ini. Mengapa dia bisa sampai meninggal?"

"Baik." Para prajurit itu langsung menjelaskan seluruh peristiwa itu.

Wajah pria bermata satu itu semakin suram.

Ia bisa menjadi komandan departemen logistik di Divisi Ketiga karena kakaknya telah menghabiskan banyak koin emas dan menggunakan koneksinya agar ia bisa mendapatkan posisi itu. Saudaranya itu memang gila. Semua orang di Wilayah Azure River menyebut kakaknya sebagai anjing yang paling setia pada Klan Si. Tetapi, mengapa mereka menggunakan kata 'anjing'? Mungkin ini karena kakaknya sangat gila, sehingga dia cenderung melakukan apa pun seperti seekor anjing gila.

Tuan Muda yang mati itu, Cui Hu, adalah anak kakaknya satu-satunya.

"Wilayah Snow Eagle, Dong Bo Xue Ying? Dong Bo Qing Shi?" Pria bermata satu itu menggertakkan giginya. "Berani-beraninya dia membunuh anggota Klan Cui! Dong Bo Qing Shi harus mati! Begitu juga dengan kakaknya! Seluruh Wilayah Snow Eagle harus bertanggung jawab atas kematian keponakanku!"

Sebenarnya, para prajurit tidak tahu siapa Tuan Muda itu. Mereka hanya tahu bahwa ia berasal dari Wilayah Snow Eagle. Namun, karena Ji Rong menyebutkan namanya, mereka tahu siapa pemuda itu.

"Cepat beritahu kakakku." Pria bermata satu itu tidak ragu sama sekali. Ia mengirimkan pesan dengan menggunakan jaringan prajurit kekaisaran. Lagipula, bagi seorang komandan, mengirimkan pesan seperti itu tidaklah sulit.

….

Di puncak gunung sejauh 16 km dari lokasi Divisi Ketiga.

Seekor anjing hutan yang bertubuh seputih salju dan berkaki hitam berdiri sambil melihat lokasi Divisi Ketiga dari kejauhan. Kekuatan Qi berwarna gelap mengelilingi tubuh anjing hutan itu. Anjing hutan itu tampaknya baru berusia beberapa bulan. Tubuhnya masih terlihat lembut, dan matanya memancarkan kesedihan dan kebencian yang tiada tara.

Ia belum lama dilahirkan ke dunia ini, namun ibunya mati dibunuh oleh para manusia.

Beberapa saat yang lalu, para prajurit juga membunuh ayahnya dan membawa mayat ayahnya ke perkemahan mereka. Anjing itu menggunakan instingnya untuk mengikuti para prajurit menuju lokasi mereka, namun ia tidak memasuki perkemahan itu karena ia takut.

"Nak." Sebuah suara yang lembut terdengar di antara kekuatan Qi yang menyelimutinya. Kekuatan Qi itu berubah menjadi seorang pria tua berjubah hitam dan berambut putih. Pria itu bertanya, "Apakah kau membenci umat manusia?"

Anjing itu menatap pria tua di sampingnya dan menggeram marah.

Anjing itu sangat membenci mereka semua!

"Orangtuamu hanyalah makhluk biasa, sedangkan kau memiliki kekuatan yang luar biasa. Namun, kau harus bisa mengendalikan kekuatan ini sebelum kau membalas dendam pada mereka." Pria itu mengulurkan tangannya dan menunjukkan tongkat tulang di dalamnya, "Aku akan memberikanmu kesempatan ini."

Omm~~~

Aura merah darah keluar dari tongkat tulang itu dan melindungi tubuh si anjing hutan. Tubuh anjing itu perlahan berubah. Perlahan, bulu-bulunya menghilang, kakinya menjadi dua tangan dan dua kaki manusia. Kepalanya perlahan berubah menjadi wajah seorang manusia. Kini, ia mampu berdiri tegak.

Dalam sekejap saja, seorang bocah telanjang berusia lima atau enam tahun berdiri di tempat anjing hutan tadi.

"Ini adalah tubuh manusiamu – tubuh manusia yang sesungguhnya. Tidak ada seorang pun yang akan mengetahui bahwa kau bukanlah manusia," kata pria tua berambut putih itu. "Hanya ketika kau berhasil hidup seperti mereka, kau baru bisa memiliki kesempatan untuk balas dendam. Ayo pergi. Tapi, sebelum memasuki dunia manusia, lebih baik kau ikut denganku selama sepuluh tahun. Mulai sekarang, panggil aku … Ayah."

"Iya, A … yah?" kata bocah itu. Meskipun ia masih terbata-bata, namun perkataannya sudah terdengar jelas.

"Luar biasa. Kau baru saja berubah me

njadi manusia, tapi kau sudah bisa berbicara." Pria tua itu tersenyum, "Ayo pergi."

Lapisan Qi menyelimuti kedua sosok itu dan mengikuti mereka hingga menghilang.

Bab berikutnya