webnovel

Kamu Harus Hati-hati

Editor: Wave Literature

Gu Tian Chao mengerutkan kening dan melihat ke arah ayunan sembari menampakkan ekspresi serius di wajahnya.

Gadis jelek yang selalu dipandangnya dengan hina itu tidak mungkin mengenakan gaun merah sekarang. Saat ayunan itu bergerak bolak-balik, gaun merahnya yang menakjubkan dan rambut hitamnya yang anggun dikibarkan oleh angin, menciptakan pemandangan yang indah.

Sebelum saat ini, Gu Tian Chao hanya pernah melihat gadis itu tampak sengsara. Apalagi, dulu dia hanya mengenakan gaun yang tidak tidak pas dengan ukuran tubuhnya, dan rambutnya sangat acak-acakan sehingga separuh wajahnya tertutupi. Semua ini membuatnya terlihat pemalu dan rendah rendah.

Sekarang, gadis itu tampak sebagai orang yang benar-benar berbeda. Gaun merah itu membuat kulit pucatnya tampak putih dan cerah. Tanda lahir di dahi ditutupi oleh poni rambut hitamnya yang rapi, hidungnya terlihat indah dan matanya tampak cerah. Juga, karena dia baru saja berolahraga, pipinya masih merona kemerah-merahan. Bibir keringnya yang sering pecah-pecah kini bercahaya merah muda.

Wajahnya masih sama tetapi terlihat seperti orang yang berbeda. Ketika Gu Tian Chao menatapnya, ia tidak lagi merasa gadis itu jelek. Sebenarnya, gadis itu tampak cukup menawan.

Sementara Gu Tian Chao terpana dengan perubahan Gu Xi Jiu, Gu Tian Yi tidak bisa lagi menahan perasaannya, "Xi Jiu, kupikir katamu kamu sakit. Kenapa kamu masih main ayunan?"

Gu Xi Jiu mengabaikannya tetapi tersenyum pada Gu Xie Tian dan berkata, "Ayah, tolong dorong lebih keras. Aku ingin berayun lebih tinggi."

Gu Xie Tian senang. Itulah pertama kalinya dia memanggilnya Ayah dalam beberapa hari terakhir. Dia telah menunggunya cukup lama.

Ia pun mendorong lebih keras kali ini, walau ia tidak lupa untuk mengatakan, "Kamu harus hati-hati."

Kerumunan orang yang telah berkumpul itu hanya bisa diam, dan Gu Tian Yi pun merasa malu.

Para wanita lain juga saling memandang. Meskipun Gu Tian Qing pandai menyembunyikan perasaannya, wajahnya tampak agak pucat, dan bibirnya yang tertutup rapat-rapat mengungkapkan ketidakpuasannya.

Suatu ide jahat pun terbesut dalam benak Gu Tian Chao. Ia maju beberapa langkah dan tersenyum sebelum berkata, "Xi Jiu, Kakak sudah kembali, dan kamu tidak pernah keluar menyambutku. Sebaliknya, kamu malah bermain ayunan. Ayo, sini turun dan biar kulihat apakah kau sudah tumbuh lebih tinggi."

Gu Tian Chao mengulurkan tangan dan meraih tali ayunan memaksanya untuk berhenti. Ia bergerak dengan begitu cepat sehingga Gu Xie Tian tidak punya cukup waktu menghentikannya.

Gu Tian Chao menghentikan ayunan itu pada titik tertinggi. Momentum yang kuat itu membuat Gu Xi Jiu tiba-tiba terbanting ke tanah.

"Hati-hati!" Ekspresi wajah Gu Xie Tian berubah saat dia berteriak waspada. Ia tidak berhasil menangkap Gu Xi Jiu, tetapi hanya bisa menyaksikan tubuh mungil putrinya terlempar ke tanah. Inilah tepatnya yang ingin disaksikan Gu Tian Chao. Dia hanya ingin Gu Xi Jiu jatuh dan mempermalukan dirinya sendiri. Lebih bagus lagi jika kakinya atau anggota tubuh lainnya ikut patah juga.

Gu Tian Chao pura-pura prihatin dan segera mendekati adik perempuannya yang buruk rupa itu, "Xi Jiu …." Dia bermaksud pura-pura awalnya, tetapi ketika melihat arah jatuhnya Gu Xi Jiu, suaranya menjadi serius, "Hati-hati!"

"Buk!"

"Argh!"

Gu Xi Jiu justru jatuh menabrak Leng Xiang Yu yang berdiri agak jauh di depannya.

Leng Xiang Yu tidak terampil membela diri karena terlalu lama dimanja, sehingga dia sudah lupa semua yang telah dipelajarinya. Ketika dadanya dihantam Gu Xi Jiu, dia berteriak dan terpaksa mundur hanya karena gaya dorongan dari benturan itu. Dia terjengkang dalam posisi aneh dan kepalanya membentur tanah keras yang terbuat dari batu hijau. Gu Xi Jiu juga menghantam tanah dengan keras dan jatuh pingsan.

Semua orang tercengang.

"Ibu!" Akhirnya, Gu Tian Chao sadar dan berlari ke arah mereka. Dia mengangkat tangannya dan ingin mendorong Gu Xi Jiu menjauh. Tanpa diduga, sebelum tangannya meraih gadis itu, Gu Xi Jiu terus terguling dari atas tubuh Leng Xiang Yu dan akhirnya Gu Tian Chao meraih dada Leng Xiang Yu.

Karena Gu Tian Chao menggunakan terlalu banyak kekuatan, dia merobek sebagian besar baju Leng Xiang Yu sehingga payudara wanita itu pun terlihat….

Sekali lagi, semua orang pun tertegun.

Bab berikutnya