webnovel

Chapter 7

Unedited

Suara gitar dan dentuman drum yang seirama, diiringi dengan suara parau sang vokalis menyelimuti ruang kecil berwarna peach itu. Hari ini jadwal The Storm melakukan latihan mereka.

Minggu depan, mereka akan mengisi sebuah acara di salah satu stasiun TV ternama yang ada di Indonesia. Tiga lagu akan mereka bawakan dalam acara perayaan ulang tahun yang diselenggarakan oleh salah satu acara TV yang cukup terkenal di kalangan masyarakat itu.

Lagu pertama yang akan mereka nyanyikan sebagai pembuka perayaan ulang tahun itu adalah Merindukan Mu.

Lagu yang Brandon tulis terinspirasi dari istrinya, Sarah. Dan untuk dua lagu selanjutnya Brandon akan membawakan dua buah lagu yang belum lama ini dirilis mereka.

Merasa sudah cukup dengan latihan mereka kali ini, Brandon pun memutuskan untuk menyudahi sesi latihan mereka.

"Lo habis dari sini mau kemana, Ga?" Daniel bertanya sembari melepaskan gitarnya.

"Pulanglah, Dan. Emang elo, keluyuran mulu." ledek Angga menyeringai.

"Wah, ngeledek. Sialan lo, Ga. Gue bukan keluyuran, bro. Gue hanya memperluas jaringan perteman dan kekerabatan gue." Kila Daniel tidak terima disebut seperti itu oleh Angga.

"Halaaa.. Bilang aja kalo lo lagi nyari mangsa baru." timpal Angga tidak memercayai alasan Daniel.

"Idih... Tau aja lho, Ga." Daniel cengengesan karena ucapan Angga barusan telak mengenai sasaran.

"Kalo Erin tahu elo jadi begini pasti dia gak bakalan seneng, Dan."

Daniel mendengus, "Erin? Erin siapa maksud elo, Ga?" Daniel pura-pura tidak tahu.

"Dan, gue tau elo masih sakit hati soal Erin. Tapi elo tau juga kan, Erin gak bermaksud untuk nyakitin elo." Ferrel ikut menjelaskan.

"Gak bermaksud, Ferr? Kalo elo gak tau apa-apa, lebih baik lo tutup mulut lo itu." ujar Daniel sinis menatap Ferrel tidak suka.

Brandon yang dari tadi tidak bersuara hanya bisa mendesah dalam hatinya.

Ya, Daniel dan Erina kini sudah berpisah. Mereka tidak lagi berpacaran.  Saat Daniel dan Erin berpacaran, Brandon bisa melihat bahwa Daniel benar-benar menyayangi Erin. Sahabatnya itu memperlakukan Erin dengan begitu lembut dan penuh  perhatian. Ferrel dan Angga bahkan sampai tidak percaya sahabat mereka bisa berubah menjadi bucin. Budak cinta seperti itu.

Sebab itu, Brandon, Sarah, Angga dan Ferrel sampai mengingikan mereka berdua untuk mengikuti jejak ia dan Sarah. Menikah. Namun sayang, keinginan mereka harus kandas bersamaan dengan putusnya hubungan Daniel dan Erin.

Putus dari Erina menyebabkan Daniel uring-uringan. Dia melampiaskan rasa sakitnya dengan cari mabuk-mabukan dan bermain perempuan. Kelakuannya itu lebih parah dari sebelum dia mengenal Erin.

"Kalian pada laper, enggak? Perut gue keroncongan nih," sahut Brandon mengubah pembicaraan.

"Gue, Brand." Angga mengangkat tangan kanannya. Ikut menyetujui ucapan Brandon.

"Elo berdua gimana?" tanya melirik Daniel dan Ferrel.

Ferrel dan Daniel saling bertatapan dan akhirnya menganggukan kepala.

"Oke. Kalian maunya dimana?"

"Tempat biasa aja, Brand."

"Pada bawa mobil sendiri kan?"

"Yoii.."

Mereka berempat pun sambil mengendarai mobil mereka masing-masing tancap gas ke restoran yang sudah mereka putusakan.

Setibanya di tempat makan, Brandon teringat ada sesuatu yang ingin ia katakan pada Daniel. Sembari menunggu makanan mereka, Brandon memutuskan untuk menyampaikan permintaannya.

"Oiya, ada yang pengen gue omongin sama elo, Dan."

"Apaan?" Daniel memasang muka penasaran menatap Brandon.

"Gini. Brayson dan Brayden bentar lagi kan bakalan di baptis. Gue pengen elo jadi wali baptis Brayson."

"Gue, Brand?"

"Lo bisa kan, Dan?"

"Bisa banget, Brand." Daniel dengan senang hati menerima tugasnya. Dia sampai menunjukan gigi-gigi putihnya, tersenyum sumringah ke arah Brandon.

"Gue juga pengen jadi wali Baptis Brayson." ujar Angga dengan bibir dimanyunkan.

Brandon hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan ucapan Angga yang main-main itu.

Dari keempat anggota The Storm, Brandon dan Daniel menganut agama yang sama. Karena itu dia meminta Daniel untuk menjadi wali baptis dari anak sulungnya.

Untuk Brayden, Sarah memberikan kepercayaan kepada kedua sepupunya sebagai orang tua baptis dari anak bungsu mereka.

"Thanks, Dan."

"Gak masalah, Brand."

Tak berapa lama makanan yang ditunggu-tunggu mereka pun datang. Karena perut Brandon dari tadi sudah keroncongan, ia dengan cepat langsung melahap makanannya.

"Btw guys, ada yang punya rencana liburan ke luar negeri kaga?" tanya Angga di sela-sela mereka makan.

"Liburan, Ga? Mang kenapa elo nanya-nanya?" Daniel mendongak dari makanannya dan memandangi Angga.

"Yah pengen liburan aja, Dan. Bosan gue di Jakarta mulu. Pengen refreshing.  Jalan-jalan."

"Gue juga pengen liburan, Ga. Elo rencana maunya kemana?" sambung Ferrel antusias.

"Jepang, Ferr. Elo emangnya mau pengen liburan kemana?"

"Gue sih pengennya ke Korea, Ga." balas Ferrel santai.

"Yaelah, Korea. Ngapain lo ke Korea? Pengen lia oppa-oppa ganteng, Ferr? Gak usah jauh-jauh ke Korea. Depen lo ini mukanya gak kalah jauh dari oppa-opa elo itu." sindir Daniel setengah bercanda yang tempat duduknya berhadapan langsung dengan Ferrel.

"Pengen muntah gue, Dan." timpal Angga sembari berakting ingin muntah.

"Biadab lo, Ga."

"Kalo ngomong ngaca dulu, Dan."

"Elo tuh yang perlu ngaca,"

"Udah. Dan di kaca gue liat muka Choi Siwon." ledek Angga menyeringai puas.

"Wadowww. Choi Siwon? Emang elo tau siapa dia?"

"Taulah. Gue follow ig babang Siwon kali, Dan."

"Anjrittt, Ga...."

Pertengkaran kecil seperti ini sudah biasa dilakukan Angga dan Daniel. Hal-hal sepeleh bisa menjadi topik perdebatan mereka. Meski begitu, Brandon kadang heran dengan kedua sahabatnya itu. Sudah dewasa tapi sifatnya kadang masih kekanak-kanakan. Lihat saja sekarang ini.

Tapi jujur saja, perdebatan dan celotehan seperti ini sebenarnya adalah hiburan kecil bagi mereka berempat. 

Berhubung Brandon sedang menikmati makanannya, ocehan Angga dan Daniel sangatlah terdengar mengganggu di telinganya. Tidak tahan mendengar percekcokan Daniel dan Angga yang tidak berfaedah itu, Brandon akhirnya menghentikan makannya.

"Keluarga gue juga rencananya pengen liburan ke Korea, Ferr. Mm, Sarah pengen banget liburan kesana."

Daniel dan Angga yang tadinya sedang bercekcok seketika terdiam dan termegap-megap.

"Serius lo? Kalo begitu gue ikut elo aja. Kita sama-sama ke Korea. Gimana?"

"Oke. Nanti gue omongin sama Sarah."

"Wah, Brand. Gue juga dong. Gue pengen juga liburan ke Korea." sahut Daniel yang kini perhatiannya sudah tertuju pada obrolan Ferrel dan Brandon.

"Oy. Oy. Jangan lupain gue. Gue juga. Kapan lagi kita berempat liburan bareng." sahut Angga tidak mau kalah.

"Kalian gak papa liburan bareng Sarah dan Brayson?"

"Gaklah, Brand. Lebih asik malah kalo kita-kita liburan bareng Sarah dan Brayson. The more the merrier, kan? Bener gak, Ga, Ferr?"

"Bener kata, Daniel." balas Angga cepat.

Brandon memandangi ekspresi sahabat-sahabatnya itu sesaat kemudian mengangkat bahunya.

"Yasudah. Kalo kalian pada enggak ngerasa terganggu dengan keberadaan Sarah dan Brayson nanti gue omongin ke Sarah."

"Sip dah."

****

Bab berikutnya