webnovel

Bab 65 Rasa?

"Lihat wajah mu, sangat pucat hampir sama dengan gadis tak berdaya itu". Goda David dingin. "Katakan apa yang kau lakukan pada gadis itu? Kau membuatnya sangat buruk Adam. Dia masih belia, apa kau tidak pernah berhenti membuatnya lelah?!.

"Tutup mulut mu! Jangan ikut campur urusan ku Dav!. Geram Adam

"Kau benar... Aku tidak bisa ikut campur urusan mu. Tapi ayo lah, dia gadis polos Adam. Geram David sedikit frustasi melihat tingkah sahabatnya.

Simon melangkah kearah sofa, ikut duduk bergabung bersama dua sahabatnya yang tengah berargumen. Menuangkan kopi yang memang sudah tersedia di ruang kerja dr. Abraham. Untuk Adam, David, dan dirinya. Setidaknya mereka bertiga dapat sedikit rileks mendapatkan asupan gula dan caffeine dari secangkir kopi panas dimalam hari. Ya... malam ini akan terasa panjang. Terlihat Adam langsung mulai menyesap kopinya dengan nikmat.

"Kau tidak pernah seperti ini sebelumnya". Ucap Simon datar. "Entah bahasa apa yang cocok, kau sedikit terobsesi atau posesif mungkin? Bahkan... Ehmm... Maaf... Lau... Ra... tidak kau perlakukan seperti ini, bahkan menyentuhnya pun tak berani kau lakukan".

Adam meletakkan cangkirnya dengan kasar. Beralih menatap Simon dengan tajam, tak suka. "Jangan sebut nama wanita itu, dan jangan pernah kau membanding-bandingkan mereka berdua... Meraka orang yang berbeda!". Desis Adam geram.

"Ehmm... Ok! Aku tidak membandingkannya". Simon tersenyum kecut, melihat tanggapan Adam. "Tapi lihat apa yang telah kau perbuat dengan gadis belia itu hah?" Pingsan di area perbukitan di malam hari yang dingin dengan hanya mengunakan piyama tipis tanpa baju hangat dan tanpa alas kaki. Oh God, dimana akal mu Adam!.

"Aku tidak melakukan apa-apa! Hanya salah paham...". Ucapnya lemah.

"Salah paham? What? Samapi dia kabur dari mansion dengan keadaan seperti itu?!" Tak percaya. "Dulu... Laura kau perlakukan bak porselin mewah tak tersentuh, bagaimana bisa gadis polos seperti Jade kau perlakukan seperti pelampiasan?".

Adam mengerang frustasi sambil mengacak rambutnya yang tertata rapi menjadi berantakan. "Bisakah kau tidak menyebut nama Laura! Kau membuat ku sakit kepala Simon!"

Simon dan David hanya tersenyum sinis. "Kau masih mengharapkan Laura?"

Itu Pertanyaan telak yang di dapatkan Adam. "Kalian bosan hidup?!".

"Ok fine! Sekarang kita fokus saja pada jade". Hening sejenak. "Jawab pertanyaan ku, apa saja yang kau perbuat dengan gadis itu? Tanya David.

Adam mengusap wajahnya dengan kesal, Kesal mendapatkan pertanyaan itu-itu saja. "Aku tidak melakukan apa-apa ok!". Namun hanya di balas dengan tatapan tajam tak percaya oleh kedua sahabatnya. "Arrgh! Ok! aku... aku merasa sedikit terobsesi kepada gadis itu. Kalian tau... rasanya... seperti tidak ingin berhenti. Aku hanya ingin menyentuhnya dan merasakannya terus dan terus. Jadi... Aku...

"Jadi kau mau katakan bahwa setiap malam kau hampir tidak memberikannya waktu untuk beristirahat?!. Oh my Lord! Geram Simon dengan tatapan tajam.

Adam menghindari tatapan tajam milik Simon.

"Aku baru berberapa hari bersamanya, aku masih belum puas". Gumam Adam tak jelas.

Simon menarik nafas dalam-dalam. "Adam, dia gadis belia, polos dan kau mengambil keperawanannya. Catat! dengan paksa! Kau bisa terkena tuduhan pidofile, pemerkosaan! Itu kasus berat, kau tau itu kan!". Kecam Simon.

"Aku tau!". Adam menyela dengan keras, frustasi dengan keadaanya. "Tapi... hah! Kalian tidak tau rasannya!.

"Betul aku atau David tidak tau rasanya. Rasa seorang gadis dan masih virgin. Karena kami selalu bermain dengan wanita dewasa yang sudah memiliki pengalaman dan setidaknya dapat mengimbangi permainan kami. Kau? Kau maniak namun memaksakan permainan nafsu mu dengan seorang gadis polos?". Dahi Simon berkerut ngeri membayangkan nya. Dia tau betul bagaimana jam biologis sahabatnya yang satu ini.

Adam hanya diam mematung, tatapannya datar. Tidak dengan hatinya yang bergejolak tak tenang. Bersalah? Menyesal? Hanya Adam yang tau.

"Kenapa kau tidak mencari wanita lain yang lebih berpengalaman dan dapat mengimbangi permainan gila mu itu?!. Dan lepaskan gadis polos itu, Sialan Adam!

Dahinya mengkerut memikirkan perkataan Simon. Mencari wanita lain untuk memuaskan nafsunya? Adam tidak dapat memikirkan wanita mana pun, entah hanya sosok gadis itu yang dapat membakar tubuhnya secara spontan setiap berada dekat dengan Jade. Dia hanya mau sosok Jade, bukan sosok yang lain yang menyatu dengan tubuhnya.

"Tidak bisa kalau bukan dia!". Jangan kira aku tidak mencoba dengan wanita lain. Namun rasanya... Aneh..."

Simon dan David sama-sama melotot tak percaya memandang kearah adam.

"Dasar maniak! Semoga ada seseorang yang membawanya pergi jauh dari mu! Menghilang tanpa jejak sama seperti Lau... "

Belum sempat David menyelesaikan kalimatnya, dengan gerakan cepat Adam bangkit dari duduknya dan meraih kasar kerah kemeja yang di gunakan David. Mengangkatnya sampai berdiri sehingga wajah mereka saling bertatapan.

Wajah Adam merah padam dengan mata tajam yang menyiratkan kemarahan. "Mati! Siapa pun yang berani mengambil Jade dari tangan ku akan kupastikan mati dengan kedua tangan ku sendiri!".

Bab berikutnya