webnovel

Memesan Pemburuan

Editor: Wave Literature

Kedua mata yang dipenuhi aura pembunuh itu sangat mengerikan...

Hanya satu lirikan saja membuat hati sang pria paruh baya menjadi goyah, dan membuat kedua kakinya lemas. Tatapan itu, nafsu ingin membunuh, bahkan tidak dia temukan dari kakaknya sendiri... dia tidak pernah setakut ini!

Siapa yang akan percaya!? Seorang Master Bela Diri yang bermartabat, merasa ketakutan dan ingin kabur dari seorang bocah yang bahkan tidak memiliki kekuatan mistik apapun?

Tapi itulah kenyataannya! Dia tahu betul kalau dia tidak pergi saat itu juga, mereka tidak akan bisa hidup!

Ketika Feng Jiu melihat sang pria paruh baya menarik paksa si gadis untuk kabur, dia merasa kebingungan. [Bukankah pria itu sendiri yang bilang kalau dia bukan tandingannya? Kenapa malah kabur? Dia pikir setelah menghabisi para penjaga, dia bisa bertarung lagi dengan pria itu!]

Belati di tangannya bergerak membentuk seperti busur, dan menyayat leher pria yang terakhir. Darah mengalir deras dari luka itu, dan sang pria terbaring di tanah.

Melihat ke arah lebih dari sepuluh badan pria di atas tanah, kedua matanya masih datar tanpa ekspresi, tanpa sedikit pun rasa kasihan.

Feng Jiu selalu hidup dalam prinsip "kalau kamu tidak menggangguku, aku tidak akan mengganggumu". Karena itu, untuk orang yang ingin mengambil nyawanya, dia tidak akan menunjukkan sedikit belas kasihan sedikitpun.

Dia mengambil Cosmos Sack dari pinggang lelaki muda itu, namun dia tidak bisa membukanya. Memikirkan tentang hal ini, dia teringat kalau membuka benda seperti itu membutuhkan seseorang yang memiliki kekuatan mistik. Karena dia tak memilikinya, sudah jelas dia tidak akan bisa membukanya.

Tetapi, dia menemukan bara yang menyala dari tubuh para penjaga, dan dia memasukkannya dalam bajunya bersama dengan Cosmos Sack itu, sebelum dia sadar kalau dia melupakan seseorang.

"Dimana paman itu? Jangan bilang kalau dia pergi lagi?" Dia melihat sekelilingnya, dan berteriak beberapa kali: "Paman? Paaaman?" saat dia berjalan sedikit jauh ke depan, dia hanya menemukan area yang dipenuhi oleh bangkai binatang buas.

"Daging..." kedua matanya berbinar saat dia melihat bangkai-bangkai di atas tanah, hampir mengalirkan air liur. Yang Feng Jiu pikirkan saat ini, hanyalah penampilan dan aroma dari daging berair yang terpanggang.

Feng Jiu mengusap perutnya dan menelan ludah. Dengan segera dia mengeluarkan belati, lalu dia memotong seluruh kaki belakang binatang itu, dan membawanya sambil mencari tempat yang bagus untuk menikmati daging panggangnya.

"Kakak!"

Gadis muda itu berlari ke depan, dan memeluk tubuh kakaknya sambil menangis pilu. "Bagaimana aku akan memberitahu Ayah saat tahu kau kembali dalam keadaan mati.? Kakak... kenapa kamu mati seperti ini... Hiks..."

Ketika melihat delapan belas penjaga kan terpilih sudah mati, dan bahkan keponakannya kehilangan nyawa di sini, mata pria paruh baya itu dipenuhi kesedihan yang tak bisa dilukiskan. Salah satu tangannya mengepal dengan erat, dan tangan lain yang terluka hanya menggantung, tanpa bisa mengeluarkan tenaga.

"Ying Rou, bawa tubuh kakakmu kembali, dan kubur ia dengan layak. Kita pasti akan membalaskan dendam untuk apa yang terjadi hari ini!"

Gadis itu mengusap wajahnya dan berkata sambil terisak: "Paman Kedua, si pengemis kecil itu berada di Hutan Sembilan Jebakan! Kalau kita pergi sekarang, bagaimana kita bisa balas dendam? Setelah keluar dari hutan ini, kita bahkan tak tahu akan mulai mencarinya darimana!"

"Tidak, kita tidak perlu melakukannya sendiri. Saat kita kembali, aku akan pergi ke Guild prajurit bayaran lalu melakukan sayembara untuk menangkap pengemis itu, dan seseorang pasti akan memenggal kepalanya!"

Ketika dia mengucapkan kalimat itu, suaranya dipenuhi rasa muram dan matanya menunduk. Dia melihat tangannya yang tidak bisa bergerak dan rasa ingin membunuhnya semakin kuat. Namun dia sadar kalau pengemis kecil itu bukanlah tandingannya!

Mendengar perkataan tadi, sang gadis mengusap air matanya sekali lagi, dan membawa tubuh kakaknya di punggungnya. Saat itulah dia tersadar bahwa Cosmos Sack milik kakaknya telah hilang dan dia berkata: "Paman Kedua, orang itu mengambil Cosmos Sack milik Kakak-ku!"

"Itu lebih baik! kita jadi punya lebih banyak cara untuk menemukannya!"

Pria paruh baya itu menatap dengan keji ke arah pepohonan. Walaupun perjalanan mereka kesini untuk mencari binatang mistik, tapi sudah jelas, mereka tidak dalam kondisi yang baik untuk melanjutkan perjalanan ke dalam hutan.

Dan untuk bocah itu, dia berjanji, dia akan membuat kehidupannya seperti di neraka!

Bab berikutnya