webnovel

Clara POV.

Aku duduk dengan tegang menghadap laki-laki tua di hadapanku. Adrian Malven Aroyan, begitulah dia menyebut namanya, panjang jika dibandingkan dengan nama anaknya, Dave Aroyan. Ya, dia ayah dari Dave, mantan suamiku yang rada jahat, aku menyebutnya rada jahat karena orang yang saat ini duduk di hadapanku jauh lebih jahat dibanding mantan suamiku.

"Kenapa tidak kamu minum sayang? Teh akan enak kalau dinikmati selagi hangat" ujarnya.

"Maaf, tapi saya lebih terbiasa menikmati es teh dari pada teh hangat" ujarku.

Tawa keras dan nyaring langsung keluar dari mulut pak tua itu, perpaduan antara tertawa karena lucu dan juga merendahkan, memangnya ada yang salah dengan es teh?

"Ah, dasar, papa sampai lupa kalau orang Indonesia terbiasa menikmati teh dingin dari pada teh hangat karena sudah sangat lama papa tidak kemari" ujarnya setelah selesai tertawa. Aku hanya diam tidak berniat menanggapi.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com

Bab berikutnya