webnovel

Kamu Berusaha Mengikatnya

Pintu terbuka lebar dan langkah kaki yang pelan dan mantap terdengar menggema.

"Keluar!" perintah orang itu saat melihat ruangan yang sepi. "Apa yang kalian lakukan? Bersembunyi di balik sofa seakan aku akan membunuhmu. Menyebalkan!'

Feng Cang dan Feng Xiu mendengus sebal lalu berdiri dan kembali ke tempat semula, tidak memperhatikan orang yang baru saja datang.

Feng Jun terdiam sesaat sebelum memutuskan untuk mengikuti mereka berdua.

"Kenapa kalian memulainya lebih awal dari biasanya?" tanya orang itu terlihat kesal. "Apa kalian tidak mencintaiku lagi? Jahat!"

Feng Cang: "..." Tak tahu malu.

Feng Xiu: "..." Makhluk ini selalu menyebalkan! Dia terlambat dan menuduh kalau kami memulainya lebih awal!?

"Sayangku, selamat tahun baru!" ucap pria itu sambil menyeringai lebar. "Aku harap kamu tidak mati terlalu cepat atau aku akan mengikutimu hingga ke dasar neraka!"

Feng Xiu tak bisa berkata-kata saat mendengar ucapan selamat ulang tahun Setan yang tidak biasa.

"Apa yang terjadi dengannya?" tanya Setan saat merasa ada yang tidak benar.

"Merindukan Feng An" ucap Feng Jun.

Kilatan berbahaya muncul di mata Setan meskipun hanya sekilas. "Ah, begitu."

"Dimana hadiahmu?" tanya Feng Xiu.

"Hadiahku kejutan, dibuka terakhir," ucap Setan arogan.

Mereka bertiga mengangguk apa adanya. Biarkan pria itu melakukan apa yang dia mau. Kita tidak akan bisa menghalanginya kalau dia ingin.

Pertama, Feng Cang membuka hadiah dari Feng Jun. Semua orang memasang wajah penasaran yang dibuat-buat, kecuali Feng Jun dan Setan yang memang selalu berwajah datar. "Tas."

Feng Xiu terdiam. "..." Ah, sesuai tebakanku. Itu terlalu kebetulan.

Feng Cang membuka tasnya dan semua orang tercenung.

Sebenarnya, itu bukan hanya sekedar tas... Itu penuh dengan uang!

"Aku tidak tahu apa yang kamu sukai. Belilah sendiri," ucap Feng Jun sambil menyesap tehnya.

Semuanya terdiam. Aku merasa adegan ini tidak asing... Bukankah ini seperti percakapan ayah kaya raya dan anak gadisnya?

"Terima kasih, Senior Pertama," ucap Feng Cang sedikit kikuk.

Feng Jun mengangguk.

"Ah! Ah! Ayo, buka hadiahku!" seru Feng Xiu buru-buru. "Aku ahli menangkap hati gadis. Kamu pasti menyukai hadiahku!"

Feng Cang tak mengatakan apapun dan langsung membuka kotak hadiah di depannya.

"Ini..." Feng Cang menatap isi kotak di depannya. Aksesoris, gaun, alat kecantikan... Semua ini barang-barang khas gadis dan semuanya serba berwarna merah muda!!

"Little Junior, biarkan aku berkata jujur padamu kali ini saja! Kamu cantik asalkan kamu menghapus sampah di wajahmu dan akan lebih cantik lagi kalau kamu berdandan seperti gadis normal," ucap Feng Xiu sambil menekan setiap kata.

Itu benar. Feng Cang cantik asalkan dia melakukan hal-hal yang dilakukan orang normal. Tetapi, kenyataannya, keadaan tidak memungkinkannya untuk menjadi normal. Dia diharuskan berkelahi, melakukan transaksi gelap, bahkan membunuh untuk bertahan hidup. Sampai Feng Cang sendiri lupa bahwa dia juga seorang gadis.

"Senior Kedua..." Feng Cang menatap Feng Xiu dalam-dalam.

"Ah?"

"Terima kasih."

Feng Xiu merasa hatinya yang biasanya mati rasa terasa hangat saat melihat mata Feng Cang yang biasanya dingin tiba-tiba berkabut.

"Ah, ya, ah, bukan masalah," ucap Feng Xiu sambil menyentuh hidungnya kikuk.

"Sudah?" Suara serak Setan memecah keheningan. Kemudian dia menepuk kedua tangannya dan pintu terbuka, memperlihatkan seorang pria yang berdiri tegap.

"Jangan katakan kalau hadiah untuk Little Junior itu dia?" Feng Xiu menatap Empat belas, salah satu tentara elit Setan, yang masih berdiri. Apa Setan mau memberi Feng Cang seorang... budak?

Feng Jun menatap Feng Xiu dengan tatapan jijik. "Gunakan otak kecilmu itu."

Empat belas tak menghiraukan Feng Xiu dan langsung menghampiri Setan untuk menyerahkan koper di tangannya.

"Berikan padanya," perintah Setan sambil menunjuk Feng Cang yang duduk di seberangnya dengan dagunya.

Feng Cang: "..."

Jika kamu mengelilingi dunia, sangat kecil kemungkinan bagimu untuk menemukan seseorang yang lebih arogan dan lebih tidak masuk akal di bandingkan Setan.

Bahkan tokoh antagonis novel sebelah jauh lebih baik dibandingkan dia.

Empat belas menyerahkan koper ke tangan Feng Cang.

Feng Cang mengamati koper itu dengan hati-hati. Itu koper biasa, tidak dibungkus kertas kado, tidak ada tulisan apapun.

Setan bukan orang normal, dia tidak akan melakukan hal-hal normal. Kalau dia melakukan hal yang normal, itu berarti sangat tidak normal.

Dan koper ini... terlalu normal. Dia tiba-tiba memiliki firasat buruk!

"Buka!" perintah Setan.

Feng Cang mengamati wajah Setan diam-diam.

Wajah pria itu benar-benar serius. Dan aura membunuh yang selama ini selalu dia sembunyikan dari Feng Cang secara susah payah agak bocor.

Feng Cang membuka koper itu dengan tatapan rumit, diam-diam khawatir tentang hadiahnya.

Feng Xiu dan Feng Jun tidak bisa menahan rasa penasarannya, diam-diam mengintip koper di tangan Feng Cang.

Saat Feng Cang melihat isi koper itu, dia tahu firasatnya tidak akan pernah salah. Dia mengalihkan pandangan ke arah Setan yang sedang mengerutkan kening.

"Little Feng," panggil Setan dengan suara rendah.

Bulu kuduk Feng Cang berdiri saat mendengarnya.

"Jadi milikku."

Feng Cang terdiam. Ini jelas bukan pertanyaan, ini pernyataan.

"Apa kamu memberiku kesempatan untuk menolak?" tanya Feng Cang sambil tersenyum meski dalam hati dia ingin memukuli pria ini. Matanya menatap cincin kecil dan halus yang ada di dalam kotak. Itu tembus pandang dan jelas terbuat dari berlian mahal.

"Apa kamu pikir aku akan memberimu?" Setan balik bertanya.

"Tentu saja tidak."

"Nah, kamu tahu sendiri."

"Aku tidak mau menjadi milikmu," ucap Feng Cang tegas.

"Kalau begitu jadi pacarku," sahut Setan.

"..." Feng Cang merasa bahwa kesabaran yang sudah dia kumpulkan sepanjang hidupnya habis.

"Baik. Tetapi, jangan lupa perjanjian empat tahun lalu!" Feng Cang mengingatkan.

Setan mengangguk puas. "Sayangku, tenang saja! Aku pria yang menepati janji."

***

Feng Jun menatap pria yang berjalan di depannya dengan tatapan dalam.

"Setan."

"Kamu berusaha mengikatnya," ucap Feng Jun mengungkapkan pandangannya.

Setan terkekeh pelan. "Jadi apa?"

"Feng Cang tidak semudah itu," ucap Feng Jun.

Gadis itu selalu memberontak dan Setan ingin semua hal selalu berada di bawah kendalinya. Pada dasarnya, mereka berdua tidak cocok.

"Lalu apa kamu pikir aku akan membiarkannya pergi begitu saja?"

Feng Jun menatap Setan dalam.

Semua orang selalu takut dan menghormati Setan sebagai penguasa bawah tanah yang kejam, semua orang selalu berusaha menjilatinya karena dia pebisnis yang jenius. Mereka menganggap Setan hidup dengan baik dan bahagia. Tetapi, pada kenyataannya...

"Apa yang kamu pikirkan?! Jangan hanya diam di situ! Kembali bekerja!" Setan menatap Feng Jun tajam.

Feng Jun mengangguk dengan wajah lurus tapi dalam hatinya dia tidak tahu harus tertawa atau menangis. Orang ini benar-benar... menyebalkan!

Setan terus menatap punggung Feng Jun yang menjauh hingga menghilang di tikungan sebelum mengambil ponselnya.

"Halo?"

"Singkirkan kiriman dari Feng An!" perintah Setan. "Jangan sampai gadis itu melihatnya!"

"Baik!"

"Dan satu hal lagi," tambah Setan. "Jangan biarkan Feng An kembali sampai besok!"

"Tapi misi dia seharusnya sudah selesai," ucap suara di ujung telepon ragu.

"Kenapa kamu begitu bodoh?!" bentak Setan tak sabar. "Beri dia misi lagi! Yang lebih sulit dan lebih jauh!"

"B-baik!"

Setan mendengus kesal lalu mematikan telepon. Dia memandangi sebentar layar ponselnya, itu gambar Feng Cang yang diambil tadi secara diam-diam.

"Kenapa kamu begitu memperhatikan pria itu?" tanya Setan kesal. "Semakin kamu menyukainya, semakin aku akan membuatnya kesulitan."

Setan terdiam sesaat sebelum kembali menekan nomor panggilan.

"Halo, ada ap-"

"Pindahkan markas ke negara T," sahut Setan, tidak memberikan orang di ujung telepon kesempatan untuk berbicara dan segera menutup panggilan.

"Sayangku, tunggu aku!" bisiknya lalu terkekeh pelan.

Bab berikutnya