webnovel

Istana Kuning Pertarungan

Editor: Wave Literature

"Hum!"

Liu Chuanshen mendengus, ia berjalan dengan tangan yang diletakkan di belakang pinggul dan berkata pelan, "Anak kurang ajar, kau telah benar-benar mempermalukan Bank Pasar Bela Diri. Sekarang, minta maaf pada Nona Shan!"

Liu Chengfeng mendengar apa yang dikatakan oleh Liu Chuanshen yang tiba-tiba berada di sana. Ekspresi wajahnya seketika berubah pucat, itu berhasil mengikis ekspresi angkuh dan sombong yang ia perlihatkan sebelumnya.

"A… Ayah… aku hanya ingin bercanda dengan Xiangling. Aku akan minta maaf padanya sekarang juga…" Liu Chengfeng sangat ketakutan dengan perkataan ayahnya.

Melihat anaknya bertingkah seperti itu, pikiran Liu Chuanshen sangat jengkel dan tidak karuan. Ia sangat kecewa namun hanya bisa menggelengkan kepala, lalu berkata, "Pangeran Kesembilan, saya minta maaf atas perilaku kurang ajar anak saya. Mari kita pergi ke Lapangan Pasar Bela Diri!"

Dengan Liu Chuanshen yang berjalan di depan – Zhang Ruochen, Putri Kesembilan Komandan, dan Shan Xiangling tiba di Lapangan Pasar Bela Diri tidak lama setelah itu.

Lapangan Pasar Bela Diri adalah seperti lautan manusia. Di sana terdapat banyak ksatria yang luar biasa terlihat di segala penjuru.

Tetapi banyak juga ksatria yang memiliki tingkat pengolahan yang rendah. Mereka berdiri di luar arena Lapangan untuk melihat dan belajar dari para ksatria yang lebih kuat.

Liu Chuanshen menuju ke istana paling dalam dari Lapangan untuk mengendalikan bisnis penting sesaat setelah ia tiba di Lapangan Pasar Bela Diri.

Zhang Ruochen, Putri Kesembilan Komandan, dan Shan Xiangling memasuki Istana Kuning Pertarungan.

Istana Kuning Pertarungan adalah sebuah bangunan kuno enam lantai. Setiap lantai dilengkapi dengan 360 bangku penonton, dan setiap bangku memiliki pandangan yang jelas terhadap pertarungan yang terjadi di tengah-tengah Lapangan.

Siapapun yang membayar 10 koin perak, ia akan mendapat izin masuk Istana Kuning Pertarungan.

"Saudara kesembilan, apa kau benar-benar ingin bertarung? Tingkat pengolahanmu saat ini belum cukup kuat. Terdapat sebuah jarak yang teramat jauh antara kau dan seorang Ksatria Peringkat Kuning." kata Putri Kesembilan Komandan.

Putri Kesembilan Komandan bukan bermaksud meremehkan Zhang Ruochen. Ia khawatir kepada Zhang Ruochen, karena ia benar-benar mengerti bagaimana kejamnya Lapangan Pasar Bela Diri. Tidak ada ksatria lemah yang berani bertarung di Lapangan.

Shan Xiangling menambahkan, "aku mendengar bahwa para ksatria harus menandatangani Perjanjian Hidup dan Mati sebelum mereka memasuki Lapangan. Karena para ksatria yang ada di Lapangan benar-benar keji. Sebagian besar ksatria di sana ingin menjadi terkenal dengan hanya satu kali pertarungan, maka dari itu mereka bertarung secara brutal. Satu kesalahan kecil yang diciptakan oleh para ksatria yang lebih lemah dapat berakibat fatal, lebih-lebih mereka juga bisa mati!"

"Tidak apa-apa! Saudara kesembilan, kau bisa bertarung nanti ketika tingkat pengolahanmu sudah berada di Puncak dari Alam Kuning! Kau bisa minta uang kepada Ayah untuk membeli sebuah peralatan menempa. Dengan talenta yang kau miliki, aku yakin Ayah akan memberimu seratus ribu koin perak." Putri Kesembilan Komandan mencoba memperingati.

Zhang Ruochen menjawab, "Kita akan lihat dan saksikan!"

Pada saat itu, seorang ksatria berumur sekitar 30 tahunan sedang memasuki Lapangan. Ia membawa sebuah tombak merah yang terlihat menyala, lalu berkata, "Aku adalah Nie Heng, murid pertama dari Perguruan Tianhe. Ini adalah pertama kalinya bagiku berada di Istana Kuning Pertarungan. Siapa yang akan menjadi lawan pertamaku?"

Shan Xiangling berkata, "Aku pernah mendengar Nie Heng sebelumnya. Ia telah mencapai Puncak dari Alam Kuning sejak berusia 22 tahun. Ia telah berada di Puncak dari Alam Kuning selama 15 tahun, maka bisa dipastikan bahwa ia cukup kuat. Aku mengira ia akan memenangkan tujuh atau delapan pertandingan berturut-turut."

Terdapat jumlah yang tidak sedikit dari Perguruan maupun Padepokan di Daratan Kunlun. Beberapa Perguruan kecil bahkan memiliki ratusan murid.

Beberapa Perguruan besar memiliki satu juta pengikut bahkan lebih, mereka semua menguasai dunia Seni Bela Diri yang tersebar di banyak commandery-commandery. Maka, mereka benar-benar memiliki kekuatan yang mumpuni.

Oleh karena itu, para Perguruan dan kerabat-kerabat mereka dibedakan menjadi tiga kasta dan sembilan level.

Sebagaimana misal, Sekte Awan Merah adalah tempat asal Shan Xiangling dan Perguruan Tianhe adalah tempat asal Nie Heng, dimana Perguruan Nie Heng adalah masuk ke dalam Perguruan level tujuh.

Yunwu Commandery sendiri memiliki satu Perguruan level enam, lima Perguruan level tujuh, tujuh belas Perguruan level delapan dan Perguruan level sembilan yang tidak terhitung jumlahnya.

Setiap Perguruan dipimpin oleh kekuasaan pusat.

Jika ada sebuah Perguruan yang tidak patuh terhadap itu, maka mereka akan diburu dan di bumihanguskan.

Putri Kesembilan Komandan berkata, "Tingkat pengolahan Nie Heng memang cukup kuat. Namun, ada beberapa lagi ksatria yang lebih kuat di Istana Pertarungan. Maka aku mengira ia hanya mampu menang sebanyak enam kali berturut-turut."

Shan Xiangling berkata, "Menyoal itu, mari kita bertaruh!"

"Ayo!"

Putri Kesembilan Komandan dan Shan Xiangling menuju ke tempat tertinggi bangku penonton dari Istana Kuning Pertarungan, mereka berdua ingin memasang taruhan.

"Aku bertaruh 1.000 koin perak bahwa Nie Heng hanya mampu memenangkan pertarungan enam kali berturut-turut." Putri Kesembilan Komandan mengambil sebuah Kristal Suci dan meletakkannya di meja yang diberi tanda dengan angka "6".

"Aku bertaruh 500 koin perak bahwa Nie Heng akan memenangkan delapan pertarungan berturut-turut." Shan Xiangling meletakkan koin-koin perak di atas meja yang memiliki tanda dengan angka "8".

"Maka aku akan bertaruh di tengah-tengahnya!"

Zhang Ruochen juga tertarik untuk ikut taruhan dan meletakkan sebuah Kristal Suci di meja yang telah diberi tanda dengan angka "7".

Karena begitu banyak orang yang terlibat pertaruhan, potensi kemenangan mereka sama-sama tinggi di setiap angka yang dijadikan taruhan.

Nie Heng diyakini cukup kuat karena ada beberapa orang yang bertaruh di angka 10. Mereka yakin bahwa Nie Heng akan menjadi seorang ksatria Peringkat Kuning. Meskipun taruhan di angka 10 terbilang kecil daripada angka-angka lainnya, tetapi jika benar Nie Heng mampu menang sepuluh pertarungan berturut-turut. Maka mereka yang bertaruh di angka 10 akan mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat.

Ksatria pertama yang menantang Nie Heng terlihat seperti seorang ksatria yang berada di Tingkatan Akhir dari Alam Kuning.

"Boom!"

Nie Heng berdiri di tengah-tengah Lapangan, ia seketika berhasil mengalahkan seorang ksatria hanya dengan satu gerakan.

"Ronde satu, menang!"

"Ronde dua, menang!"

"Ronde lima, menang!"

"Ronde enam, menang!"

Seluruh penonton yang ada di Istana Kuning pertarungan mulai mendengungkan nama Nie Heng karena ia berhasil menang enam kali berturut-turut. Ada juga beberapa ksatria yang berteriak kencang dari bangku penonton dan memuji-muji nama Nie Heng.

Karena itu adalah peristiwa yang langka di Istana Kuning Pertarungan jikalau seorang ksatria mampu menang enam kali berturut-turut dalam satu hari.

Maka lawan bertarung dari Nie Heng akan semakin kuat.

Hanya para ksatria yang memiliki rekor tujuh kali kemenangan berturut-turut di Istana Kuning Pertarungan yang memiliki kualifikasi yang cukup untuk menantang Nie Heng di ronde selanjutnya.

Bagaimana mungkin seorang ksatria lemah mendapatkan rekor seperti itu di Istana Kuning Pertarungan?

Maka kali ini, Nie Heng benar-benar mendapatkan lawan yang seimbang.

Huang Zhenlong, seorang ksatria tingkatan Puncak dari Alam Kuning, ia telah mendapatkan rekor tujuh kali kemenangan berturut-turut dalam tiga pertarungan yang berbeda. Sial bagi dia, tiga pertarungan selalu kalah saat memasuki ronde kedelapan. Namun setidaknya, ksatria ini memang cukup kuat.

Maka, Nie Heng bertarung melawan Huang Zhenlong satu jam lamanya. Sebelum akhirnya Nie Heng menggunakan teknik Kelas Rendah Tingkatan Manusia yakni "Tombak Salju". Teknik ini benar-benar mampu menembus pertahanan Huang Zhenlong dan mengenai dadanya, hingga akhirnya membuat Zhenlong terkapar di Lapangan.

Tetapi Nir Heng juga mengalami luka serius di bagian dalam tubuhnya oleh sebab serangan dari Huang Zhenlong.

Maka mulut seorang Nie Heng mengeluarkan darah.

Pada saat itu, seorang lelaki berusia 20 tahunan masuk ke dalam Lapangan dengan membawa kipas putih di tangannya, ia berkata santai, "Anda mendapatkan sebuah luka yang serius. Tidak ada kesempatan bagi Anda untuk memenangkan delapan kali pertarungan." Lalu lelaki ini melemparkan handuk pada Nie Heng.

Pertarungan tadi memang cukup sengit dan tidak ada kesempatan bagi para pertarung untuk beristirahat ataupun sempat mengobati luka mereka. Pertarungan harus tetap berlanjut.

Maka itu sangat sulit jikalau ada seorang ksatria yang mampu bertahan dan memenangkan sepuluh kali pertandingan berturut-turut.

Meskipun Nie Heng cukup kuat, namun Tenaga Chi miliknya terkuras separuh setelah ronde ketujuh, apalagi ditambah dengan luka dalam yang ia dapatkan.

Maka itu hampir mustahil baginya untuk dapat memenangkan delapan pertarungan.

Nie Heng mengatupkan giginya, ia menatap seorang lelaki yang membawa kipas putih tadi, lalu berkata, "Siapa bilang aku tidak mampu bertarung untuk ronde delapan? Memang siapa kau?"

"Hehe! Saya adalah Xue Bingsheng, dari Keluarga Menteri! Saya memiliki rekor delapan kali menang berturut-turut dalam dua pertandingan di Istana Kuning Pertarungan." kata Xue Bingsheng sambil tersenyum, ia mengipaskan benda di tangannya.

"Mari bertarung!"

Nie Heng mengumpulkan sisa-sisa Tenaga Chi miliknya, lalu menyalurkan itu ke dalam tombak panjang.

Tombak itu tiba-tiba bersinar dan ia menghunuskannya ke arah Xue Binsheng.

"Boom!"

Hanya dalam satu kedipan mata, Xue Bingsheng hilang.

Xue Bingsheng berlatih sebuah teknik menghindar dari Kelas Superior Tingkatan Manusia. Maka dalam sekejap, ia muncul kembali di depan Nie Heng. Ia mengibaskan kipas di tangannya, seketika Nie Heng terlempar ke belakang. Begitu banyak darah yang keluar dari mulut Nie Heng saat ia terlempar.

Xue Bingsheng menatap mayat yang tergeletak itu, lalu berkata, "Saya sudah bilang agar Anda menyerah, tetapi Anda tidak mau mendengarkan itu. Dasar bodoh!"

Seorang ksatria tingkatan Puncak dari Alam Kuning mati di tengah Lapangan hanya dengan cara yang seperti itu!

Keluarga Nie Heng langsung berlari menuju Lapangan, mereka menangis tersedu-sedu sambil membawa mayat itu keluar dari arena.

Tidak ada sesuatu yang perlu dibicarakan. Karena memang Nie Heng telah menandatangani Perjanjian Hidup dan Mati sebelum bertarung dengan para ksatria Lapangan.

Maka selalu ada beberapa ksatria yang mati di Istana Kuning Pertarungan setiap harinya. Itu bukan hal yang mengejutkan.

Sesungguhnya, Xue Bingsheng memanglah jauh lebih tangguh daripada Nie Heng, sampai-sampai Nie Heng tidak memiliki kesempatan sama sekali menyerang, dan yang terjadi adalah ia mati.

"Bodoh! Jika sudah mengerti bahwa terdapat begitu jauh jarak kekuatan antara mereka, seharusnya Nie Heng menyerah saja. Hidup masih terlampau indah dan sungguh tidak bijak jika sampai mengorbankan nyawa demi ketenaran." kata Putri Kesembilan Komandan sambil menghela nafas.

Shan Xiangling menggelengkan kepala, dan berkata, "Semestinya dengan talenta yang dimiliki oleh Nie Heng, ia dapat menjadi seorang Ksatria Alam Hitam setelah berlatih selama sepuluh tahun. Namun, begitu banyak ksatria yang memiliki talenta luar biasa dan akhirnya mati sia-sia di Lapangan."

"Wow! Saudara kesembilan, kau memenangkan pertaruhan. Coba lihat yang kau dapat." kata Putri Kesembilan Komandan.

"Ini adalah tebakan yang beruntung!" kata Zhang Ruochen yang sedari tadi memang cuma iseng mengikuti taruhan.

Meskipun Nie Heng mati di Lapangan, ia telah mendapatkan tujuh kemenangan berturut-turut.

Zhang Ruochen bertaruh satu buah Kristal Suci dan mendapatkan jumlah delapan kali lipat kemenangan.

"Hanya tentang waktu! Aku akan mencoba peruntunganku di Lapangan!"

Zhang Ruochen menandatangani Perjanjian Hidup dan Mati lalu membayar biaya masuk dengan sebuah Kristal Suci. Ia berjalan menuju Lapangan.

"Saudara kesembilan, aku tahu aku tidak bisa menghentikanmu. Tapi kau harus berjanji padaku bahwa kau harus menyerah jika bertemu dengan lawan yang jauh di atas kemampuanmu." Putri Kesembilan Komandan berkata dengan serius.

Putri Kesembilan Komandan percaya bahwa Zhang Ruochen hanya ingin mencoba dan merasakan suasana pertarungan di Lapangan, ia percaya bahwa Zhang Ruochen tidak akan bertindak bodoh.

Dengan tingkat pengolahan di Tingkatan Medium dari Alam Kuning, kemampuan milik Zhang Ruochen berbeda jauh dari Nie Heng. Ia hanya mampu menang tiga kali berturut-turut. Begitu Putri Kesembilan Komandan meyakini.

"Tenang! Aku tahu batasku!"

Zhang Ruochen tersenyum manis. Ia berjalan menuju Lapangan langkah demi langkah, ia terlihat sangat santai.

Pada saat ia berada di Lapangan, Istana Kuning Pertarungan seketika menjadi riuh.

"Siapa bocah lelaki itu? Berani-beraninya ia berada di Istana Kuning Pertarungan?"

"Mungkin ia ingin menjadi tenar! Begitu banyak ksatria muda mati di sini setiap bulan! Ceroboh!"

...

Pada saat itu, Liu Chengfeng berdiri di bangku tertinggi Istana Kuning Pertarungan, ia mengamati Zhang Ruochen. Ia mengembangkan senyum sinis dan berkata, "Haha! Kau memilih jalan ke neraka daripada ke surga. Jika kau mati di Lapangan, bahkan seorang Komandan Pangeran Yunwu pun tidak bisa melakukan apa-apa!"

Bab berikutnya