Li Qiye terus membacakan ayat-ayat itu kepada prasasti batu tersebut untuk waktu yang lama setiap harinya selama dia tinggal di Klan Tie.
Bujukan kura-kura tua itu akhirnya membuahkan hasil. Walaupun sikap Tie Lan masih sangat dingin terhadap Li Qiye, gadis itu tidak lagi berusaha mengusir Li Qiye. Ekspresinya jelas mengatakan bahwa dia sama sekali tidak menyambut tamu yang satu ini.
Tentu saja, Li Qiye sama sekali tidak peduli dengan ketidakramahannya karena semua perhatiannya tercurah pada prasasti batu ini. Di sisi lain, Tie Lan merasa aneh dengan Li Qiye yang selalu berdiri dan melamun atau membaca tulisan suci ke arah prasasti Klannya sepanjang hari.
Walaupun ada rumor yang mengatakan bahwa klan mereka memiliki gudang harta tersembunyi, tidak ada satu orangpun yang mengetahui kebenarannya. Bahkan sebenarnya, Tie Lan sendiri tidak mempercayai kabar itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com