webnovel

Pertempuran Dimulai

Editor: EndlessFantasy Translation

Hari ini adalah hari yang cerah dan indah. Awan berarak di atas Negeri Chu, sebagian menahan sinar matahari dan melembutkan sinarnya yang keras.

Cuaca seperti ini terasa sangat menyenangkan. Sesekali, hembusan angin lembut sepoi-sepoi bertiup, memberi perasaan yang menyegarkan.

Di balkon sebuah rumah besar yang mewah, selain Qin Wentian dan Chu Wuwei, beberapa siluet lainnya muncul. Dewa Mabuk, Chu Mang, serta seorang pria muda yang tidak dikenal. Ini adalah pertama kalinya Qin Wentian melihat pria ini, dan setelah pengantar Chu Wuwei, ia mengetahui bahwa pria ini juga berasal dari kekuatan yang dapat dianggap sangat tinggi di Negeri Chu - Klan Jiang.

Klan Jiang, serupa dengan Klan Mo, memiliki pengaruh dan kekuatan yang luar biasa, namun mereka adalah entitas independen yang berdiri sendiri dengan alasan netral yang tidak ikut campur dalam masalah Klan Kerajaan. Saat itu, ketika Chu Tianjiao ingin meminta dukungan Klan Jiang, ia ditolak. Tetapi tak disangka bahwa hari ini, keturunan Klan Jiang muncul di sini di rumah besar ini atas undangan Chu Wuwei.

"Jiang Huai, jika ayahmu tahu bahwa kau ada di sini atas permintaanku, dia pasti akan membenciku sampai mati." Chu Wuwei tertawa.

"Siapa suruh anggota klanku begitu keras kepala, menolak untuk mengirim orang untuk mendukungmu." Jiang Huai tertawa, namun kalimat biasa itu membuat Qin Wentian merasakan karisma Chu Wuwei. Pria muda ini pasti ada di sini karena ia mendukung Chu Wuwei; tindakannya mau tak mau memaksa Klan Jiang keluar dari posisi netral, suka atau tidak suka.

Pada saat itu, beberapa pelayan membawa beberapa tetabuhan berukuran besar dan menyangganya, membentuk dua baris di kedua sisi lapangan yang luas sebelum mereka mundur. Ekspresi kebingungan muncul di wajah Qin Wentian. Tetabuhan ini berkilauan dengan energi astral, apakah itu semua adalah satu set lengkap senjata dewa?

Senjata dewa yang kuat tidak harus berupa peralatan tunggal. Contohnya bisa berupa senjata dewa jenis pedang. Terkadang, satu set artefak senjata dewa yang lengkap bisa terdiri dari sembilan senjata dewa jenis pedang. Hanya dengan set yang lengkap itu baru senjata-senjata itu bisa melepaskan kekuatan sebagai senjata dewa. Tiga puluh enam tetabuhan di depannya ini menurut dugaan Qin Wentian harus menjadi satu set lengkap. Dengan begitu banyak senjata dewa jenis tetabuhan yang dikumpulkan bersama, kekuatan yang mampu dilepaskannya pasti sangat menakutkan.

Perlahan, Qin Wentian merasakan gelombang niat membunuh menembus udara. Ia menatap cakrawala di kejauhan, beberapa formasi pasukan berbaris dan meraung berbarengan. Pasukan bersenjata lengkap berkekuatan lebih dari seribu orang dan semua dilengkapi dengan tombak panjang, memancarkan aura amat buruk karena niat membunuh mereka jelas bisa terasa memancar keluar.

Pasukan ini berdiri di tengah lapangan yang luas, menatap ke atas balkon tempat Chu Wuwei berada. Dengan sebuah perintah yang diserukan dengan suara yang keras, para prajurit bergerak dalam satu kesatuan, menarik busur di punggung mereka sambil mengarahkannya ke atas. Mata mereka tajam menusuk ke arah Chu Wuwei, Qin Wentian dan kelompok orang yang berdiri di balkon.

Sementara pada saat yang sama, lebih dari sepuluh pendekar Yuanfu terlihat terbang di udara, lalu mereka berhenti di atas pasukan seribu prajurit itu.

Di antara pendekar Yuanfu itu, salah satu dari mereka berkata dingin, "Chu Wuwei, sebagai putra tertua Kaisar sebelumnya, kau ternyata berencana membantu para pemberontak, melakukan pengkhianatan terhadap Klan Chu yang agung. Ikuti aku untuk bertemu Yang Mulia."

"Kau ingin menaklukkanku hanya dengan sejumlah orang ini? Adik ketiga mungkin terlalu meremehkanku." Chu Wuwei tertawa sambil tetap duduk di sana, tampak tidak terganggu seperti sebelumnya. Tiba-tiba, suara berdecit terdengar ketika sejumlah siluet mengenakan pakaian putih terlihat berdiri di belakang masing-masing tetabuhan yang tersusun dalam dua baris di sisi lapangan. Ciri-ciri wajah pria berpakaian putih itu sangat biasa, karena mereka semua memancarkan aura yang sama. Keren, tenang dan biasa, jika seseorang tidak memperhatikan mereka atau memperhatikan dengan cermat, tidak ada yang akan merasakan kehadiran mereka.

"Tabuh Guntur Naga." Pimpinan para pendekar Yuanfu menarik napas dingin. Wajahnya masam ketika ia menyadari jenis tetabuhan itu. Tetabuhan ini adalah senjata dewa kelas atas legendaris tingkat tiga. Jika ada tiga puluh enam pendekar Yuanfu menyalurkan kekuatan dari ke tiga puluh enam tetabuhan itu, berapa pun banyaknya tentara yang mereka hadapi, selama lawan mereka berada di bawah tingkat keenam Yuanfu, mereka akan sepenuhnya musnah.

Pimpinan para pendekar Yuanfu itu memperlihatkan ekspresi yang sangat buruk di wajahnya ketika menatap Chu Wuwei. Chu Wuwei tampak setenang sebelumnya, perlahan-lahan menghirup anggurnya seolah-olah tidak ada yang bisa mengacaukan hatinya.

"Chu Wuwei, lihatlah sekelilingmu, lebih baik kau menyerah. Karena ikatan persaudaraan, Yang Mulia mungkin masih memaafkanmu atas apa yang telah kau lakukan," bujuk orang itu. Meskipun Qin Wentian tidak berdiri, ia masih bisa mendengar derap kuda perang dengan inderanya. Seluruh paviliun ini mestinya sudah dikelilingi oleh tentara musuh.

"Mengapa harus menyebabkan pertumpahan darah yang tidak perlu? Menyerahlah dan ikutlah denganku."

Chu Wuwei terus mengabaikan ucapan pemimpin musuh. Sebagai gantinya, ia tersenyum pada Qin Wentian, "Tunggu dan lihat, adik ketigaku akan segera muncul."

Setelah itu, Chu Wuwei bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju tepi balkon, menatap pemimpin musuh. "Paman Heng, tolong berhentilah. Jangan bergabung dalam kegilaan yang diciptakan oleh adik ketiga."

Chu Heng menatap mata Chu Wuwei. Hanya ada kedamaian dan ketulusan di dalamnya. Meskipun Chu Heng meratapi hatinya, ia tidak punya pilihan lain. Ia mengangkat tangannya, memberi isyarat bagi pasukannya untuk memulai serangan.

"Bunuh!" Sebuah niat membunuh yang mengguncang langit dan bumi mengiringi suara gemuruh ketika pasukan itu menyerbu ke arah paviliun. Sejumlah panah yang tak terhitung jumlahnya menutupi langit dan bumi, menghujani Chu Wuwei.

"Bumm!" Kekosongan itu bergetar, ketika sebuah busur petir menyambar.

"Bumm! Bumm!" Petir bergemuruh turun dari langit, membentuk jejaring arus listrik yang menyebar ke segala arah membuat panah yang tak terhitung jumlahnya itu menghilang dalam ketiadaan.

Di bawah paviliun, sekelompok tokoh berjubah hitam bergerak seperti hantu menuju ke arah para pemanah, ketika mereka berlari menerjang dengan berbagai jenis senjata dewa di tangan mereka.

"Mmm?" Chu Heng dan pendekar Yuanfu lainnya memperlihatkan ekspresi keheranan di wajah mereka. Mereka ingin turun untuk membantu pasukan mereka tetapi saat itu, mereka hanya merasakan arus listrik yang menakutkan yang mengikat gerakan mereka. Bersamaan dengan gemuruh tetabuhan kolosal itu, jejaring petir itu ternyata bermetamorfosis menjadi sebentuk naga guntur yang sangat tirani.

Grrrggghhh! Sebuah suara memekakkan telinga terdengar, naga guntur itu meraung murka saat melesat maju dan bersinar dengan cahaya violet yang gemilang.

Wajah-wajah Chu Heng dan pendekar Yuanfu lainnya mengalami perubahan drastis. Naga guntur yang terbentuk dari ketigapuluh enam tetabuhan itu benar-benar sama menakutkannya dengan yang didesasdesuskan.

Dezingg! Suara tebasan memekakkan telinga bergema saat sembilan garis kilat emas menyembur, menghantam naga guntur itu. Sesaat kemudian, kekuatan ledakan itu begitu hebat sehingga bahkan ruang pun terkoyak, cahaya yang menyilaukan yang diakibatkannya begitu tajam sehingga tidak ada yang bisa membuka mata.

Dari kejauhan, beberapa pendekar terlihat melayang di langit, kekuatan serangan gabungan mereka mengguncang hati orang-orang yang menyaksikannya.

Orang yang memimpin serangan itu memakai jubah naga emas; ia tak lain adalah Kaisar Chu saat ini, Chu Tianjiao.

Di belakang Chu Tianjiao dan para pendekar yang dibawanya, sejumlah tentara terlihat berlarian, membuat bumi bergetar saat mereka mendekati. Tentunya, selain pasukan yang digunakan untuk mempertahankan gerbang kota dari pemberontak Qin, Chu Tianjiao juga memobilisasi sisa pasukan yang berada di bawah kendalinya.

Chu Tianjiao tahu bahwa Qin Wentian bersama dengan Chu Wuwei. Karena itu, jika keduanya jatuh ke tangannya, perang ini sudah berakhir.

Di sisi Chu Tianjiao, seseorang menarik sebuah anak panah ke tali busur berwarna emas yang gemilang. Busur ini, pastilah sebuah senjata dewa yang sangat kuat.

"Kakak, bahkan jika kau berdiri di pinggir tanpa membantuku, aku akan menutup mata. Tapi mengapa kau harus memihak pemberontak?" Chu Tianjiao menatap Chu Wuwei dan bertanya tenang.

"Sejak awal, kau seharusnya sudah tahu niatku. Aku tidak ingin bersaing denganmu untuk mendapatkan kekuasaan. Namun jalan yang kau ambil menyimpang semakin jauh. Jika kau terus melanjutkan jalan kehancuran ini, garis keturunan Klan Chu pasti akan musnah di tanganmu," jawab Chu Wuwei.

"Benarkah begitu? Jadi kau mengatakan perang saudara yang kau sebabkan itu semua demi Klan Kerajaan kita? Benar-benar konyol, tindakanmulah yang mendorong Klan Kerajaan ke dalam jurang. Jangan salahkan aku kalau tidak berperasaan," kata Chu Tianjiao dingin, niat membunuh bisa terlihat berkedip di matanya.

"Apakah ini sekelompok orang yang menyedihkan yang telah kau persiapkan? Sekarang, mereka semua menjadi pejuang kematianmu. Tidakkah kau merasa malu meminta mereka memberikan nyawa untukmu?" Chu Wuwei menjawab dengan sindiran. Untuk hal itu, satu-satunya balasan Chu Tianjiao adalah, "Bunuh!"

Para pendekar di sekitar Chu Tianjiao menerjang maju, namun Chu Wuwei tetap setenang sebelumnya. Melihat wajah para pejuang kematian di depannya, ia menghela nafas, "Masih ada waktu jika kalian semua memilih untuk kembali. Aku, Chu Wuwei, menjamin bahwa tidak akan ada bahaya yang akan mengancam kalian. Namun jika kalian semua masih bertahan, maka aku tidak punya cara untuk menyelamatkan siapa pun, bahkan jika aku ingin."

Para pejuang kematian itu sedikit ragu-ragu, tetapi mereka sudah menyerbu ke depan di punggung harimau, membuat mereka mustahil untuk berhenti di tengah jalan.

Dari kejauhan, awan-awan debu menutupi langit, memberikan kesaksian tentang banyaknya kuda-kuda yang berderap menuju ke arah mereka, ketika pasukan yang tidak diketahui asalnya telah mengelilingi seluruh wilayah. Namun, tombak di tangan mereka, semua benar-benar menunjuk ke arah orang-orang Chu Tianjiao.

Rupanya, dalam pertentangan antara kedua saudara ini, masing-masing mereka memiliki pendukung sendiri.

"Orang-orang Klan Jiang," seru seseorang pada saat itu. Dari jauh, para pendekar dari Klan Jiang telah tiba dengan cara yang mengesankan, pimpinan pasukan itu menyapukan pandangannya kepada Jiang Huai. Tindakan badut ini membuat Klan Jiang terpaksa terlibat dalam permusuhan ini.

"Orang-orang dari Klan Mu juga memilih untuk berdiri di belakang Chu Wuwei." Saat itu, karena Qin Wentian, Gongyang Hong memberikan janji kepada Mu Rou. Kejadian ini telah menyebabkan Chu Tianjiao memiliki keraguan pada kesetiaan mereka. Sekarang dalam menghadapi pertempuran terakhir yang menentukan, orang-orang dari Klan Mu memutuskan untuk mendukung Chu Wuwei sebagai gantinya, membuat posisi mereka jelas.

Ada juga banyak tokoh bertopeng berpakaian hitam muncul dari arah timur. Tentu saja, itu semua adalah pendekar Yuanfu yang disewa Qin Wentian.

Semakin banyak pendekar yang muncul, wajah Chu Tianjiao semakin buruk. Ia hanya bisa berkomentar dengan suara yang dipenuhi amarah dingin, "Bagus, sangat bagus."

"Kita akan menyelesaikan semuanya hari ini. Bunuh, bunuh mereka semua!" Chu Tianjiao meraung murka saat niat membunuh yang menjulangnya meluap ke langit.

Suara pertempuran yang hiruk-pikuk bergema di udara, saat kekuatan kedua belah pihak memulai bentrokan mereka.

Angin dingin berhembus, saat Chu Tianjiao berdiri di udara, mengamati kakak lelakinya Chu Wuwei serta Qin Wentian. Ia berpikir bahwa kakaknya akan mempersiapkan cadangan kekuatan yang lebih kuat untuk menghadapinya. Namun, sepertinya ia telah menganggap Chu Wuwei terlalu tinggi. Apakah Chu Wuwei benar-benar berpikir bahwa dengan jumlah dukungan seperti ini, ia bisa menumbangkannya?

Untuk pertempuran ini, ia bahkan memanggil pasukan yang belum pernah bertempur dan masih dalam pelatihan di Markas Pelatihan Militer. Dia berniat untuk mengumpulkan kekuatan militer yang luar biasa, sebanyak yang dia bisa kumpulkan, seluruhnya untuk menekan Chu Wuwei. Dari jumlah pasukan yang dimobilisasi yang terlihat hari ini, bisa dikatakan bahwa Chu Tianjiao telah mengumpulkan semua kekuatan di bawah kendalinya. Rencananya sederhana; bunuh Chu Wuwei terlebih dulu, lalu baru membereskan pemberontak Qin!

Bab berikutnya