Kedua mata yang tercetak di langit sama-sama menatap gelang perak yang sama. Tekanan mengerikan yang dikeluarkannya menyebabkan semua orang di dekatnya mundur.
"Jadi, mata emas itu bukan milik pesilat dari Tanah Suci Ruang dan Waktu?" kata Calon Dewa Sejati Penelan Langit dengan heran.
Awalnya dia mendapat kesan bahwa mata emas itu milik seseorang dari Tanah Suci Ruang dan Waktu. Baru pada saat mata emas tersebut mulai bersaing dengan mata perak gelap milik Calon Dewa Sejati Kong Yuan akhirnya dia menyadari bahwa dia telah salah.
Para ahli lain yang memperebutkan harta karun juga berpikiran sama dengan Calon Dewa Sejati Penelan Langit.
"Karena mata emas itu bukan milik pesilat jenius dari Tanah Suci Ruang dan Waktu, lalu siapa dia? Siapa yang berani bersaing memperebutkan harta karun melawan Calon Dewa Sejati Kong Yuan dari Tanah Suci Ruang dan Waktu?" tanya seorang Calon Dewa Sejati dari Tanah Suci Ruang dengan ekspresi terkejut di wajahnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com