webnovel

Lahirnya Tentara Luar Biasa (4)

Editor: AL_Squad

Memandang Qianbei Ye, Gu Ruoyun menyadari bahwa alisnya mengkerut, berpikir keras. Setelah terdiam lama, dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak mengingat apapun. Aku tidak memiliki ingatan apapun tentang apapun yang terjadi sebelumnya."

"Tidak ingat? Haha! Apakah kamu berpikir hanya dengan satu kalimat ini kamu bisa melupakan semua kesalahan yang telah kamu lakukan dulu dan melupakan kematian yang kamu sebabkan? Qianbei Ye, aku pikir kamu sudah lenyap dalam sejarah yang panjang. Tidak pernah aku berpikir kamu akan muncul kembali di tempat ini. Kekuatanmu sangat hebat dan luar biasa, aku menolak untuk percaya bahwa ada orang yang masih hidup yang dapat menyegel ingatanmu. Tidak ada orang yang mampu selain dirimu!"

Tidak ada orang yang dapat menyegel ingatanmu selain dirimu?

Terkejut dan cemas melintas di mata Gu Ruoyun. Apa yang dimaksud Zixie? Apakah ini artinya orang yang dapat menyegel ingatan Qianbei adalah bukan orang lain selain dirinya sendiri?

Mengapa dia ingin melakukannya?

Qianbei Ye seketika terdiam, alisnya berkerut kesakitan. Kepingan kenangan lama muncul di depan matanya dan menghilang lagi dengan cepat.

Dalam ingatan itu, ada seorang gadis kecil berpakaian putih, dia berdiri diatas naga istimewa diatas awan. Namun, tak peduli seberapa keras dia mengingat kembali, dia tetap tidak bisa melihat dengan jelas wajah gadis itu. Hanya bayangannya yang entah mengapa membuat hatinya sakit.

Sebuah rasa sakit yang amat menyiksa yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya, seolah jantungnya ditusuk dengan dengan beribu-ribu panah.

"Xiao Ye?"

Melihat wajah pucat pasi Quanbei Ye menggambarkan rasa sakit yang luar biasa, Gu Ruoyun menghentikannya dari pengembalian ingatan secepatnya. "Tidak masalah jika kamu tidak mengingat apapun."

"Tidak!" Qianbei Ye menatap Gu Ruoyun, "Xiao Yun, aku ingin tahu orang seperti apa aku dulu. Aku tahu kamu bisa membantuku. Bahkan jika aku telah melakukan hal yang tak bisa dimaafkan, aku tetap harus menahan dan bertanggung jawab sekarang. Menyegel ingatanku sendiri tidak lain hanyalah tindakan pengecut!"

Gu Ruoyun tersenyum dan berkata, "Baiklah, aku akan menolongmu. Zixie, apakah kamu punya saran?"

Zixie mengalihkan pandangan dari Gu Ruoyun. Memintaku menolong si brengsek ini? Tidak mungkin!

"Zixie!"

Ini adalah kali pertama Gu Ruoyun sulit mengatasi Zixie dan dia tidak bisa melakukan apa-apa selain menggosok jidatnya dengan kesal. "Aku sama sekali tidak memiliki petunjuk konflik macam apa yang terjadi antara kalian berdua dulu tapi karena kau sangat membencinya, bukankah akan lebih baik membiarkan dia mengetahui masa lalunya? Itu akan menjadi semacam hukuman untuknya." mendengar kata-katanya, Zixie terdiam.

"Gadis kecil, kamu benar. Qianbei Ye, aku tahu aku tidak bisa membunuhmu sekarang namun aku juga tidak akan melepaskanmu dengan mudah. Aku akan membiarkanmu mengingat semua yang kamu lakukan dulu dan membiarkanmu hidup dalam penyesalan dan kebencian. Karena seluruh kesalahanmu menyebabkan kematian orang itu! Apakah sungguh kamu berpikir dengan menyegel ingatanmu kamu akan terhindar dari konsekuensinya? Aku tidak akan membiarkanmu hidup tenang!"

Sangat sulit mempercayai pria ini, orang yang selalu berdiri di altar, dengan rasa luar biasanya memandang rendah semua makhluk hidup, benar-benar bisa turun dan jatuh ke jalan iblis. Walaupun wajah dan aura mistik di sekitarnya berubah, jiwa dalam lubuk hatinya tetaplah sama.

Memberikan ejekan, Zixie berbalik menghadap Gu Ruoyun dan berkata, "Akan tetapi, gadis kecil, aku memiliki peringatan untukmu. Orang ini bukanlah orang yang baik. Jangan terlalu percaya padanya. Meski dulu dia adalah Dewa, sekarang dia tidak lain hanyalah iblis!"

Saat dia selesai bicara, tanpa membuang waktu, dia lenyap seketika di depan dua orang ini...

Kesunyian yang mencekam terasa dalam ruangan,

Setelah beberapa saat, suara waspada dan jantan akhirnya terdengar lagi.

"Xiao Yun, apa kamu tidak mempercayaiku?"

Terkejut dan keheranan, Gu Ruoyun menatap ke atas dan tatapannya bertemu dengan sepasang mata waspada. Sekarang, di matanya, ada rasa gugup dan takut, bersama dengan kerinduan yang tak terlukiskan...

Bab berikutnya