Qin Xi Yuan akhirnya tidak bisa terus berdansa karena Yin Heng terus-menerus menginjak kakinya, dan Qin Xi Yuan memelototinya dengan galak.
Namun, Yin Heng tidak berniat untuk menghibur Qin Xi Yuan yang terus mengeluh dan menatap ke arah Si Ye Han dan Yi Yun Mo di kejauhan dengan tidak percaya.
Di bawah cahaya gemerlap, mata Yi Yun Mo secantik cahaya aurora di Kutub Utara. Duduk di samping Si Ye Han yang tampak acuh tak acuh, mereka melengkapi kecantikan satu sama lain.
Dua orang yang sedingin es seharusnya canggung bila ditempatkan bersama, tidak peduli bagaimana kau melihatnya, tetapi mereka memberi kesan pada orang lain keserasian yang tidak bisa dijelaskan.
Sebenarnya apa maksud Yi Yun Mo?
ukankah dia berpikir suatu penghinaan bila berbicara dengan Si Ye Han tadi?
Mengapa sikapnya tiba-tiba berubah begitu drastis?
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com