webnovel

Bagaimana Mungkin Dia Tidak Merasa Muaki?

Editor: Atlas Studios

Si Ye Han melihat barang-barang yang berserakan di lantai, pada buku catatan, tulisan tangan gadis itu yang ditulis dengan begitu rapi dan rasanya seperti ada seseorang yang menusuk dadanya.

Setelah perlahan mengambil kembali barang-barang yang berserakan di lantai, lelaki itu berdiri dan jalan menuju gadis itu dengan gugup.

Pada saat ini, gadis tersebut meringkuk. Posisi waspada dan pertahanan dirinya seperti mengisolasi dirinya dari dunianya yang sempit.

Pada bagian lekukan lehernya, terdapat luka memar, begitu mengerikan.

Si Ye Han meraih tangannya seperti ingin menyentuh pundak gadis tersebut.

Namun, saat dia bergerak mendekat, tubuh gadis tersebut semakin gemetar.

Lelaki itu merapatkan bibir kecilnya, tangannya terulur di udara. Setelah beberapa saat, dia memutuskan untuk menarik tangannya dan perlahan menjauh. Matanya tidak berpaling dari tubuh gadis itu dan bayangan dalam pikirannya terus menghampiri….

Ye Wan Wan sudah beri tahu SI Ye Han bahwa dia sudah memikirkan semuanya dan ingin mencoba untuk berkencan dengan Si Ye Han dengan cara yang wajar. Ye Wan Wan berkata dia akan bekerja sungguh-sungguh untuk menjadi melon manis.

Ye Wan Wan bersedia bertemu nenek, sengaja berpakaian dengan sopan, memilihkan hadiah dengan sungguh-sungguh dan membuat nenek Si Ye Han merasa senang.

Ye Wan Wan tahu bahwa Si Ye Han memiliki insomnia, bertanya pada neneknya tentang hal itu, lalu secara khusus pergi ke rumah sakit untuk berbicara dengan spesialis dan menemui seorang dokter tua yang sudah berpengalaman untuk menjelaskan penyakit Si Ye Han, mencatatnya, membelikan obat…

Tetapi nyatanya, apa yang Ye Wan Wan peroleh…

Adalah kemarahan yang kejam tanpa sebab atau alasan, makian yang tidak masuk akal, dan menyakiti tanpa pandang bulu…

Ye Wan Wan yang takut dengan lelaki itu, merasa muak dengannya…

Bagaimana bisa Ye Wan Wan tidak merasa takut?

Bagaimana mungkin dia tidak merasa muak?

Tatapan lelaki itu menjadi gelap gulita, tubuhnya menggigil ketakutan, seluruh ruangan dipenuhi dengan rasa tertekan.

Gadis yang meringkuk di atas tempat tidur itu sadar akan suasana yang mengerikan di sekitarnya dan mengangkat wajah mungilnya yang tertutup oleh lututnya saat tubuhnya gemetar ketakutan. Sepasang bola mata yang menatap ke arah lelaki itu dengan penuh ketakutan dan ketidakberdayaan. Ye Wan Wan bergumam, "Ma.. maaf… maaf… aku yang salah… aku sudah ambil pelajarannya… aku sudah belajar dari kesalahan itu…"

Melihat ketakutan gadis itu dan raut wajah yang panik serta mendengar pernyataan bersalah gadis itu, wajah Si Ye Han semakin suram. Hatinya seperti tersayat.

Beberapa saat setelah itu, lelaki itu mengepalkan tangannya dan berjalan kembali menuju gadis tersebut. Dalam raut wajah ketakutan yang terlihat dari gadis itu, Si Ye Han dengan hati-hati memeluknya.

Gadis itu kembali sadar. Dia menangis tersedu-sedu hanya untuk berbicara dengan jelas, "Aku tidak… tidak bohong padamu… tidak mengkhianatimu… aku pergi… untuk mencari dokter… kamu tidak bisa tidur…"

Si Ye Han memeluk erat gadis itu, "Mm."

Saat Si Ye Han mengucapkan satu kata itu, air mata gadis itu yang sudah tertahan begitu lama kemudian mengalir deras, tetesan yang hangat, membasahi dadanya.

Bab berikutnya