Kasur mungilnya dilapisi dengan seprai sekolah yang berwarna biru norak dengan motif garis berwarna putih. Ye Wan Wan merasa selimut yang disediakan oleh sekolah tidak begitu nyaman sehingga dia membeli satu yang baru di toserba di seberang sekolah. Selimutnya jauh lebih lembut namun corak besar bunga peony yang merekah terlihat begitu mencolok.
Dan sekarang ini, Si Ye Han sedang berbaring di tempat tidur mungil yang tidak serasi dengannya, dengan corak bunga peony di sekelilingnya.
Ye Wan Wan sadar bahwa dengan dia berbaring di sana, bunga peony yang mencolok itu sekarang terlihat sedikit elegan.
"Hey… Kamu tidur di sini?"
"Kemarilah," Lelaki tersebut tidak memberikan jawaban melainkan memberinya isyarat."
"Oh," Ye Wan Wan menelan ludah dan menghampiri dengan patuh.
Lalu, Ye Wan Wan berada di peluknya dan mereka berbaring bersama.
Ye Wan Wan: "…."
Si Ye Han tidak hanya tidur di sana tetapi dia juga memaksaku untuk tidur dengannya--apa yang ingin dia lakukan?!
Terdengar suara orang-orang lalu lalang dan suara murid-murid perempuan tertawa serta bincang-bincang di luar. Hatinya ada di mulutnya, Ye Wan Wan buru-buru berusaha membujuk Si Ye Han, "Hey, tempat tidurku ini keras jadi tidak nyaman untuk ditiduri! Kalo kamu mengantuk, apa kamu sebaiknya pulang saja untuk istirahat?"
Lelaki tersebut memeluknya, "Tapi begitu lembut dan nyaman di sini."
Wajah Ye Wan Wan menjadi muram. Yang dia bicarakan kasurnya atau aku?
"Tuan ke 9, apa kamu yakin tidak ingin pulang untuk istirahat? Sungguh berisik di sini, tempat tidurnya pun sempit. Bahkan kakimu pun tidak cukup dan kamu juga tidak bisa tidur tanpa Dokter Mo…"
Ye Wan Wan begitu banyak bicara tapi Si Ye Han tidak juga menunjukkan sedikit saja niat untuk pergi.
Ye Wan Wan pun diam, merasa jengkel.
Tetapi saat Ye Wan Wan diam, lelaki itu membuka matanya lagi dan bicara pelan, "Bicaralah."
Ye Wan Wan merasa heran, "Huh?"
Si Ye Han: "Lanjutkan berbicara."
Ye Wan Wan: "…."
Si Ye Han butuh mendengar suaraku hanya untuk tidur… kenapa dia harus sesulit itu?
Ye Wan Wan Ingin sekali menyingkirkan selimut itu karena kesal, tapi tentu, dia tidak punya nyali. Dia mengangguk dan menggerutu, "Oh…"
Tapi apa yang harus aku bicarakan?
"Baiklah, aku akan uraikan bilangan-bilangan pi, ok?" Ye Wan Wan mencoba bertanya.
"Hm," Si Ye Han mengangguk, tanda setuju.
Kemudian, Ye Wan Wan menyebutkan, "3.1415926535897…"
Pi merupakan bilangan desimal tak terhingga; dikatakan seperti itu karena orang bisa menguraikan bilangan tersebut hingga 100.000 angka selama lebih dari 10 jam berturut-turut.
Ye Wan Wan belum pernah menghitung berapa banyak angka yang sanggup disebutkan, dan lagipula, selama Si Ye Han belum memerintahkannya untuk berhenti, dia tidak akan berani berhenti dan hanya bisa terus menyebut angka-angka tersebut.
Lelaki yang berbaring di samping Ye Wan Wan terlihat menawan hingga mampu menerangi sejagat Sekolah Qing He. Rambut hitamnya bagaikan langit malam, bentuk wajahnya begitu memperdayakan, kulitnya begitu sempurna, bibir mungilnya begitu tipis namun sangat menyenangkan, tiap helai rambutnya menunjukkan nikmat Sang Pencipta, dan terutama saat dia mengendurkan dasi pada kerahnya, yang memperlihatkan bagian tulang selangkanya…
Jauh dari rasa takut, Ye Wan Wan menyadari berbaring di samping makhluk yang begitu sempurna ini sungguh menyiksa.
Ye Wan Wan tidak tahu kapan dirinya harus berhenti berucap. Pada akhirnya, dia lelah dan tertidur tanpa disadarinya.
Akhirnya, dia terbangun karena dikagetkan oleh suara ketukan pada pintu.
"Dong dong dong," ketukannya terdengar sangat kencang di kamar yang sunyi.
Sial! ini dia, apapun itu!
Ye Wan Wan berguling turun dari tempat tidur bagaikan seekor burung yang ketakutan.
Lelaki di sampingnya nampak tertidur pulas sebelum ketukan pintu terdengar. Alisnya berkerut dengan sedikit cemberut saat mendengar suara ketukan.
Ye Wan Wan sedikit merasa heran--Si Ye Han benar-benar tertidur lagi?
Bukankah dia memiliki kesulitan tidur sampai titik di mana dia membutuhkan hipnotis dari Dokter Mo setiap saat?
Meskipun demikian, dia tidak terlalu mempedulikan sekarang dan dengan lembut membangunkan segera sosok yang berada di sampingnya, "Si Ye Han! Bangun!"