"Mm."
Li Sicheng menyahuti Li Mosen dengan mendengus, lalu dengan hati-hati meletakkan tumpukan lukisan di tangannya ke dalam laci. "Duduklah. Ada yang ingin Ayah bicarakan denganmu."
Li Mosen langsung merasa gugup untuk beberapa saat.
Dia sudah pernah melihat adegan ini berlangsung beberapa kali sebelumnya. Setiap kalinya, tanpa terkecuali, dirinya merasakan berbagai macam perasaan.
Li Sicheng tampak sedikit lebih tegas hari itu. Li Mosen merasa cemas dan menyadari bahwa dirinya harus menanggapi Li Sicheng dengan serius.
Li Mosen duduk di kursi menghadap ke arah Li Sicheng dengan postur tubuh tegak dan sempurna.
Li Sicheng sudah mengetahui kebiasaan duduk Li Mosen yang seperti itu dan tidak mengatakan apa-apa tentang hal tersebut. "Ayah dengar kalau kau berniat mendaftar di Universitas Kotaraja?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com