webnovel

Nasib Kehidupannya yang Sebelumnya Terjadi pada Tang Mengying

Editor: Atlas Studios

"Siapa yang kau panggil ibu? Aku ibumu!" Tang Mengying tiba-tiba mengguncang-guncangkan Li Mosen secara gila-gilaan. "Panggil aku ibu, panggil aku ibu!"

Tiba-tiba terdengar suara pistol yang sedang diisi pelurunya. Tang Mengying mengangkat kepalanya dan berkata, "Jangan mendekat! Kemarilah dan aku akan membunuhnya!"

Kemudian, dia mendorong pisau lipat itu dengan paksa, yang mana menembus ke dalam leher Mosen. Darah merah segar itu dengan cepat mengalir keluar. Li Mosen menangis, tetapi bocah itu terlalu takut untuk bergerak.

"Tang Mengying, Tang Qing!" teriak seorang polisi. "Jangan terobsesi. Kau sudah membunuh begitu banyak orang. Tidak bisakah kau melepaskan seorang anak?"

Tang Mengying mendengar itu dan mencibir. "Anak? Ini adalah putraku. Aku bisa membunuhnya jika aku mau. Apa urusanmu?"

Su Qianci dengan hati-hati mendekati Tang Mengying, dan suaranya terdengar bergetar. Dia berkata, "Tang Mengying, dia adalah putramu. Apakah kau lupa? Kau juga menulis sebuah buku harian ibu untuknya. Kau mencintainya, bukan?"

"Su Qianci, kenapa kau begitu naif? Jika dia adalah anak Li Sicheng, tentu saja aku akan mencintainya. Tapi hanya Tuhan yang tahu siapa ayahnya." Tang Mengying tertawa dan mendorong pisau lipat itu lebih dalam. "Tentu saja aku tidak menginginkan anak haram ini. Aku ingin membunuhnya ketika dia lahir. Kaulah yang telah melanggar batas dan menyelamatkannya. Apakah kau pikir dirimu adalah Perawan Maria atau semacamnya? Tidakkah kau memiliki martabat? Tidakkah kau melakukannya hanya untuk menunjukkan bahwa kau berbeda dariku? Bagaimana bejatnya aku, betapa kejamnya aku? Sekarang, semuanya menjadi kenyataan, bukan? Semuanya berjalan sesuai dengan apa yang kau inginkan. Apakah kau senang sekarang?"

Su Qianci menatap Tang Mengying dan tiba-tiba merasa aneh, tetapi pada saat yang bersamaan, dia merasa sangat rumit. Suatu ketika, dia pernah menanyai Tang Mengying seperti ini. Tang Mengying pada hari-hari itu sangat gemilang. Semua orang melihatnya sebagai Nyonya Li. Wanita itu telah menikmati semua yang seharusnya menjadi milik Su Qianci, sementara Nyonya Li yang sebenarnya bak seperti seekor anjing yang tidak memiliki rumah, berusaha untuk bertahan hidup dalam keluarga tersebut. Suatu hari, Su Qianci akhirnya tidak bisa menahannya lagi. Dirinya meminta Tang Mengying keluar dan bertengkar hebat, menanyainya dengan suara keras. Setiap kalimatnya mengandung kebencian yang telah lama melekat di dalam hatinya.

Namun, Tang Mengying tak bersuara untuk setiap pertanyaannya, dan kemudian, wanita itu melihat ke belakang dirinya. Ketika Su Qianci menoleh, dia mendapati bahwa Li Sicheng telah berdiri di sana. Setiap kata, pria itu bisa mendengarnya dengan jelas. Pada saat itu, Su Qianci merasa seperti berada di dalam ruangan es. Tang Mengying masih menikmati kejayaannya, tetapi Su Qianci tidak pernah berani menunjukkan wajahnya di depan Li Sicheng lagi.

Tanpa disangka-sangka, posisi mereka ditukar kali ini. Setelah dilahirkan kembali, Su Qianci menyaksikan tragedi-tragedi yang seharusnya terjadi pada dirinya sendiri itu sedang terjadi pada Tang Mengying. Haruskah Su Qianci merasa senang, atau sedih? Tang Mengying menatap Su Qianci dan mencibir. Tiba-tiba, terdengar sebuah suara tembakan.

Tubuh Tang Mengying menjadi kaku dan pegangan tangannya mengendur.

Li Mosen terjatuh ke tanah dan berteriak, tetapi kemudian bocah itu dengan cepat bangkit dari tanah dan berjalan ke arah Su Qianci, berteriak, "Bu!"

Li Mosen memeluk kaki Su Qianci, tetapi mendapati mata ibunya masih tertuju pada Tang Mengying.

Tang Mengying melirik ke arah dadanya yang sedang menyemburkan darah. Rasa sakit yang teramat sangat itu melumpuhkan dirinya. Kakinya tidak mampu menopang tubuhnya, dan wanita itu pun membungkuk.

Bab berikutnya