Rong Rui diusir keluar dari ruang bersalin. Cheng You dengan segera berjalan mendekati pria itu. Melihat darah di pakaian pelindung pria itu, dia bertanya, "Bagaimana situasinya?"
"Tidak ada apa-apa." Rong Rui berbalik dan berjalan pergi.
"Apa-apaan ini?" Cheng You sedikit marah dan mengikutinya. "Kau baru saja berada di dalam sana. Apakah dia sudah melahirkan?"
"Belum."
"Kau belum memberiku klip1 itu."
"Aku sudah memberikannya pada Luo Zhan." Suara Rong Rui terdengar sedikit dingin. Dia melepas masker dan pakaian pelindungnya sambil berjalan.
"Luo Zhan memilikinya?"
"Iya." Rong Rui melepas pakaian itu dan membuangnya. Dia duduk di sebuah bangku di lorong. "Dia akan mengunggahnya di Internet. Ketika hasil DNA-nya keluar, Tuan Li-mu bisa bebas dari segala tuduhan."
Cheng You merasa sedikit kesal dengan sikap acuh Rong Rui. Wajah gadis itu memerah, dia membalikkan badannya. Namun, pria itu tiba-tiba meraih tangannya. Cheng You berbalik dan melihat mata cokelat Rong Rui yang sedang menatap dirinya. Jantungnya berdegup kencang, dia menatap pria itu.
Rong Rui berkata, "Aku bilang aku akan menjagamu. Kau tidak perlu khawatir."
Kalimat itu membuat Cheng You mengamuk. Dia menarik tangannya kembali dan menendang pria itu menggunakan hak sepatunya dengan marah. "Menjagaku? Aku tidak akan pernah mengencani pria sepertimu."
Li Sicheng dikelilingi oleh teman-teman kakeknya, teman-teman ayahnya, dan banyak teman masa kecil yang selalu mengolok-oloknya karena terlalu sedikit bicara. Setelah meminum beberapa gelas minuman keras, wajahnya sedikit memerah. Setelah minum-minum dengannya, semua orang meminta untuk melihat istrinya. Ketika berbicara tentang Su Qianci, wajah datar Li Sicheng menjadi lembut. Seseorang menyadari perubahan raut wajahnya dan mulai tertawa.
Li Sicheng harus menghubungi nomor Su Qianci. Namun, tidak ada yang mengangkat. "Tunggu sebentar. Aku akan menjemputnya." Dia meletakkan gelas anggur itu dan tiba-tiba memikirkan sesuatu. "Jangan buat Su Qianci minum. Istriku mudah mabuk." Sebagai tambahan, wanita itu tidak akan menjaga sikapnya setelah mabuk …. Li Sicheng ingat betul bagaimana istrinya bersikap pada saat mabuk di Maladewa.
"Tenang. Kami tidak akan melakukan itu."
"Hari ini, kau adalah target kami."
Semua orang tertawa. Setelah mendapatkan janji mereka, dia merasa tenang dan berjalan menuju dapur. Namun, Su Qianci tidak berada di sana. Dia mengerutkan kening dan bertanya, "Di mana dia?" Para koki pun tidak mengetahuinya. Dia menghubungi istrinya lagi, tetapi panggilan telepon itu tidak berhasil terhubung. Dia mencari ke sana kemari tetapi masih gagal menemukan Su Qianci. Li Sicheng merasa panik karena alasan tertentu. Hanya ada beberapa tempat baru yang bisa wanita itu kunjungi. Dan juga, Su Qianci tidak mengangkat teleponnya. Apa yang sudah terjadi?
Ou Ming dan Yu Lili sedang bersembunyi di sebuah sudut, sedang bermesraan. Melihat Li Sicheng berjalan ke sana kemari, Ou Ming tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Hei, apa yang kau lakukan?"
"Istriku hilang. Bantu aku mencarinya."
Ou Ming mencibir, "Apakah kau takut dia akan tersesat? Apakah mungkin dia berada di kamar mandi? Yu Lili, carilah dia."
"Baiklah, aku akan segera kembali." Yu Lili pergi ke kamar mandi untuk mencari Su Qianci.
Jantung Li Sicheng berdegup kencang karena alasan tertentu. Dia belum pernah merasakan hal ini sebelumnya. Kali kelima dia menghubungi istrinya, panggilan telepon itu akhirnya dijawab.