webnovel

Apakah Kamu Membenci Aku

Editor: Atlas Studios

Saat Su Qianci berjalan masuk ke dalam kamar, dia samar-samar mencium bau tembakau. Melihat ke dalam, dia merasa menggigil ketika angin dingin berembus mengenai kulitnya. Jendelanya terbuka, tirai putih itu berkibar-kibar, dan di luar gelap. Bulan bersinar cerah dan bintang-bintang tidak banyak terlihat. Pohon-pohon menari diterpa hembusan angin. Berdiri di depan jendela, Li Sicheng masih mengenakan jasnya. Siku pria itu di kusen jendela, sebatang rokok terselip di antara jari-jarinya. Asap mengepul ke dalam kamar. Abu rokoknya menggantung panjang, hampir jatuh.

Menyadari ada seseorang yang masuk, Li Sicheng tidak berbalik. Dia perlahan-lahan menjentikkan abu rokoknya ke dalam asbak dan berkata dengan suara yang dalam dan tenang, "Apakah kamu membenci aku?"

Pertanyaan tiba-tiba itu membuat hati Su Qianci berdebar. Seperti sebuah planet yang ditabrak oleh asteroid.

Apakah kamu membenci aku ….

Pertanyaan singkat itu mengingatkannya pada semua kesedihan dan rasa frustrasinya. Menatap punggung Li Sicheng, mata Su Qianci meredup dan kemudian menjadi berkaca-kaca.

Bagaimana aku bisa membencimu … kamu adalah Li Sicheng ….

Dengan cepat mengeringkan matanya, Su Qianci berpura-pura tidak mendengar apa-apa dan pergi ke lemari untuk mencari sesuatu. Meskipun mereka sudah cukup lama tidak kembali ke rumah tua, Liu Sao telah menaruh pakaian mereka ke dalam lemari sehingga mereka dapat menginap kapan saja. Dia mengeluarkan gaun tidurnya dan pergi ke kamar mandi karena dia tidak bisa menahan tangisnya. Dia bukanlah seseorang yang suka menangis. Bahkan ketika dia dipukuli dengan keras oleh wanita-wanita kaya itu, dia hanya menggertakkan giginya alih-alih menangis. Namun, apa pun yang berhubungan dengan Li Sicheng, dia tidak bisa menghentikan air matanya.

Li Sicheng memiliki dampak yang sangat besar pada diri Su Qianci …. Tidak peduli di kehidupan terakhirnya atau yang sekarang ini, Su Qianci tidak bisa bersikap acuh tak acuh di hadapan Li Sicheng. Setiap kali dia melihat pria itu, jantungnya masih berdetak kencang. Bagaimana dia bisa membenci seseorang seperti ini?

Jelas menyadari bahwa istrinya telah pergi, Li Sicheng mematikan rokoknya, menutup jendela, dan duduk di sofa di sebelah tempat tidur. Setelah duduk diam beberapa saat, dia mendengar seseorang mengetuk pintu. Dia membuka pintunya dan melihat Liu Sao.

"Tuan Li, ini adalah makanan penutup bergizi, Kapten Li meminta saya untuk membawanya kepada Nyonya. Dapatkah Anda memberikan padanya nanti?"

Li Sicheng meliriknya dan mengerutkan kening. "Tidaklah sehat untuk meminum sesuatu yang manis selarut ini."

"Lagipula itu bukan untuk Anda. Berikan saja pada Nyonya. Kakek secara khusus memintaku untuk menyiapkannya."

"Oke." Li Sicheng mengambilnya. "Aku mengerti."

"Anda juga bisa mencicipinya. Rasanya lumayan enak." Wajah Liu Sao tersenyum mencurigakan, melirik ke dalam pintu.

"Dia sedang mandi. Kau bisa memberikannya padaku."

"Ini." Liu Sao memberikan nampan itu pada Li Sicheng dan berjalan pergi setelah menutup pintu.

Namun, setelah Liu Sao pergi, pelayan itu tampak khawatir. Saat berjalan ke ruang keluarga, dia berkata kepada Kapten Li, "Apakah itu akan memiliki efek yang diinginkan? Bagaimana jika Tuan salah sangka …."

"Jangan khawatir. Mereka adalah suami istri dan harus segera berbaikan." Melambaikan tangannya, Kapten Li menatap ke arah kamar Li Sicheng, menghela napas, dan berkata, "Aku harap bocah itu dapat memahami usahaku. Aku telah mengorbankan reputasiku untuknya …."

Bab berikutnya