webnovel

Harga Sebuah Patung

Editor: Wave Literature

Di Dry Road, Fenlai City, Alice berdiri di atas balkon rumah tingkat dua-nya. Kepalanya bertumpu pada kedua tangannya sambil melihat jalan di bawah dan orang-orang yang melintasinya.

Sejak Linley pergi, Alice datang disini setiap hari untuk melihat orang-orang di jalan, berharap Linley akan datang kembali. Namun….

"Besok, sekolah dimulai kembali. Aku harus pulang sekarang." Alice mendesah, melirik ke arah jalan lagi.

Dia berharap Linley akan mengunjunginya lagi, tetapi selama sepuluh hari lebih, Linley tidak mengunjunginya satu kali pun. Saat ini, suara dari sahabatnya, Niya, dapat terdengar dari bawah. "Alice, cepatlah." Niya, Tony, dan Kalan semuanya ada di depan pintu, menunggunya.

Kalan, Niya, dan Tony semuanya adalah siswa akademi perang, dan sekolah mereka terletak berdekatan dengan institute Mage tempat Alice sekolah. Oleh sebab itu dan juga karena keempat keluarga mereka tinggal di Kota Fenlai, mereka berempat memiliki hubungan yang baik.

"Oke, aku datang!"

Alice melirik kearah jalan untuk terakhir kalinya sebelum mengangkat ransel dan turun tangga.

….

Pada malam ketiga Alice meninggalkan kota, Linley tiba di depan rumah Alice. Dia lihat kearah balkon kecil, tak seorang pun di sana.

"Hei, apa yang kau lakukan di sini?" Seorang penjaga paru baya berteriak.

Menoleh, Linley tersenyum sambil menjawab, "Halo. Aku dari Wellen Institute. Alice adalah teman baikku. Apakah dia di rumah?"

"Oh." Mendengar jawaban Linley, penjaga tersebut langsung tersenyum. "Nona Alice telah pergi kesekolah tiga hari lalu. Dia sudah kembali ke sekolah sejak lama."

"Oh, aku paham. Terima kasih." Linley berkata sopan.

Linley berbalik dan meninggalkan Dry Road. Setelah berlalu masih di Dry Road, dia melirik ke arah balkoni yang berada di lantai dua. Di dalam hatinya, ia merasa sedih.

...…

Dalam perjalanan ke Ernst Institute.

Sebuah cahaya bersinar dari cincin Coiling Dragon dan berubah menjadi kakek tua berjubah putih dengan janggut putih, Doehring Cowart. Doehring Cowart berkata kepada Linley sambil tersenyum, "Linley, apakah kau suka kepada Alice?"

"Sedikit." Linley tidak menyangkalnya.,

Doehring Cowart mengelus janggutnya lalu tertawa keras." Aku tidak pernah berpikir bahwa kau, bocah nakal, akhirnya jatuh cinta kepada seorang gadis. Namun Linley, kau dan Alice berada di institute Mage yang berbeda. Dengan kalian berdua berada di lokasi yang terpisah, ini akan sulit bagimu untuk menjaga hubungan kalian."

"Aku tahu, Semuanya kuserahkan kepada takdir. Jika kami ditakdirkan bersama, maka kami akan bersama. Jika tidak, lebih baik lupakan saja." Linley tak bisa tidak memikirkan bagaimana rasanya jika diadan Alice bersama.

Dia teringat kembali wajah Alice yang ketakutan ketika bertarung dengan Bloodthirsty Warpig.

Dalam perjalanan dari Mountain Range of Magical Beasts, wajahnya tersipu malu ketika mereka berdua berbincang.

Dan di bawah sinar rembulan, cara dia berjalan, ibarat dewi bulan itu sendiri.

….

"Ini pasti rasanya cinta pertama." Linley berkata kepada dirinya sendiri. Di usianya, semua saudaranya telah berkencan, dengan Yale dan Reynolds telah memiliki pacar sejak lama.

Dalam sekejap, satu bulan telah berlalu.

Berdasarkan perjanjian sebelumnya, Linley dan saudara-saudaranya membawa tiga patung baru ke Kota Fenlai, mereka diterima di Proulx Galeri oleh manajer Austoni.

"Hampir 15.000 koin emas? Sebanyak itu?" Linley terpesona dengan harga ketiga patungnya itu.

Austoni tertawa terbahak-bahak. "Linley, semua itu normal. Nilai dari sebuah patung buatan seorang Master Sculptor berharga sekitar seribu koin emas. Namun, Proulx Galeri tentu akan memperkenalkanmu dengan statusmu sebagai Mage jenius berumur 15 tahun yang juga seorang Master Sculptor. Hanya dari status personalmu saja, nilai karya senimu akan berlipat ganda."

"Lebih penting lagi, patungmu memiliki aura unik. Walaupun patung lain juga indah, dari segi kehalusan selalu terdapat cacat. Garis patungmu sangat halus. Sebagai contoh, ketika membandingkan garis dimana kau menggunakan straight chisel dan butterfly chisel, tak seorang pun yang dapat membedakan. Mereka mengalir bersama secara sempurna.

Linley tidak dapat menahan tawa ketika mendengar hal ini.

Bekas dimana dia mengganti alat pahat?

Dari awal hingga akhir, patungnya diukir dengan straight chisel saja. Dia tidak menggunakan alat lain sama sekali. Oleh karena itu, garis yang terbentuk terlihat sangat halus dan sempurna.

"Hal unik inilah, ditambah dengan aura kemuliaan sekaligus kebanggaan yang patung-patungmu miliki, dan digabungkan dengan status personalmu, membuat setiap patungmu semakin mahal dengan harga lima ribu koin emas perbuah. Satu-satunya yang membuat harganya tidak dapat meningkat lebih jauh adalah karena adanya pola dengan detil yang tidak sempurna." Austoni menjelaskan dengan kritikan sekaligus memuji.

Di dalam hati, Linley mengerti.

"Detail yang tidak sempurna?" Di dalam hati, Linley menggeleng. Dia hanya menggunakan straight chisel. Walaupun dapat mengukir beberapa pola unik, dalam segi efektivitas, biasanya straight chisel diganti dengan alat-alat khusus seperti butterfly chisel atau oblique knife.

Pada saat yang sama, Linley hanya dapat berdesah.

Ketiga patung itu mampu meraih harga 15.000 koin emas. Uang ini datang dengan mudahnya. Jika Linley menghabiskan seluruh waktunya untuk memahat, dalam satu bulan, dia dapat memproduksi sepuluh patung.

Sepuluh patung yang bernilai 50.000 koin emas!

"Di Mountain Range of Magical Beast, aku menghabiskan waktu dua bulan, bertemu dengan banyak bahaya dan situasi antara hidup-mati. Setelah menghabisi para pembunuh itu, akhirnya aku mendapatkan sekitar 70.000 koin emas. Menjadi seorang pemahat itu seperti perampok uang." Linley berdesah.

Nilai dari patung milik Linley dapat dianggap sebagai hasil karya seorang ahli.

"Jika Master Sculptor dapat disebut sebagai perampok, bagaimana dengan para Grandmaster Sculptor…" Linley tergerak hatinya.

Semakin dalam Linley mengerti tentang dunia pemahat, semakin kagum dirinya. Di dalam perkumpulan para pemahat, mereka memiliki tingkat pemasukan yang berbeda jauh. Di seluruh Holy Union, mungkin hanya ada sekitar seratus Master Sculptor. Bisa dibayangkan betapa langkanya seorang Grandmaster Sculptor.

"Linley, kerja keraslah. Aku yakin suatu saat nanti, kau bisa menjadi seorang Grandmaster Sculptor yang hebat." Austoni menyemangati Linley.

Tidak hanya Grandmaster Sculptor memiliki uang yang tak terhitung, tetapi juga memiliki status social yang sangat tinggi. Mereka berada di puncak. Bahkan bangsawan yang memiliki pengaruh besar tidak berani berlaku sombong ketika bertemu dengan para Grandmaster Sculptor.

Grandmaster!

Ini adalah gelar yang menakjubkan.

Gelar ini bukanlah sesuatu yang bisa didapatkan dengan uang dan kekuasaan. Hanya orang yang diakui oleh khalayak umum sebagai ahli di satu bidang yang akan dinobatkan sebagai 'Grandmaster'.

Bab berikutnya