Berpikir sebentar, Song Shuhang menghapus tulisan yang sudah di tulisnya tadi.
Ia beranggapan bahwa dengan penyakit chuunibyou mereka tidak akan mendengarkan nasihatnya. Lagipula, orang yang telah mengkonsumsi ramuan obat itu masih hidup dan sehat, kemungkinan besar ramuan obat it tidak akan membunuhnya dalam waktu dekat?
Meskipun ia berpikir begitu, Song Shuhang merasa tidak bisa membiarkan mereka begitu saja. Setiap obat mempunyai efek samping sendiri-sendiri dan mungkin ramuan obat ini tidak berefek membunuh dalam waktu dekat tetapi akan membunuhnya secara perlahan?
Maka dari itu, ia harus memeriksa resep obat ini!
Ia masih kuatir dengan penyakit chuunibyou yang diderita oleh para anggota grup itu.
Pada akhirnya, Song Shuhang adalah orang yang pantas untuk diberikan kartu ucapan.
Ia mengambil buku tulisnya dan mencatat 30 lebih nama-nama bahan 'ramuan obat' Tabib yang bisa di lihat di internet.
Song Shuhang mempunyai kakak sepupu perempuan bernama Zhao Yaya yang belajar tentang ilmu medis.
Di universitas, ada fakultas tradisinal obat China, jadi ia ingin meminta Zhao Yaya mencari tahu jika 30 lebih bahan-bahan obat penambah tenaga dalam dan darah ini dimasak dan dicampurkan bersama-sama akan mengakibatkan kematian setelah mengkonsumsinya.
Secara teori, bahan-bahan obat ini penambah darah dan energi dan menghilangkan kelemahan, tidak akan membunuhnya setelah dikonsumsi. Bagaimanapun, berbagai bahan dicampur dan dimasak dan digodok, siapa yang tahu akan menjadi apa.
Untuk bahan obat dengan nama batang daun dewa dan 9 potong bambu merah yang dibakar, dianggap tidak ada, jadi Song Shuhang memilih untuk mengabaikannya. Siapa yang tahu nama-nama bahan ini? Ia tidak mengidap penyakit chuunibyou, ok?
Kalau ia menanyakan bahan-bahan ini ke sepupunya, ia akan mengira kalau Song Shuhang sudah gila. Setelah itu, ibunya pasti akan langsung terbang ke Jiangnan besok dan membawanya ke dokter saraf spesialis otak.
'Aku akan menanyakan bahan-bahan ini kepada kakak sepupu dengan sembunyi-sembunyi ketika aku pulang 2 minggu lagi' pikir Song Shuhang. Ia berharap tidak ada yang meninggal dalam masa periode tersebut.
Ketika Song Shuhang menyalin resep, grup Sembilan Provinsi Nomor Satu tidak melakukan kegiatan. Sepertinya mereka memiliki kehidupan sehari-hari juga tidak seperti kebanyakan orang yang online selama hari biasa?
Tentu, lagipula mereka harus makan, bekerja, dan merawat anak-anaknya. Mungkin beberapa dari mereka adalah murid juga, sama sepertinya.
Setelah ia menyalin 30 lebih berbagai macam bahan-bahan resep obat, Song Shuhang meregangkan badan dan melihat laporan cuaca di kanan bawah layar laptopnya.
1 Juni, cuaca cerah
2 Juni, cuaca cerah
"Cuacanya bagus, aku harus pergi keluar untuk berolahraga sebentar," Song Shuhang merasa badannya semakin memburuk, jadi ia memutuskan untuk berolahraga lebih banyak.
Meskipun ia berkata begitu, tanpa sadar tangannya mengklik ikon game di komputernya-Aku akan bermain 1 atau 2 ronde dulu!
❄❄❄
Meskipun rencananya bermain satu atau dua ronde, pada dasarnya,satu demi satu pertandingan, tidak mungkin untuk berhenti saat permainan sudah dimulai.
Tanpa diketahui, hari sudah siang.
'Waktu selama akhir pekan berlalu dengan cepat' Song Shuhang tersenyum dengan terpaksa sambil menutup permainan. Sekali lagi, dengan nyaman ia membuka obrolan grup Sembilan Provinsi Nomor Satu.
Melihat grup itu sebelum komputernya di tutup menyebabkan suasana hatinya senang sepanjang hari.
Ia menyadari Pendekar Kelana dari Sungai Utara yang sering online sudah muncul di grup obrolan itu.
Ada banyak log obrolan di dalamnya.
Sungai Utara si Pendekar Kelana: "Adik Tabib, kemampuanmu untuk meramu obat membuatku takjub. Aku sudah mencoba meramu 10 kali dan hasilnya 8 kali berhasil dan efek obat lebih baik dari yang kuperkirakan. Sayangnya, ramuan obat itu hanya berguna untuk junior di perguruan, tapi tidak banyak berguna untuk pendekar kelana sepertiku. Namun, Raja Sejati Hujan Bulan dan beberapa senior yang memiliki banyak murid, berguna sekali. Setelah Senior Hujan dan Kupu-kupu dan yang lain menerima resep itu, mereka akan berterima kasih kepadamu, Adik Tabib!"
Biksu Pengembara Prinsip Mendalam juga muncul dan mengirimkan emoji jempol.
Sungai Utara si Pendekar Kelana langsung tertawa. "Aku lupa sesaat, Guru Besar Prinsip Mendalam juga mempunyai banyak murid. Tabib, kelihatannya, orang yang akan berterima kasih kepadamu bertambah."
Sekali lagi, Guru Besar Prinsip Mendalam mengirimkan 🙂 dan pergi mengintai.
Sungai Utara si Pendekar Kelana membalas dengan 😁. Ia merasa meditasi membuat sakit kepala. Kalau tidak diperbolehkan untuk mengirim tanda seru dan emoji, akankah ia tidak dapat berkomunikasi dengan yang lain? Pada dasarnya, agama Budha menyebalkan- makanya, ia tidak menjadi biksu dari dulu adalah pilihan yang tepat.
Setelah 10 menit, Pedang Gila Super Ceroboh online. "Bulu Lembut~~ Bulu Lembut, kalau kau ada, balas aku!"
Bersamaan ia mengirim banyak emoji 😭 dan 🙇.
"Yo, Super Ceroboh kau sudah jarang online beberapa hari belakangan ini, kau meditasi dimana?" Sungai Utara si Pendekar Kelana dengan sombong bertanya ketika ia sudah tahu jawabannya.
"Meditasi kepalamu!" Super Ceroboh mengirim pesan suara, suaranya terisak-isak. "3 hari yang lalu, 'kakak senior' Yang Mulia Roh Kupu-Kupu mampir untuk bertemu denganku dan menginap disini selama 3 hari! Setelah itu, kalian semua tahu cerita selanjutnya… Ahhhhh…"
"Keke." Sungai Utara si Pendekar Kelana menunjukkan bahwa ia tidak bersimpati terhadap Super Ceroboh. Orang yang mencari mati sendiri tidak perlu dikasihani!
"Si Bulu Lembut dari Pulau Roh Kupu-kupu, Si Bulu Lembut yang cantik, keluarlah dan bertemu denganku! Aku punya sesuatu untuk ditanyakan padamu!" Super Ceroboh berteriak dengan sedih. 'Ceroboh' adalah nama asli belakang Super Ceroboh. Nama sekarang adalah Ceroboh Super1
"?" Si Bulu Lembut dari Pulau Roh Kupu-kupu muncul dan mengirimkan tanda tanya.
"Perempuan, kau akhirnya muncul. Aku meminta bantuanmu-tolong bawa pulang ayahmu yang protektif! Kumohon! Super Ceroboh mengirim 🙇 lagi.
"Keke." Si Bulu Lembut dari Pulau Roh Kupu-kupu mengirimkan 😊 dan sesaat kemudian, kalimat muncul. "Jadi pria tua ini protektif?"
Eh? Tunggu, sepertinya ada yang salah?
Pria tua? Oh ibuku, itu Yang Mulia Roh Kupu-Kupu yang sedang memakai akun putrinya lagi?
Krek… Suara apa itu? Itu suara patah hati Super Ceroboh.
Pria tua ini sangat protektif terhadap putrinya. Sekarang memakai akun putrinya, apa masih ada ** di dunia ini?!
"…" Sungai Utara si Pendekar Kelana merasa mulutnya bergetar tanpa henti. Akhirnya, ia membalas dengan baik hati. "Oh iya adik Super Ceroboh. Aku beranggapan Si Bulu Lembut sedang meramu obat?
Maka dari itu, Si Bulu Lembut tidak akan muncul dalam waktu dekat.
Setelah itu… tidak ada setelah itu.
Pedang Gila Super Ceroboh terputus… ya, terputus, tidak ' 'offline'. "Chi!" Song Shuhang tertawa terbahak-bahak.
Sekarang ini ia merasa baik.
Setelah melihat log obrolan selama 10 hari lebih, ia rasa anggota-anggota di grup ini tidak terlihat seperti korban chuunibyou biasa. Isi obrolan mereka seolah-olah benar-benar terjadi jika dipikir-pikir.
Pemikiran ini hanya terlintas dalam pikiran Song Shuhang.
'Kecuali aku sudah terlalu sering membaca log obrolan mereka dan tertular penyakit mereka?' Tiba-tiba Song Shuhang ketakutan hingga seluruh tubuhnya berkeringat dingin saat kemungkinan itu terjadi padanya.
Meskipun ia sudah melewati usia chuunibyou, siapa yang tidak mengalami berpikir kembali?
Pengalaman yang dibawa oleh mimpi pahlawan yang bersifat ksatria, mimpi wuxia, dan mimpi pahlawan super adalah riwayat yang ia tidak ingin hadapi di kehidupannya. Dia merasa sangat malu hingga ingin mati jika dipikirkan; ia ingin melupakan, sangat melupakannya!!!
Maka dari itu, ia tidak ingin terpengaruh oleh mereka.
"aku harus pergi makan." Ia bersiap untuk menutup Grup Sembilan Provinsi Nomor Satu.
Ketika ia ingin menutup obrolan itu, Sungai Utara si Pendekar Kelana tiba-tiba bertanya, "Tujuh, sudahkah junior yang ada di rumahmu berhasil mengatasi kesengsaraannya? Kenapa tidak kabar apapun?
Si Tujuh dari Klan Su: "Enambelas sedang mempersiapkannya, itu akan mulai beberapa jam kemudian."
Sungai Utara si Pendekar Kelana: Dimana kesengsaraannya akan terjadi? Apakah kau membutuhkan bantuan?
"Di suburban distrik kota H. Tenang, Enambelas sangat berbakat dalam kemampuan bawaan dan Tingkat Ketiga Akuisisi Alam, angin topan adalah masalah yang kecil. Itu seharusnya hal yang mudah baginya. Kalian semua tunggu Enambelas menguasai Tingkat Keempat Bawaan Alam sebelum mencari kesempatan untuk menantang kalian! Hahaha." Si Tujuh dari Klan Su tertawa dengan tenang.
"Aku lega dengan perkataanmu. Bakat Enambelas memang bagus. Angin Topan Tingkat Ketiga Akuisisi Alam tidak masalah baginya," Sungai Utara si Pendekar Kelana menyetujui.
Setelah itu, grup itu sunyi lagi.
❄❄❄
Song Shuhang menggaruk rahangnya, Kota H?
Bukankah tempat itu bersebelahan dengan Distrik Jiangnan? Dengan kata lain, Kota Kampus, tempat ia berada, ada di Kota Jiangnan, di antara Kota H dan Kota J.
Kota H adalah kota kecil di China; meskipun area itu kecil, ekonominya sangatlah berkembang. Kota itu terkenal sebagai surga perbelanjaan di China dengan reputasi, semua dan apapun di jual murah. Tentu saja, barang ilegal tidak termasuk.
Jika Enambelas itu melakukannya di Kota H, dapatkah ia melihatnya dari Distrik Jiangnan?
"Apakah aku bodoh?" Song Shuhang tertawa. Bagaimana ia mempercayai perkataan mereka?
Lebih lagi, angin topan? Sekarang ini matahari bersinar terang, pada dasarnya, tidak mungkin akan terjadi badai, kan?
Apalagi, laporan cuaca sekarang lebih akurat, tidak seperti beberapa tahun kemarin. Laporannya berkata akan hanya ada cuaca cerah tiga hari ke depan atau hujan deras.
"Semenjak cuacanya bagus, aku harus pergi ke toko buku setelah makan!" gumam Song Shuhang.