Rak senjata ditempatkan di kedua sisi dataran tinggi untuk kenyamanan kedua belah pihak.
Sebagian besar senjata umum sudah disediakan, termasuk pisau, pedang, dan cambuk. Supaya adil, tidak ada pihak yang diizinkan membawa senjata mereka sendiri. Lagi pula, klan besar pasti mampu menempa sebuah pedang berkualitas tinggi, sementara penantang yang lebih miskin harus bergantung pada peralatan senjata besi kasar mereka seadanya. Perbedaan ini akan menyebabkan duel ini kehilangan makna yang sesungguhnya.
Namun, Thuram tahu betul bahwa ada cara lain untuk memenangkan duel di balik aturan yang adil itu. Faktanya, Klan Cambuk Besi telah mengalahkan Klan Osha sebelumnya dengan diam-diam menukar cambuk yang telah disediakan dengan cambuk yang sudah diolesi Minyak Hitam. Meskipun wasit menghukum pengawas senjata itu pada akhirnya, hasilnya sudah jelas, dan tidak ada klan yang mau bertarung dengan klan besar demi membela klan yang sudah kalah.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com