webnovel

Senja di Musim Dingin (Bagian II)

Editor: Atlas Studios

"Tenang saja. Binatang itu belum datang." Roland menghela nafas saat ia melihat Kilat yang sangat bersemangat.

Hanya Tuhan yang tahu mengapa Kilat begitu tertarik untuk menghadapi binatang iblis. Sudah jelas, ukuran tubuhnya tidak cocok untuk bertempur, tetapi Kilat tidak merasa takut pada binatang iblis yang membuat orang merasa takut pada umumnya. "Lakukan dengan cara yang sama seperti binatang iblis pertama yang sudah kamu hadapi. Tinggalkan sikap sembronomu. Tugas kamu adalah menarik perhatian binatang itu dan memancingnya ke tempat ini. Perhatikan ketinggian terbangmu, untuk berjaga-jaga seandainya binatang iblis itu menyambar kamu dari bawah."

"Aku tahu. Aku tahu," kata Kilat dengan penuh percaya diri, "Aku sudah mempelajari semuanya dari pertarungan melawan binatang iblis yang pertama. Beri aku sedikit pujian. Aku tidak akan membiarkan binatang ini menyentuhku sama sekali."

Sementara Roland dan Kilat sedang berbicara, binatang hibrida iblis itu mendekati tembok kota. Hibrida Iblis itu menerobos rintangan dan menerjang tembok kota menuju ke area yang tidak dijaga. Kali ini, Pasukan Milisi tidak merespon tetapi tetap berada di tempat mereka, menunggu instruksi dari pemburu pengawas.

"Sekarang pertarungan melawan Hibrida Iblis dimulai!" Roland berkata dengan suara yang lantang.

Kilat, yang sudah terbang, langsung berhenti dan menoleh kembali ke arah Roland.

"Ada masalah?" Roland bertanya.

"Apa yang baru saja kamu katakan …" Lightning berpikir sebentar dan menggelengkan kepalanya, "Terdengar sedikit aneh … Lupakan saja. Aku pergi sekarang."

Sambil melihat Kilat terbang, Roland tertawa dengan canggung dan bertanya kepada Anna dan Nightingale yang berada di belakangnya, "Apakah perkataanku juga terdengar aneh bagi kalian berdua?"

"Ya." Nightingale dan Anna mengangguk.

[Kalau begitu … Sepertinya orang aneh akan selalu menjadi orang aneh di mana pun mereka berada,] pikir Roland. "Pergilah kalian, dan berjaga-jagalah," kata Roland.

"Jaga diri Anda baik-baik, Yang Mulia." Nightingale membungkuk memberi hormat dan meraih tangan Anna sebelum berjalan masuk ke dalam Kabut.

Angin bertiup ke arah Roland, dan ia berdiri dengan tangan di belakang punggungnya, Roland berusaha untuk memberi kesan sebagai seorang pimpinan. Roland menyadari ada banyak prajuritnya yang mengawasi dirinya diam-diam selama waktu beristirahat, dan ia tetap berdiri tegap di atas tembok kota, membuat semua orang melihat bahwa Pangeran mereka akan selalu berdiri bersama mereka. Karena Roland tidak bisa bertarung secara individu, maka ini adalah hal terbaik yang bisa ia lakukan untuk tetap mendukung dan menyemangati para prajuritnya.

Serangan binatang iblis tahun ini adalah yang terbanyak dalam sejarah. Menurut Si Kapak Besi, di tahun-tahun sebelumnya, hanya ada satu atau dua ekor binatang hibrida iblis selama Bulan Iblis berlangsung. Tahun ini tampaknya tidak seperti biasanya karena jumlah binatang hibrida iblis mencapai empat ekor, dan pertempuran berlangsung lebih lama. Binatang-binatang iblis terus bermunculan dari Hutan Berkabut dan sebanyak sepuluh ekor atau lebih bergerak ke arah kota secara bersamaan.

Untungnya, bulan lalu Roland sudah menyiapkan cukup banyak senjata api untuk mempersenjatai Pasukan Senjata Api yang berjumlah seratus prajurit, kalau tidak mereka tidak akan bisa melawan binatang iblis dengan cepat. Jika mereka menggunakan anak panah, akan sulit untuk mengisi anak panah kembali dengan sigap. Dalam pertempuran yang berlangsung lama seperti ini, keuntungan dari senjata api yang membutuhkan lebih sedikit prajurit tentu menjadi nilai lebih tersendiri. Tentu saja, penggunaan bubuk mesiu yang tinggi memang membuat Roland khawatir, dan ia berencana untuk membuka semua persediaan bubuk mesiu yang masih ada di gudang, di mana masih terdapat lebih dari dua puluh bungkus, untuk memasok persediaan Pasukan Senjata Api

Di sisi lain, Kilat telah mendekati Binatang iblis itu dari atas. Kilat mengambil sebuah batu dari sakunya dan melemparkannya kepada binatang itu. Batu itu mengenai kepala binatang iblis itu. Serangan tak terduga itu membuat binatang iblis mundur seketika sebelum akhirnya binatang itu melihat bahwa serangan itu berasal dari atas.

Kilat menurunkan ketinggian terbangnya untuk menantang binatang itu dan terbang melewatinya, Kilat tetap berada dekat ke tanah saat dirinya mulai menuju ke tengah kota. Meskipun binatang itu dapat berpikir, bagi binatang itu tampaknya gadis yang sedang terbang itu lemah dan tidak berbahaya. Binatang itu langsung menerkam Kilat, sayapnya terbuka lebar, dan dengan hanya beberapa lompatan, binatang itu sudah bergerak ke depan hampir seratus meter jauhnya. Kilat terbang lebih tinggi dan berbalik arah di langit, melewati rumah-rumah dan berbelok ke jalan lain.

Melalui jalanan yang berkelok-kelok, Kilat memancing musuh ke alun-alun kota di tengah kota di mana ia akan meluncurkan serangan bersama dengan Nightingale dan Anna seperti yang sudah mereka rencanakan. Karena binatang itu cukup sensitif untuk mengendus keberadaan Nightingale bahkan meski ia bersembunyi di dalam Kabut sekalipun, maka sangat penting bagi Kilat untuk menangkap perhatian binatang itu sebelum Nightingale dan Anna meluncurkan serangan mereka.

Trik mereka berjalan dengan sempurna. Sekarang binatang itu terlihat berang dan marah, dan nalurinya langsung terpancing. Dengan mulut yang menganga lebar, binatang itu terus melompat untuk menangkap Kilat yang terbang semakin tinggi dengan gesit. Kilat terbang naik turun untuk mengecoh binatang itu dan membuat binatang itu kehilangan tangkapannya setiap kali hendak menyerang Kilat.

Di sisi lainnya, Nightingale telah tiba di alun-alun, dan tidak seperti Kilat, Nightingale dapat berjalan lurus di dalam Kabut di mana tidak ada rintangan-rintangan seperti rumah-rumah dan rintangan lain yang akan menghalangi jalannya. Api milik Anna bisa mencapai jarak sejauh lima meter, dan untuk mengurangi kemungkinan binatang itu melarikan diri, mereka harus berada sedekat mungkin dengan binatang itu.

Setelah belajar dari kesalahan saat menghadapi binatang iblis yang pertama, sekarang Nightingale sudah mengetahui bagaimana cara Anna menyerang. Ketika mereka berjarak tiga puluh langkah dari binatang itu, Nightingale akan mempercepat langkahnya. Dalam waktu sepersekian detik, jarak itu berkurang hingga hanya tinggal selangkah saja dan kemudian mereka melangkahi binatang iblis itu di atasnya. Kejadiannya terjadi begitu cepat sehingga ketika Anna sudah siap menyerang, Nightingale menyadari bahwa wajah mereka berada tepat di depan ekor binatang itu.

"Sekarang!" Nightingale berteriak.

Ketika dunia memudar berwarna putih dan hitam dalam sekejap mata, Anna sudah kembali berada di alun-alun. Api berwarna hijau menyembur dari ujung jarinya dan membesar menjadi sangkar api yang memerangkap seluruh tubuh binatang itu.

Nightingale mundur dengan cepat untuk menghindari gelombang panas yang membuatnya merasa kesakitan

Sebelum binatang iblis itu bisa bereaksi, api sudah mencapai suhu yang mampu melelehkan baja, dan apinya sudah menjadi sebuah bola api, akhirnya, binatang itu hangus terbakar sampai hancur.

"Sepertinya mereka telah berhasil," Wendy yang bekerja sebagai penjaga untuk menggantikan posisi Nightingale menyunggingkan senyum di bibirnya ketika ia melihat nyala api yang berwarna hijau dari kejauhan. "Sepertinya aku tidak perlu repot-repot melakukan pekerjaan …."

"Kuharap tak ada satu pun dari kalian yang menginjakkan kaki ke medan perang jika keadaannya memungkinkan," kata Roland dengan suara tegas yang dibuat-buat, sambil tetap menjaga posturnya dengan tangan berada di belakang punggungnya. Tapi Roland menyadari di dalam hatinya bahwa tanpa bantuan para penyihir, Pasukan Milisi pasti akan kocar-kacir menghadapi serangan binatang iblis yang bisa terbang dan melompat di atas tembok kota.

Bahkan Nana, yang dilindungi oleh ayahnya, juga datang ke tembok kota dan mereka sibuk menyembuhkan para prajurit yang terluka. Roland sangat bersyukur bahwa rencananya untuk mendemonstrasikan kekuatan penyihir di hadapan Pasukan Milisi ternyata berjalan dengan sangat baik. Nana, yang dijuluki 'Malaikat Penyembuh', tampaknya telah meningkatkan reputasi para penyihir ke level yang baru. Ditambah lagi, kemenangan yang telah diraih Anna dan Nightingale dalam pertempuran melawan hibrida iblis juga membuat para prajurit bersorak-sorai di antara mereka.

Roland sangat mengerti bahwa tidak mungkin semua orang bisa menerima para penyihir, tetapi sejauh pertimbangannya sekarang, situasi saat ini sudah lebih baik daripada sebelumnya. Setelah interaksi pertama antara Pasukan Milisi dengan para penyihir berjalan dengan lancar, rencana Roland selanjutnya akan berjalan lebih baik.

Tiba-tiba, suara tembakan dari senjata api mereda, dan Roland memperhatikan bahwa binatang-binatang itu sedang bergerak mundur meninggalkan tembok kota. [Musuh-musuh sedang mundur?] Roland tidak bisa mempercayai matanya. Pada saat itu, seberkas sinar matahari menerobos awan tebal, bersinar di medan perang, dan kemudian sinar yang kedua, ketiga… dan segera langit yang berwarna abu-abu dipenuhi dengan ribuan cercahan cahaya yang bercampur menjadi satu sama lain dan menghasilkan sebuah warna yang sangat indah. Dalam sekejap, wilayah itu menjadi lebih terang.

"Ketika matahari akhirnya bersinar lagi, itu menandakan berakhirnya Bulan Iblis."

Setelah keheningan yang singkat di tembok kota, gelombang sorak-sorai terdengar di seluruh garis pertahanan perbatasan. Satu demi satu, penduduk mulai keluar dari rumah mereka, dan mengikuti gelombang sorakan itu, mereka semua bernyanyi dan berteriak dengan gembira. Mereka bersorak untuk sinar matahari yang telah lama ditunggu-tunggu, bersorak karena bisa melewati musim dingin, dan bersorak bagi Pangeran mereka. Semua sorakan itu terdengar bersamaan, bergema di seluruh wilayah Kota Perbatasan.

Bab berikutnya