webnovel

Seni Memasak dari Dunia Lain

Penulis: Li Hongtian
Fantasi Timur
Sedang berlangsung · 1.6M Dilihat
  • 1025 Bab
    Konten
  • 4.6
    187 peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Ringkasan

Dalam dunia fantasi di mana para pendekar dapat membelah gunung dan sungai kecil hanya dengan melambaikan tangan mereka dan memecahkan sungai dengan tendangan, terdapat sebuah restoran kecil yang berkarakter seperti ini. Restoran itu tidaklah besar, namun disanalah tempat di mana orang-orang hebat akan datang. Di sana, kamu dapat mencicipi nasi goreng telur yang terbuat dari telur burung pheonix dan nasi darah naga. Di sana, kamu dapat minum arak kuat yang difermentasi dari buah jeruk dan air dari mata air kehidupan. Di sana, kamu dapat mencicipi daging barbercue dari hewan buas roh tertinggi tingkat sembilan bertabur lada hitam. Apa? Kamu ingin menculik sang koki? Hal itu tidak akan terjadi, karena ada seekor dewa hewan buas roh tingkat sepuluh, Tuan Anjing, yang berbaring di pintu masuk. Oh, sang koki juga memiliki asisten robot yang pernah membunuh manusia dewa tingkat sembilan dengan satu tangan dan kelompok wanita gila yang perutnya telah ditaklukkan.

Chapter 1Restoran Kecil di Jalan Kecil Dalam Kota Kekaisaran

Benua Naga Tersembunyi, kota kekaisaran Kekaisaran Angin Sejuk.

Di dalam kota yang sibuk, jalan–jalan dipenuhi oleh orang dan bebunyian yang dibuat oleh mereka dapat terdengar di mana–mana. Di kedua sisi jalan terdapat bangunan–bangunan tinggi dan terdapat banyak restoran dan penginapan di antaranya. Bau wangi masakan dari makanan yang dimasak oleh para koki berembus di udara dan masih tertinggal untuk waktu lama.

Di antara restoran–restoran, terdapat restoran nomor satu di kota kekaisaran bernama Restoran Pheonix Abadi, yang bahkan lebih ramai lagi, dan bisnisnya sangat bagus.

Di dalam kota kekaisaran, bangunan–bangunan dibangun secara rapi dan teratur dan terdapat jalan di mana–mana. Jika kamu berjalan di jalan utama dan melewati Restoran Pheonix Abadi, kamu akan menemukan jalan yang lebih kecil lagi setelah berjalan beberapa puluh meter. Berjalan lurus di jalan kecil dan belok ke kiri kamu akan menemukan restoran kecil dan sederhana.

Ada seekor anjing hitam besar berbaring di muka restoran dengan lidah terjulur keluar. Di dalam restoran tidak terlihat satu pelanggan pun.

Tiba–tiba, seorang pria muda keluar dari restoran. Badannya langsing dan kulitnya putih. Rambutnya hitam panjang, bersama dengan poninya, disisir ke belakang dan dikuncir ekor kuda dengan tali tipis panjang dari bahan wol. Penampilannya berkesan bersih dan rapi.

"Blacky, waktunya makan." pria muda itu, Bu Fang, memegang mangkuk porselen sambil keluar dari restoran. Dia meletakkan mangkuk itu di hadapan anjing hitam besar tersebut. Anjing itu yang tadinya terlihat lelah, langsung melompat bersemangat dan mulai melahap makanan dalam mangkuk.

Setelah mengelus bulu anjing yang halus, lembut dan bersih, Bu Fang tersenyum dan masuk lagi ke dalam restoran.

Bu Fang seorang pria berumur dua puluh tahun, adalah seorang manusia biasa namun ambisius yang berasal dari Bumi. Suatu hari dia tiba–tiba terbangun di dunia lain, dengan [Sistem Seni Memasak] muncul secara misterius dalam otaknya. Restoran kecil ini diciptakan oleh Bu Fang di hari kedua dia tiba dengan bantuan sistem.

Walaupun satu bulan telah berlalu dari sejak dia menciptakan restoran ini, tak ada seorang pun yang masuk, dan Bu Fang telah terbiasa dengan keadaan ini. Setiap hari dia hanya perlu menjalani instruksi dari [Sistem Seni Memasak], yaitu berlatih ilmu memasak dan memastikan anjing hitam besar mendapat makanan yang cukup.

Dia tidak tahu dari mana anjing besar hitam ini datang, dia hanya ingat bahwa anjing tersebut muncul seminggu setelah restoran selesai dibangun. Sistem mengingatkan Bu Fang untuk memberi makan anjing itu secara berkala dengan hasil latihannya. Maka sejak itu, setiap kali restoran buka, anjing itu sudah berada di luar menunggu Bu Fang memberinya makan.

Pada dasarnya, anjing besar hitam itu adalah pelanggan pertama Bu Fang walaupun tidak pernah membayar.

Ketika Bu Fang sudah berada di dalam restoran, dia melihat tempat yang sepi dan mendesah. Walaupun restoran ini sederhana, restoran ini rapi dan bersih. Dengan luas sepuluh meter persegi dan beberapa set meja dan kursi, restoran ini memang termasuk kecil.

Sewaktu dia melihat tiga jenis masakan di menu, Bu Fang tak dapat menahan diri untuk menghela napas.

Menu di restoran ini berbentuk satu potong kayu yang tergantung di dinding. Hanya terdapat tiga jenis masakan pada menu tersebut.

Sulit membayangkan sebuah restoran dengan hanya ada tiga menu yang tersedia, dan harga yang tercantum… hanya dapat dijelaskan sebagai harga yang terlalu mahal.

satu porsi Oseng–oseng Sayur dan Mie Kering Campur masing–masing harganya seratus keping emas, sedangkan harga semangkuk Nasi Goreng Telur bahkan luar biasa mahal… harganya satu kristal.

Kristal adalah sesuatu yang hanya dimiliki oleh para kultivator. Sebuah kristal dapat dibeli seharga sekitar seribu keping emas, namun benda ini sangat langka.

Untuk restoran sekecil ini, harga yang tercantum terlalu berlebihan mahalnya.

Bu Fang tidak percaya bahwa ada orang yang cukup bodoh untuk memesan makanan semahal itu. Walaupun dia setuju bahwa masakan yang tersedia termasuk masakan yang lezat sekali ketika dia mencobanya, namun ketika dia melihat harganya… Bu Fang pikir tak mungkin ada orang yang mau memesan.

"Sebagai Dewa Masak yang berhasrat untuk berdiri di puncak dunia fantasi, mengapa kamu tidak juga mendapatkan pelanggan pertama? Jika berhasil mendapat pelanggan pertama di bulan pertama setelah restoran buka, kamu akan mendapat hadiah sistem."

Misi tersebut diberikan oleh sistem kepadanya beberapa hari setelah dia menciptakan restoran, dan hanya tinggal tiga hari lagi sebelum tenggat waktu. Bu Fang melihat ke arah jalanan yang sepi tanpa ekspresi.

"Sepertinya mimpiku untuk menjadi Dewa Masak akan hancur sebelum aku dapat mengambil langkah pertama." Bu Fang memeriksa waktu dan menghela napas. Dia berdiri, menutup pintu masuk restoran dengan papan pintu1 dan menutup restoran.

Masakan-masakan tidak dapat dibawa keluar tanpa izin, dan ada peraturan ketat mengenai waktu restoran beroperasi. Walaupun restoran itu kecil, ada banyak aturan dan peraturan. Namun, karena peraturan–peraturan tersebut dibuat oleh sistem, Bu Fang harus menaatinya.

Restoran ditutup untuk hari itu. Setelah mengunci pintu masuk restoran, Bu Fang kembali ke dapur untuk berlatih memasak. Sebetulnya yang disebut berlatih tidak menggunakan banyak aspek teknik, itu hanyalah memasak terus–menerus. Karena sistem secara otomatis akan mengisi kembali bumbu dan bahan masakan, Bu Fang hanya perlu memasak.

Di sudut dapur, ada sebuah robot yang bersifat seperti manusia. Robot ini diciptakan oleh sistem untuk mengolah kembali semua makanan yang Bu Fang masak selama berlatih. Selain makanan yang dimakan oleh Bu Fang dan anjing hitam besar, semua makanan yang dibuat selama latihan harus dimasukan ke dalam perut robot.

Setelah Bu Fang menyalakan api, dia memulai latihan memasak harian.

Walaupun Bu Fang berada di dunia fantasi, dapur yang diciptakan sangat mirip dengan dapur modern dari Bumi.

Semua peralatan dapur tersedia: panci masak tanpa asap, pisau–pisau stainless steel, talenan, mesin penghisap asap, microvawe oven, kulkas… Sebetulnya, peralatan tersebut lebih canggih daripada peralatan dari Bumi. Bu Fang tidak menemui kesulitan berarti ketika menggunakan peralatan tersebut, dia malah lebih memilih memasak menggunakan peralatan dari dunia fantasi.

Ketika malam tiba, dua buah bulan di langit terlihat harmonis dan sinar bulan laksana cadar di langit malam.

Di depan restoran, si anjing hitam besar bermalas–malasan dengan santainya setelah dia menghabiskan makan malam, ditemani bebunyian serangga sewaktu si anjing menjaga restoran.

Pagi harinya, Bu Fang bangun dengan masih terkantuk–kantuk. Setelah mandi dan berbenah, restoran dibuka untuk umum.

Restoran itu masih sepi, dan tidak ada seorang pun yang terlihat. Si anjing hitam besar masih terbaring di lantai seperti biasanya.

Bu Fang tiba–tiba merasa iri dengan suksesnya bisnis Restoran Pheonix Abadi yang terletak di luar jalan kecil. Bisnis mereka sangatlah bagus, terlalu banyak pelanggan hingga pintu masuk restoran seakan akan hancur terlanda begitu banyak manusia.

Bu Fang mulai membayangkan seandainya bisnisnya sesukses Restoran Pheonix Abadi.

"Tuanku, sebagai ahli makanan yang berhasrat untuk berdiri di puncak tertinggi rantai makanan di dunia fantasi, kau harusnya tidak merasa iri terhadap restoran lain. Kerja keraslah demi masa depanmu!"

Suara sistem mekanik yang serius bergema di kepala Bu Fang sebagai pengingat. Dia sudah terbiasa dengannya. Selama sebulan terakhir, jika dia merasa iri dengan Restoran Pheonix Abadi, sistem akan otomatis membakar semangatnya.

Menilai jawabannya, sepertinya sistem ini bersifat seperti manusia.

Bu Fang duduk di kursi di luar restoran selagi menikmati hangatnya mentari. Dia duduk sangat nyaman hingga merosot ke bawah dengan posisi meringkuk.

Tidak ada seorang pun yang muncul di jalan kecil itu.

"Satu hari lagi tanpa seorang pelanggan," Bu Fang mengemukakan pikirannya dengan keras dalam hati sewaktu dia mendongakkan kepala dan menguap.

Si anjing hitam besar berbaring di lantai, dia menoleh ke arah Bu Fang sebelum kembali melakukan apa yang tadi dia lakukan.

Tepat ketika Bu Fang akan tertidur, terdengar langkah–langkah kaki yang membangunkannya. Dengan mengantuk dia membuka matanya dan melihat seorang pria muda tampan lewat. Dia mengenakan baju ketat untuk berlatih ilmu bela diri.

"Huh? Ada ya orang yang bodoh yang membangun restoran di jalan kecil di mana tidak akan ada orang lewat?"

Pria muda itu sebetulnya tampan, wajahnya berbentuk oval, matanya lebar dan ekspresif dan bibirnya merah. Jika bukan karena dadanya yang datar dan jakunnya yang menonjol, Bu Fang akan berpikir dia adalah seorang gadis yang sedang menyamar.

Di dunia fantasi, para gadis sering kali menyamar sebagai pria.

Pria muda tampan tersebut sepertinya tertarik dengan restoran yang buka di jalan kecil dimana tidak ada seorang pun yang lewat. Dia benar–benar berjalan menuju restoran.

Namun, Bu Fang tidak beranjak dari tempatnya, dia masih duduk. Walaupun pria tersebut telah memasuki restoran, dia belumlah menjadi pelanggan selama dia belum memesan makanan. Bu Fang tahu bahwa untuk menjadi pelanggan, mereka harus membayar harga yang tidak masuk akal untuk makanan–makanan dari restoran itu.

Seperti telah terduga, ketika pria muda tampan tersebut melihat harga–harga yang terpampang di menu, matanya yang sudah lebar menjadi lebih lebar lagi, terdengarlah jeritan memekakkan telinga yang menggema ke seluruh jalan kecil yang sepi.

"Astaga Tuhan! satu porsi Oseng–oseng Sayur seharga seratus koin emas? Dan masakan Nasi Goreng Telur seharga satu kristal? Apakah kamu sudah tidak waras karena keserakahanmu?"

Anda Mungkin Juga Menyukai

Legenda Pendekar Naga Putih

Partai Pedang Kebenaran adalah salah satu partai persilatan terbesar yang terdapat di Kota Han Ciu. Ketua partai itu bernama Zhang Yixing. Zhang Yixing sendiri merupakan seorang pendekar yang ditakuti lawan disegani kawan. Di daerah Han Ciu dan sekitarnya, tidak ada yang tidak mengenalnya. Semua orang, baik dari kalangan awam maupun persilatan, pasti kenal kepadanya. Apalagi, dia mempunyai julukan Pendekar Pedang Tanpa Tanding. Sebuah julukan yang mungkin terdengar sedikit berlebihan. Tapi, hal tersebut memang bukan omong kosong. Semuanya sesuai dengan kenyataan. Semua orang persilatan mengetahui akan hal tersebut. Permainan pedang Zhang Ciangbunjin (Ketua) tidak perlu diragukan lagi. Justru alasan dia dijuluki Pendekar Pedang Tanpa Tanding karena di daerah sekitarnya, memang tidak ada orang yang sanggup mengalahkannya dalam hal ilmu pedang. Namun sayang sekali, semua itu harus berakhir ketika peristiwa berdarah menimpa Keluarga Zhang sekaligus Partai Pedang Kebenaran. Di malam spesial yang harusnya menjadi malam kebahagiaan, justru malah berakhir menjadi malam kematian. Semua murid Partai Pedang Kebenaran tewas. Zhang Yixing beserta istrinya juga tewas. Yang tersisa cuma anak tunggalnya. Anak itu bernama Zhang Yi. Zhang Yi berhasil lolos dari kematian karena dia diselamatkan oleh seorang tokoh sakti dunia persilatan. Kelak, jika sudah tiba waktunya, Zhang Yi akan kembali ke dunia ramai dan bakal menjalankan tugasnya sebagai seorang pendekar pembasmi kejahatan. Bagaimana selanjutnya? Apakah dia akan membalaskan peristiwa berdarah yang menimpa keluarganya? Ikuti petualangan Zhang Yi di Legenda Pendekar Naga Putih.

Junnot_senju · Fantasi Timur
4.9
398 Chs

Black Needle Warrior

Li Yong adalah bocah yang bernasib malang. Sejak dilahirkan, dia tidak pernah mengetahui siapakah kedua orang tuanya. Dia dibuang begitu saja. Entah karena apa alasannya. Sebab hingga sekarang, dia sendiri belum mengetahui secara pasti. Saat itu usianya masih kecil. Untunglah langit mengulurkan tangannya. Pada detik-detik penentuan antara hidup dan mati, tiba-tiba ada sebuah tangan yang terjulur kepadanya. Tangan itu sudah keriput, bahkan kotor oleh debu-debu yang menyesakkan nafas. Ternyata tangan itu milik seorang kakek tua. Li Yong tidak tahu siapa kakek tua itu. Yang dia tahu hanyalah bahwa kakek tua itulah yang kemudian merawatnya seperti kepada cucu sendiri. Bahkan dia juga yang memberikan nama Li Yong kepadanya. Nama itu diambil dari marga Li milik kakek tua yang diketahui bernama Li Beng tersebut. Semenjak saat itu, Li Yong terus tinggal bersama Kakek Li Beng. Keduanya benar-benar akrab, seperti akrabnya hubungan keluarga. Siapa pun pasti tidak akan ada yang menyangka bahwa mereka sebenarnya tidak ada ikatan darah sama sekali. Namun sayang sekali. Semua itu tiba-tiba berubah ketika musibah menghampiri mereka berdua. Kakek Li Beng dibunuh secara sadis oleh perampok-perampok yang tidak punya hati nurani. Untunglah pada saat itu, Li Yong berhasil menyelamatkan dirinya. Kematian Kakek Li Beng telah membuat Li Yong terpukul. Dia tersiksa lahir batin. Hingga pada akhirnya, bocah itu memutuskan untuk pergi ke tempat yang sangat jauh. Namun sepuluh tahun kemudian, di jalan dan di desa yang sama, tiba-tiba muncul seorang pemuda misterius. Wajahnya angkuh dan dingin, kedua bola matanya kelabu. Siapa pun bakal mengetahui kalau dia adalah orang yang menderita penyakit batin dan selalu merasa kesepian. Pemuda yang dimaksud itu bukan lain adalah Li Yong. Ya, memamg dia. Namun Li Yong yang sekarang, telah berbeda jauh dari Li Yong sepuluh tahun silam. Sekarang dia telah menjelma menjadi seorang pemuda yang gagah perkasa. Ilmu silatnya sangat tinggi. Tiada seorang pun yang mengetahui sampai di mana taraf kesempurnaan ilmunya. Kematangan dari penguasaan setiap jurusnya juga tidak perlu diragukan lagi. Kemunculannya ke dalam dunia ramai membawa sebuah tekad. Li Yong ingin mencari pelaku yang sudah membunuh Kakek Li Beng sekaligus mencari jati dirinya sendiri. Dia pun ingin menjadi seorang pendekar yang membasmi kejahatan.

Junnot_senju · Fantasi Timur
5.0
396 Chs
Indeks
Jilid 1
Jilid 2