The Second Ocean
Nayla hanya mampu menyandarkan wajahnya ke jendela kaca sembari melihat angin menerbangkan daun-daun. Terlalu perih rasanya membayangkan Mas Yusuf berada dalam pelukan wanita lain.
“Aku hanya perempuan biasa, Mas,” sela Nayla terisak-isak.
Perempuan yang masih punya hati yang rapuh, serapuh ranting kering jatuh meninggalkan pohon yang ketika terinjak kaki-kaki manusia akan patah sendirinya.
“Jujur, Mas Yusuf, aku tak bisa pura-pura kuat ketika dadaku sudah semakin sesak karena luka yang Mas berikan padaku. Aku, perempuan yang telah menerima pinanganmu ingin menikah denganmu, bukan menikah dengan luka.” Ditatap mata suaminya dengan sendu.
“Maafkan aku, Nayla.”
**
“Aku sungguh mencintaimu dengan tulus, Nay,” ujarnya. Pria berkaca mata itu pun nampak bersungguh-sungguh.
“Tapi, Mas. Aku tak mau menjadi duri dalam rumah tanggamu,” tukas Nayla.
“Tak ada yang menjadi duri. Dia sudah mengetahui dan menyetujui dirimu, Nay. Lagipula Islam memperbolehkan adanya poligami .”
Terbuat dari apakah hati wanita itu, rela membagi suaminya dengan wanita lain?
Setelah rumah tangga sebelumnya harus kandas oleh orang ketiga. Kini, Nayla harus terjebak pada situasi yang sulit, yakni menjadi orang ketiga pada rumah tangga Ramdan atas persetujuan istri pertamanya. Bagaimana ia menjalani takdirnya?
Yuli_Warni · Urbain