webnovel

War Song [LN Indonesia]

Auteur: Hakayoshi
Fantaisie
Actuel · 42.4K Affichage
  • 10 Shc
    Contenu
  • audimat
  • NO.200+
    SOUTIEN
Synopsis

seorang pemuda mendapati dirinya bereinkarnasi di dunia lain, setelah menjalani beberapa tahun hidup barunya pemuda itu sadar jika dunia baru itu adalah dunia latar belakang game light novel (your love came when winter end) Yang pernah dia mainkan. kemudian pemuda itu ingin mewujudkan impiannya untuk bersanding dengan tokoh yang dia cintai, ironisnya tokoh yang dia cintai bukanlah tokoh utama melainkan tokoh antagonis dalam cerita tersebut, sedangkan dia sendiri bahkan tidak ada di dalam cerita tersebut melainkan seorang (mob). jadi bagaimana cara dia untuk menggapai cintanya?. tidak ada pilihan lain dia harus berjuang dengan keras. ~ untuk para pembaca, update novel ini tidak menentu karena ini adalah projec sampingan, aku menulis novel ini saat aku tidak memiliki ide dan untuk refreshing. so selamat membaca. hal terakhir terimakasih bagi siapa saja yang membaca tulisan ini.

Chapter 101 Re:

Tanpa tesasa umurku menjadi satu tahun.

Aku mulai terbiasa hidup di jaman pertengahan ini.Pemandangan bangunan tua, dinding kota yang tinggi, para kesatria dan banyak lainnya sudah menjadi hal biasa di hidupku. Aku tidak lagi menganga sambil berfikir, ~wow menajubkan~ ~wow fantasi~ atau ~wow keren~.

Aku juga mendapat banyak pengetahuan baru, seperti. Keluargaku merupakan petani gandum, kami tinggal di kota Isindra, disini ada benteng asli, disini tidak ada mobil, tidak ada PC, dan tidak ada Handphone!.

Setengah pengetahuan baru itu tidak baru?, Itu hanya imajinasimu.

Hidup kembali di jaman pertengahan ini, membuat aku mulai mencemaskan masa depanku.Aku bertanya tanya, apa yang harus aku lakukan saat aku menjadi orang dewasa?.Meski terlihat menyenangkan,aku tidak ingin menjadi petani gandum seperti kedua orang tuaku. Karena itu selama berhari-hari aku mencari impianku.

Aku ingin melakukan hal yang keren.Ini adalah jaman pertengahan, tentu ada banyak hal keren. Monster, kesatria, raja, penyihir wanita, pedang legenda, robot dari luar angkasa dan lain-lain.

Abad pertengahan memiliki jutaan kemungkinan. Karena itu, aku berfikir untuk menjadi seorang kesatria, tapi. Aku sedikit takut dengan pertumpahan darah, di dunia ini kau harus bertarung dengan pedang.

Pertarungan seperti itu sangat menyakitkan karena kau tidak bisa mengalahkan musuh dengan sekali serang sama seperti saat menggunakan senjata api. Membayangkan sebuah tangan terpotong membuat bulu kudukku berdiri. Dan begitulah, aku membuat seorang kesatria menjadi impian nomor dua atau mungkin nomor tiga, empat jika perlu.

Aku menahan impian menjadi Kesatria di belakang, aku kembali mencari impianku.Aku kemudian mengamati pekerjaan apa saja yang ada di kota ini saat di gendong ibuku. Pedangang, penjual daging, pembuat roti, tukang kayu, penempa besi, semua begitu biasa. Ini membuat aku belum bisa memutuskan sebuah impian.

Kemudian suatu hari, aku memutuskan untuk menjadi seorang penyihir. Bukan pria yang menjaga kesuciannya okay. Penyihir yang aku bicarakan di sini adalah penyihir yang sesungguhnya. Seorang pria yang bisa menembakan bola api dan membuat petir.

Aku memilih impian itu setelah suatu hari ibu membawaku untuk melihat sebuah pertunjukan jalan. Pertunjukan ajaib dimana seorang pria melakukan hal hal yang mustahil untuk di lakukan.

Pria itu membuat api dari ketiadaan.Mengendalikan dan membentuk api yang dia buat menjadi layaknya seekor ular, membuat ular api itu terbang kesana kemari sebelum akhirnya meledakkannya menjadi sebuah kembang api.

Sebuah pemandangan yang membuatku sangat terkejut.

Sebuah pemandangan yang membuatku sadar jika sihir ada di dunia ini.

Sebuah pemandangan yang membuatku ingin mengejar romansa seorang pria.

Aku ingin menjadi seorang penyihir.

Dan untuk mewujudkan mimpi itu, aku harus memiliki pengetahuan yang lebih mendalam tentang dunia ini.

Aku ingin segera belajar tapi, karena keterbatasan yang aku miliki dan fakta jika aku masih bayi.Aku harus menunggu sedikit lebih lama untuk bisa belajar. Ini sangat menyakitkan, tapi aku harus bersabar. Aku harus menikmati kehidupan bayi ini terlebih dahulu.

Beberapa hari kemudian. Aku kembali bingung menetapkan impianku saat mengetahui jika pekerjaan petualang dan monster ada di dunia ini.

Didalam hati aku berteriak "impian apa yang harus aku pilih?" dengan sangat keras.

Vous aimerez aussi

PENDEKAR TAPAK DEWA

Kebiadaban yang dilakukan oleh gerombolan La Kala (Kelompok Merah-Merah) di bawah pimpinan La Afi Sangia makin merajalela. Terakhir mereka membantai penduduk Desa Tanaru beserta galara (kepala desa) dan keluarganya sebelum desa mereka dibumihanguskan. Mayat-mayat bergelimpangan di mana-mana yang sebagian besarnya hangus bersama rumah-rumah mereka. Darah Jenderal Hongli alias Dato Hongli mendidih menyaksikan bekas aksi kebiadaban yang di luar batas kemanusiaan itu. Darah kependekarannya menangis dan jiwanya menjerit. Tetapi ada sebuah keajaiban. Di antara mayat-mayat bergelimpangan ada sesosok bayi mungil yang kondisinya masih utuh. Tubuhnya sama sekali tak bergerak. Sang bayi malang seolah-olah tak tersentuh api walau pakaiannya telah menjadi abu. “Oh...ternyata bayi ini masih hidup,” desah sang mantan jenderal perang kekaisaran Dinasti Ming. Diangkatnya bayi itu seraya lanjut berucap, “Akan kubesarkan bayi ini. Dia adalah sang titisan para dewa. Akan kugembleng ia agar kelak menjadi seorang pendekar besar. Kelak, biarlah dia sendiri yang akan datang untuk menuntut balas atas kematian keluarganya serta seluruh penduduk desanya. Akan kuberi bayi ini dengan nama La Mudu. Ya, La Mudu, Si Yang Terbakar...!” Lalu sang pendekar besar yang bergelar Wu Ying Jianke (Pendekar Tanpa Bayangan) itu mengangkat tubuh bayi itu tinggi-tinggi dengan kedua tangannya. Ia berseru dengan suaranya yang bergetar membahana: “Dengarlah, wahai Sang Hyang Dewata Agung....! Aku bersumpah untuk menggembleng dia menjadi seorang pendekar besar yang akan menumpas segala bentuk kejahatan di atas bumi ini..!! Wahai Dewata Agung, kabulkanlah keinginanku ini...!! Kabulkan, kabulkan, kabulkan, wahai Dewata Agung...!” Sang Hyang Dewata Agung mendengar permohonannya. Alam pun seolah mengamininya. Cahaya petir langsung menghiasi angkasa raya yang disusul dengan guruh gemuruh yang bersahut-sahutan. Tak lama kemudian hujan deras bagai tercurah mengguyur bumi yan

M Dahlan Yakub Al Barry · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
89 Chs

audimat

  • Tarif global
  • Qualité de l’écriture
  • Mise à jour de la stabilité
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte mondial
Critiques
Aimé
Nouveau

SOUTIEN