"Terakhir kali seharusnya saya tidak melihat Anda, maafkan saya sekali lagi. Tolong jangan usir saya, saya dibuang oleh keluarga suami saya, tapi untung saja Shang Qing Guan menerima saya, jika tidak di dunia sebesar ini maka saya tidak memiliki tempat untuk pergi." Kata Chu Yue dengan lemas.
Biksu melihatnya dan berkata, "Kapan aku bilang akan mengusirmu?"
Walaupun dia juga baru tahu bahwa Chu Yue adalah juru masaknya yang baru, saat baru bertemu dengannya dia merasakan sebuah perasaan ditipu, tapi setelah melihat Chu Yue dia baru memahami sesuatu, 'Perempuan ini hingga saat aku memberinya hadiah baru berani menemuiku, mungkin dia khawatir jika dia bertemu denganku akan kehilangan pekerjaan ini. Sebelum ini dia sama sekali tidak pernah datang melihatku ataupun menggangguku. Selain itu, jika dia adalah orang suruhan kasim Feng maka dia tidak mungkin mengirimkan perempuan yang berpenampilan seperti ini.'
Setelah berpikir sampai sini, perasaan tidak senang biksu itu menghilang.
"Tuan Besar, apakah Anda masih mau mempekerjakan saya sebagai juru masak?" Chu Yue melihatnya dengan senang.
Biksu itu kemudian berkata, "Kamu boleh tetap ada di sini tapi jangan menganggu."
"Terima kasih banyak Tuan Besar. Tuan Besar benar-benar adalah orang yang baik, berkat bisa mendapatkan pekerjaan ini saya bisa melewati musim dingin dengan lebih baik." Kata Chu Yue dengan senang.
Kemudian dia melihat batu arang yang digunakan oleh biksu itu, 'Dia sepertinya benar-benar kepala kuil Long'an, jika tidak maka mana mungkin dia bisa menggunakan batu arang dengan kualitas terbaik.'
Batu arang yang digunakan oleh biksu itu lebih baik daripada yang digunakan oleh Chu Yue, batu arang itu mudah digunakan, tidak menghasilkan asap dan terdapat aroma pohon pinus.
"Jika kamu mau maka aku bisa memberikan beberapa kepadamu." Kata biksu itu dengan santai saat melihat wajah Chu Yue yang kagum.
"Terima kasih Tuan Besar. Saya dan pelayan saya sudah membeli batu arang untuk menghangatkan diri, tapi tentu saja batu arang itu tidak sebanding dengan milik Tuan Besar. Sepertinya batu arang ini tidak mudah didapatkan di pasar, saya tidak bisa menerima barang dari Tuan Besar begitu saja. Bagaimana jika Anda memotong bayaranku bulan ini?" Kata Chu Yue.
"Terserah kamu saja." Biksu itu merasa walaupun Chu Yue adalah seorang 'Janda' tapi dia sama sekali tidak murahan dan itu menjadi nilai tambahan untuk Chu Yue.
"Kalau begitu saya tidak akan mengganggu waktu Tuan Besar untuk beristirahat, saya permisi dulu. Oh iya, nanti siang Tuan Besar ingin makan apa? Saya bisa memasakkannya." Kata Chu Yue dengan ramah.
"Terserah kamu saja." Biksu itu sudah memakan masakan Chu Yue untuk beberapa saat dan dia selalu bisa menikmati semua makanan yang dimasak oleh Chu Yue.
Sedangkan sikap Chu Yue yang baik kepadanya sama sekali tidak membuatnya merasa terkejut, 'Dia adalah seorang janda, tanpa laki-laki yang bisa dia jadikan tempat untuk bersandar, jadi dia pasti sangat menghargai pekerjaan ini.'
Chu Yue menganggukkan kepalanya kemudian dengan hormat keluar dari sana.
Kasim Feng yang berada di luar merasa tidak tenang.
Cuaca sangat dingin, tapi dia sama sekali tidak merasa kedinginan, saat dia melihat Chu Yue dia dengan suara pelan bertanya, "Bagaimana? Apa… Tuan Besar memarahimu?"
"Memangnya mengapa Tuan Besar marah?" Tanya Chu Yue.
Kasim Feng tertegun dan sebelum dia bisa mengatakan apapun, Chu Yue sudah berkata lagi, "Saya baru saja bicara dengan Tuan Besar. Tuan Besar mengatakan akan membagi batu arangnya kepada saya, batu arang yang digunakan oleh Tuan Besar saat ini. Sebagai gantinya bayaran saya akan dipotong, biarkan Yingda yang mengirimkannya ke rumah, saya tidak mampu membawanya."
Setelah mengatakan itu dia langsung hendak pergi, saat ini menjelang waktu makan siang tidak banyak lagi.
Kasim Feng berjalan keluar bersamanya, kemudian Chu Yue yang melihat itu bertanya, "Apa masih ada hal lain lagi?"
"Bukan, tadi apa Tuan Besar tidak mengatakan hal lain seperti hal yang marah atau semacamnya?" Tanya Kasim Feng.
"Marah? Kenapa harus marah? Tuan Besar sangat baik, dia juga begitu elegan. Dia benar-benar seorang biksu yang jarang ditemui." Chu Yue mengatakan itu dengan penuh kekaguman, "Bahkan terhadap seorang janda yang tidak diakui oleh siapapun, dia tidak melihat saya dengan tatapan yang menghina atau merendahkan."
Kasim Feng melihat wajah kagum Chu Yue pada tuannya, dan dalam hati merasa sangat puas, 'Tentu saja tuan tidak mungkin memandangmu dengan sebelah mata, dia adalah orang yang memiliki toleransi yang tinggi.'
"Tuan Besar sangat peduli denganmu." Kata Kasim Feng.
"Saya tahu." Chu Yue menganggukkan kepalanya menunjukkan dirinya setuju dengan perkataan Kasim Feng.
Walaupun mereka berdua sama-sama mengetahui hal itu tapi ini bukan hal yang bisa dilakukan secara terburu-buru.
Kasim Feng menyuruhnya pulang dan Yingda sudah mengirimkan batu arang dari biksu itu ke depan pintu rumah Chu Yue.
Kasim Feng menemui masternya untuk mengakui kesalahannya, "Saya tidak tahu bahwa janda itu mengenal Anda, dia bahkan pernah melakukan kesalahan kepada Anda. Saya baru dengar hal itu dari Yingda dan saya merasa sangat menyesal, saya tidak seharusnya menjadikannya sebagai juru masak. Tuan tenang saja, saya akan menggantinya segera dan mencari juru masak yang baru untuk Anda."
"Tidak perlu, selama dia tidak membuat masalah maka biarkan dia terus bekerja di sini." Kata biksu itu dengan santai.
Dia menunjukkan sikapnya yang sama sekali tidak keberatan dengan adanya keberadaan Chu Yue.
"Tuan sangat baik, dia pasti sangat berterima kasih kepada Anda." Kata Kasim Feng.
'Sepertinya janda itu memiliki caranya sendiri, tadi saat aku menunggu di luar aku kira semuanya akan berakhir. Aku tidak menyangka dia ternyata berhasil memutar semuanya jadi seperti ini, sepertinya aku terlalu meremehkan janda itu. Mungkin kelak dia benar-benar bisa bicara secara langsung di depan master? Walaupun kesempatan yang ada kecil tapi siapa yang sudah berjalan sejauh ini tentu saja akan tahu resikonya.' Pikir Kasim Feng.
Saat Chu Yue sudah pulang, dia menyalakan batu arang pemberian biksu itu.
Seluruh ruangan penuh dengan aroma pohon pinus, begitu harum.
"Nona, bagaimana mereka bisa memberikan kita batu arang seperti ini?" Tanya Hubo.
"Apanya yang memberikan, aku membelinya menggunakan bayaranku, jadi bayaranku akan dipotong." Kata Chu Yue.
Saat Hubo mendengar hal itu, dia baru mengetahuinya tapi tidak mempermasalahkannya, baginya selama mereka memiliki uang maka itu sudah cukup.
"Ini adalah hadiah yang aku dapatkan, kamu simpan ini. Kelak aku mungkin akan lebih sibuk dan mungkin tidak akan bisa pulang ke rumah tepat waktu." Kata Chu Yue sambil mengeluarkan 2 tael perak.
Setelah pertemuannya hari ini dengan biksu itu, tentu saja secara alami membuat keberadaannya mulai diketahui.
Chu Yue tahu bagaimana cara untuk mendapatkan orang yang baik, selain itu biksu itu juga sangat tampan, jadi tidaklah mudah sehingga dia harus menggunakan usaha lebih.
Tidak hanya begitu tampan, dia rela mengeluarkan banyak tenaga dan waktu untuk mendapatkan biksu itu dan setelah berhasil mendapatkannya Chu Yue berencana untuk membuat biksu itu juga akan melayaninya.
Hubo merasa sedikit khawatir melihat raut wajah ambisius Chu Yue, dia kemudian berkata, "Nona ingin melakukan apa?"
'Biksu itu adalah urusanku sekarang.' Ucap Chu Yue dalam hati.
"Kamu sebaiknya segera meningkatkan kekuatan tubuhmu, tubuhmu saat ini terlalu lemah, kelak kamu ikut lompat tali denganku saja." Kata Chu Yue.
Hubo ingin menangis lagi karena dia merasa dirinya hanya menghambat Chu Yue.
Saat ini setiap hari Chu Yue pasti akan berolahraga, dan sekarang dia juga sudah mulai melakukan yoga di dalam rumah.
Di kehidupannya sebelumnya dia juga merupakan seorang guru yoga yang terkenal, tapi kelenturan tubuhnya di kehidupannya yang sekarang benar-benar sangat buruk dan masih perlu dilatih.
Hubo membelalakkan matanya melihat ke arah Chu Yue dengan kebingungan, 'Apa yang … sedang Nona lakukan sekarang?'