webnovel

Chapter 9

Kami berjalan melewati beberapa rumah tanpa memperhatikan setiap pasang mata yang mengawasi gerak gerik kami bahkan ada seorang pemuda yang belum tau kalau kami sudah halal menegur kami berdua

"bercadar tapi kok pacaran Mbak?" tegur pemuda tersebut,

lalu Aisyah menyahut "apa salah Mas kalau kami berpacaran setelah menikah"

"kalian sudah menikah?. Di umur yang masih muda?" ujar pemuda tersebut sembari terbengong seperti enggak mempercayai kata kata Aisyah

"kalau ada jalan yang halal ngapain menempuh jalan yang haram?. Mari Mas "sahut ku

Kami lalu melanjutkan berjalan melewatinya sembari tertawa melihat wajah heran pemuda itu setelah tau yang dirinya liat bukan sepasang pemuda pemudi yang bermaksiat melainkan sepasang suami istri yang baru menikah kemaren.

Saat melanjutkan perjalanan tiba tiba tangan Aisyah memegang tangan ku, aku lalu menoleh sembari tersenyum kepadanya.

"ayang" sapanya sembari mendekat menempelkan badannya di lengan ku

"iyah...ada apa sih?" jawab ku

"iiihhh...jalan nya jangan jauh jauhh...deket sini loh" rengeknya

"lah dari tadi kan memang deket sama kamu Syah"

Aisyah tiba tiba memberhentikan langkah ku lalu tangan kanannya merogoh di saku jaketnya, kemudian mengeluarkan sebuah sapu tangan lalu dengan lembut dirinya mengelap keringat yang ada di wajah serta leher ku yang sudah dibanjiri keringat.

Diriku hanya bisa mematung membiarkan tangan Aisyah menjamah wajah ku tanpa bisa menolaknya, aku begitu gugup meskipun banyak senengnya sih.

"cie cie...pasangan yang baru nikah romantis banget sih jadi pengen balik kemasa kita dulu mas" ucap perempuan yang kebetulan bersebelahan dengan rumah Aisyah

Aku yang malu akhirnya memegang tanga Aisyah untuk segera menghentikan aktifitasnya menghapus keringat di wajah ku

" sudah syah, malu" bisik ku

"biarin, toh kedekatan kita menjadi contoh untuk pasangan yang sudah lama menikah kenapa enggak?"

"iyah juga sih tapi kesian yang belum nikah pada liat kita juga"

"ya sapa tau mereka jadi termotivasi buat nikah muda juga kan?, lebih baik menjadi motivator bagi pemuda yang ingin menikah daripada menjadi motivator bagi pemuda untuk bermaksiat" jawabnya

Aku hanya bisa terdiam dan tersenyum mendengar jawabannya, lalu kami lanjutkan berjalan menuju kerumah Aisyah karna hari sudah menunjukan waktu siang, sesampainya di rumah Aisyah ternyata mertua ku sedang duduk berdua di teras rumah sembari tersenyum menatap kami.

"cie cie coba liat Yah anak sama mantu kita mengingatkan kita dulu waktu pertama nikah ya Yah" goda Ibu Aisyah

"iyah nih jadi pengen balik kemasa dulu ya Buk ya" jawab Ayah Aisyah

"iihh Ibu sama Ayah kayak enggak pernah muda aja" ujar Aisyah sembari tertawa

mertuaku pun ikut tertawa, kami berdua pun lalu masuk kedalam rumah sedang Aisyah mau mandi karna hari ini dirinya tetap masuk kuliah meskipun baru kemaren kami melaksanakan pernikahan.

Setelah selesai mandi kami lalu berganti baju, meskipun kami sudah halal tetap saja malu berganti baju berdua didalam kamar jadi kami bergantian ketika hendak memakai baju, saat selesai memakai baju lalu mertuaku memanggil kami berdua, entah seperti ada sesuatu yang ingin beliau omongkan kepada ku dan Aisyah.

"kalian berdua kan sudah menjadi sepasang suami istri, sekarang tanggung jawab sepenuhnya ada ditangan Nak Abe jadi semua terserah kalian ingin tetap tinggal disini, dirumah nak Abe atau dirumah peninggalan Neneknya Aisyah?"

"emang rumah nenek belum dijual ya Yah?" sahut Aisyah

"belum Nak, sengaja Ayah enggak jual karna sapa tau setelah Kamu nikah mau menempati rumah nenek" jawab mertuaku

"gimana Mas?" tanya Aisyah kepadaku

"yah aku sih terserah kamu aja Syah, tapi emang lebih baik sih hidup mandiri supaya lebih merasakan senang susahnya berumah tangga" jawab ku

"iyasudah Yah suami ku pengen kita hidup mandiri jadi Aisyah ikut apa kata Mas abe tinggal dirumah Nenek aja"

"pilihan yang bagus, Ayah suka dengan pemikiran Nak Abe walaupun sebenernya Ayah dan Ibu pengen kalian tetap tinggal disini"

Lalu mertua menyerahkan sebuah kunci rumah kepadaku, sebenernya dalam hati ku merasa enggak enak karna sebagai suami aku belum bisa memiliki rumah sendiri malah selalu dibantu oleh Ayah Aisyah,meskipun sebenernya Aisyah dan mertua enggak pernah mempermasalahkan keadaan ku yang belum mapan tetap aja aku masih merasa malu.

Setelah selesai lalu kami melanjutkan bersepeda berbonceng berdua menuju kekampus Aisyah, diperjalanan aku banyak terdiam sedangkan Aisyah ngoceh mulu padahal sebelum nikah Aisyah banyak diam nya namun setelah menikah dia yang paling banyak omongnya.

"Mas Abe" sapanya sembari kepalanya di tempelkan di punggung ku

"aku masih terdiam tanpa menyahut panggilannya"

"Maass...?"

"tetap terdiam"

"iiihhh...Mas Abe, aku dari tadi ngomong enggak didengerin sih" sembari menggelitik ketiak ku

"eh...ehh...syah geli 😂" ujar ku sembari melepaskan jari jemarinya yang iseng di ketiakku

"habis istrinya ngajak ngomong di cuekin, sebel 😡"

"kamu tadi ngomong toh "

"tau ah 😩"

"yah Maaf Syah hehe"

"lagi mikirin apa sih?" tanyanya

"mikirin kamu 😳"

"iiihhh...aku serius Masss 😡 "

"hmmm...entar aja deh kalau udah dirumah aku omongin sesuatu yang masih mengganjal di pikiran ku"

Saat sedang asyik ngobrol dengan Aisyah tiba tiba dari arah belakang motor gede mepet hingga memakan jalan ku,dengan segera aku memberhentika sepeda yang hampir sedikit lagi menabrak sisi sebelah motor gede tersebut.

Saat helem dibuka ternyata lelaki yang pernah menendang sepedaku tempo hari saat didepan kampus Aisyah.

"wah wah wah romantis banget nih sepasang muda mudi, yang satu pake celana kek kebanjiran yang satu pake cadar, mengaku mengikuti sunnah tapi berduaan begini munafik lu pada"

"eh Ren dijaga yah kalau ngomong"

"emang bener kan kalian berdua munafik!, dan Lu Syah lebih baik di buka tuh hijab malu maluin enggak sesuai dengan perbuatan Lu"

"eh denger yah kalau Gue salah jangan salahin jilbabnya salahin Gue, lagian kita sudah halal juga"

"hah?, maksud Lu halal?" dirinya bingung

"iyah Mas, kami sudah menikah kemaren" jawab ku sembari melewatinya yang masih bingung dan sepertinya shock atas apa yang barusan dia dengar

"eh tunggu tunggu sebentar" rendy mulai mendekati kami lagi

"iyah ada apa Mas Rendy" jawab ku

"jadi Lu dan Lu syah udah nikah?"

"iyah dia suami aku sekarang, kenapa?"

"di usia Lu yang masih muda gini?"

"idih biasa aja kali, emang salahnya dimana kalau kita menikah di usia muda" bela Aisyah

"tap..tapi syah?"

"udah yah Mas, maaf sekali lagi aku mau ngantar istri dulu kekampus, Assalamu'alaikum"ujar ku melewatinya

Kami berdua tertawa puas melihat ekspresi wajah Rendy yang seperti enggak mempercayai kalau aku dan Aisyah telah menikah, karna tipe tipe lelaki kayak Rendy sangat lah alergi mendengar pernikahan muda disamping itu mungkin dirinya kecewa setelah tau perempuan pujaannya telah bersuami,Pada Akhirnya Semua Yang Bilang Sayang Akan Kalah Dengan Yang Berani Meminang 😂