Vino kembali duduk di sebelah Raka setelah dirinya selesai menerima telepon. Ia lalu kembali melanjutkan makannya.
"Lama banget lo. Teleponan sama siapa sih?" tanya Raka.
"Hmm? Oh itu gue tadi teleponan sama saudara gue. Udah lama banget soalnya gak komunikasi jadi ya biasalah," ucap Vino.
Raka mengangguk paham.
"Oh gitu. Kirain sama siapa. Soalnya lo sampai jauh banget lho Vin terima teleponnya," ucap Raka.
Vino tersenyum kikuk.
"Iya Rak soalnya tadi gue sekalian mau ke toilet juga. Kebelet juga sih," ucap Vino.
"Oh gue kira lo takut kalau gue mendengar pembicaraan lo sama orang di telepon itu," ucap Raka.
"Hahah ya enggak lah. Ngapain juga gue harus takut? Ada-ada aja lo," ucap Vino.
"Ya udah lo lanjut makan gih. Gue duluan ya," ucap Raka seraya menepuk pundak Vino.
Vino pun mengangguk. Raka lalu bangkit dari posisi duduknya dan beranjak dari sana.
Tangan Vino yang tengah memegang sendok dan garpu terlihat mengepal kuat setelah kepergian Raka.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com