webnovel

True Love : Senior! I Love U

Matanya dan mata hangat itu beradu sama-sama terkejut menyadari keberadaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dia sudah menyaksikan dengan mata kepala sendiri pernikahan sahabatnya sekaligus pernikahan laki-laki yang sangat dia cintai. Arsen. Dia bisa merasakan ada kabut yang menggelayut di matanya, ada gumpalan air yang memaksa keluar dari sana dan dia butuh menghindar dari tempat itu untuk menumpahkannya. Namun, entah kenapa kakinya tiba-tiba sulit untuk di gerakkan, kepalanya tiba-tiba pusing dan dia hanya bisa berdiri terpaku di tempat. Menyaksikan pemandangan yang sangat menyiksa hatinya, berdiri menyaksikan kenyataan yang tidak pernah di pikirkan sebelumnya. Dia harus mendengarkan janji-janji suci pernikahan yang di ucapkan dia harus melihat laki-laki itu menyematkan cincin pernikahan di jari manis sahabatnya. Dan dia harus melihat laki-laki itu memberikan ciuman pertamanya pada sahabatnya. Dia tidak tahan dengan semua itu. Tidak tahan dengan semua rasa sakit yang mulai menyerang hatinya, tidak tahan untuk segera menumpahkan air matanya. Namun itu pun tidak bisa di lakukannya, air matanya tidak bisa menetes seolah membeku seperti kebekuan hatinya yang sudah tidak bisa merasakan apa-apa.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
406 Chs

TIGA RATUS ENAM PULUH ENAM

"Dan kakek! Jangan biarkan dia datang ke sini lagi! Dia benar-benar mengganggu!" kali ini suara Wahyu terdengar merajuk.

"Baik!"

Akhirnya cucu dan kakek mendapatkan kesepakatan.

"Kapan kau akan berangkat? Dan jika kau di sana jangan terlalu merepotkan Elise! Ingat itu!"

Wahyu mengangguk "kakek tidak perlu khawatir! Selama aku pergi, kakek juga harus menjaga kesehatan kakek jangan makan yang manis-manis!"

Kakek mendecih "Kenapa kau jadi sangat cerewet!"

Wahyu mendelik "Itu karena kakek tidak pernah melihat makanan yang kakek makan!" tegurnya.

Kakek terdiam "Kenapa tidak semua makanan itu enak? Sayang jika tidak di makan!"

"Tapi tidak sesuai dengan kesehatan kakek! Sudahlah aku akan meminta dapur untuk memasakkan sesuatu yang sehat untuk kakek setiap hari. Dengan begitu aku bisa tenang meninggalkan Kakek.." kata Wahyu memutuskan sendiri tanpa meminta pendapat orang yang ia atur makanan nya.

Kakek terperangah namun akhirnya ia menghela napas tanpa daya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com