webnovel

True Love : Senior! I Love U

Matanya dan mata hangat itu beradu sama-sama terkejut menyadari keberadaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dia sudah menyaksikan dengan mata kepala sendiri pernikahan sahabatnya sekaligus pernikahan laki-laki yang sangat dia cintai. Arsen. Dia bisa merasakan ada kabut yang menggelayut di matanya, ada gumpalan air yang memaksa keluar dari sana dan dia butuh menghindar dari tempat itu untuk menumpahkannya. Namun, entah kenapa kakinya tiba-tiba sulit untuk di gerakkan, kepalanya tiba-tiba pusing dan dia hanya bisa berdiri terpaku di tempat. Menyaksikan pemandangan yang sangat menyiksa hatinya, berdiri menyaksikan kenyataan yang tidak pernah di pikirkan sebelumnya. Dia harus mendengarkan janji-janji suci pernikahan yang di ucapkan dia harus melihat laki-laki itu menyematkan cincin pernikahan di jari manis sahabatnya. Dan dia harus melihat laki-laki itu memberikan ciuman pertamanya pada sahabatnya. Dia tidak tahan dengan semua itu. Tidak tahan dengan semua rasa sakit yang mulai menyerang hatinya, tidak tahan untuk segera menumpahkan air matanya. Namun itu pun tidak bisa di lakukannya, air matanya tidak bisa menetes seolah membeku seperti kebekuan hatinya yang sudah tidak bisa merasakan apa-apa.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
406 Chs

TIGA RATUS ENAM PULUH EMPAT

Untuk ke sekian kalinya Aldi datang ke restoran kepalanya celingak celinguk mencari seseorang tapi tidak pernah sekalipun ia melihat sosok yang di carinya selama ini. Setelah pertemuan mendadak mereka beberapa Minggu lalu. Aldi duduk dekat jendela pikirannya melayang ke mana-mana hanya tubuhnya yang duduk diam di sana.

"Di mana kau Elise? Kenapa aku tidak bisa menemukan mu!" Gumamnya pada diri sendiri.

Di pintu dapur banyak mata mengintip ke arah tempat duduk Aldi.

"Dia datang lagi?".

"Hm-mm.. dia datang ke sini seperti dia pulang ke rumah sendiri.."

"Sepertinya dia mencari bos lagi?"

"Benar-benar bermuka tembok! Jelas-jelas bos sudah menolak tapi dia masih berani datang!"

Suara bisikan itu terdengar saling sahut menyahut. Elena yang baru selesai memindahkan masakan nya ke dalam piring segera mengetuk kening mereka satu persatu membuat rombongan pengintip itu mengaduh kesakitan.

"Akh!"

"Aduh!"

"Ughh.."

"Elena.."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com