webnovel

True Love : Senior! I Love U

Matanya dan mata hangat itu beradu sama-sama terkejut menyadari keberadaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dia sudah menyaksikan dengan mata kepala sendiri pernikahan sahabatnya sekaligus pernikahan laki-laki yang sangat dia cintai. Arsen. Dia bisa merasakan ada kabut yang menggelayut di matanya, ada gumpalan air yang memaksa keluar dari sana dan dia butuh menghindar dari tempat itu untuk menumpahkannya. Namun, entah kenapa kakinya tiba-tiba sulit untuk di gerakkan, kepalanya tiba-tiba pusing dan dia hanya bisa berdiri terpaku di tempat. Menyaksikan pemandangan yang sangat menyiksa hatinya, berdiri menyaksikan kenyataan yang tidak pernah di pikirkan sebelumnya. Dia harus mendengarkan janji-janji suci pernikahan yang di ucapkan dia harus melihat laki-laki itu menyematkan cincin pernikahan di jari manis sahabatnya. Dan dia harus melihat laki-laki itu memberikan ciuman pertamanya pada sahabatnya. Dia tidak tahan dengan semua itu. Tidak tahan dengan semua rasa sakit yang mulai menyerang hatinya, tidak tahan untuk segera menumpahkan air matanya. Namun itu pun tidak bisa di lakukannya, air matanya tidak bisa menetes seolah membeku seperti kebekuan hatinya yang sudah tidak bisa merasakan apa-apa.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
406 Chs

DELAPAN PULUH ENAM

Elise berdiri di bawah kerimbunan bunga mawar yang berbentuk payung lebar. Gadis itu berdiri kaku tangannya sedikit bergetar dengan kepala tertunduk. Alea menghampirinya prihatin. "Aku akan masuk sebentar lagi, kau pergilah dulu."

"Elise.."

Elise tersenyum kecut "Aku tidak akan kabur.." wajah sedih itu membuat Alea tidak bisa berkata apa-apa. "Sebentar saja, satu menit selesai berpikir aku akan masuk."

Alea menghela napas. Masih khawatir "Kalau begitu, satu menit kemudian kau masuk ya? Jika kau tidak masuk, aku akan menyeretmu masuk."

Elise mengangguk, bibirnya terkatup rapat, matanya memerah sedikit berkaca-kaca. Kepalanya masih tertunduk. Setelah kepergian Alea masuk ke dalam gedung apartemen. Elise sedikit bergeser bersandar di bahu kursi kayu. Kakinya terasa lemah tidak bertenaga. Sedih, marah, dan kesal bercampur menjadi satu. Bayangan dan kata-kata Arsen teringat kembali olehnya, terngiang-ngiang semakin lama semakin jelas.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com