webnovel

True Love : Senior! I Love U

Matanya dan mata hangat itu beradu sama-sama terkejut menyadari keberadaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dia sudah menyaksikan dengan mata kepala sendiri pernikahan sahabatnya sekaligus pernikahan laki-laki yang sangat dia cintai. Arsen. Dia bisa merasakan ada kabut yang menggelayut di matanya, ada gumpalan air yang memaksa keluar dari sana dan dia butuh menghindar dari tempat itu untuk menumpahkannya. Namun, entah kenapa kakinya tiba-tiba sulit untuk di gerakkan, kepalanya tiba-tiba pusing dan dia hanya bisa berdiri terpaku di tempat. Menyaksikan pemandangan yang sangat menyiksa hatinya, berdiri menyaksikan kenyataan yang tidak pernah di pikirkan sebelumnya. Dia harus mendengarkan janji-janji suci pernikahan yang di ucapkan dia harus melihat laki-laki itu menyematkan cincin pernikahan di jari manis sahabatnya. Dan dia harus melihat laki-laki itu memberikan ciuman pertamanya pada sahabatnya. Dia tidak tahan dengan semua itu. Tidak tahan dengan semua rasa sakit yang mulai menyerang hatinya, tidak tahan untuk segera menumpahkan air matanya. Namun itu pun tidak bisa di lakukannya, air matanya tidak bisa menetes seolah membeku seperti kebekuan hatinya yang sudah tidak bisa merasakan apa-apa.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
406 Chs

DELAPAN PULUH DELAPAN

Elise masih berusaha melawan dan melepaskan pegangannya pada Arsen. Dengan sedikit tambahan kekuatan Elise menarik tangannya hingga terlepas sambil berteriak pada Arsen ".. Aku yang salah! Bagi seseorang yang membenciku, bagi orang yang sama sekali tidak mau mengenalku.. aku minta maaf karena telah mengganggumu. Memohon untuk membantuku kembali mengingat, memintamu untuk menungguku, aku benar-benar minta maaf. Maafkan aku.. aku tidak akan melakukannya lagi, karena aku tidak akan mengganggumu lagi.." air mata sudah membasahi pipi Elise.

Arsen merasa hatinya tercabik-cabik, bukan itu maksudnya. Dia hanya tidak ingin Elise terluka tapi emosi dan rasa takut benar-benar membutakan hatinya.

Elise menelan ludah dengan susah payah, berusaha menahan isak tangisnya meskipun air mata sudah deras di pipinya "Jangan melampiaskan kemarahanmu kepada orang lain seperti itu. Aku tahu itu salahku. Sepertinya kepalaku benar-benar bermasalah." Elise berbalik hendak pergi meninggalkan Arsen.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com