webnovel

Hampir Gila

Safira bersiap meninggalkan ruang kerjanya membawa beberapa berkas dalam tas besar ditanganya, saat hendak memasuki lift dia menghentikan langkahnya karena pria angkuh dan sombong yang dirasa menyulitkan hidupnya sedang berada di dalam lift.

"Hmmm ku rasa Hand phone ku tertinggal di ruang kerja." Safira berbalik badan dan bergegas meninggalkan Ryuji dengan tuan Tomo berlalu dalam lift.

"Bu... banyak wartawan di bawah, kusarankan lewat pintu depan saja." kata Indah yang tak lain adalah supir pribadi Safira.

Safira membuat trik untuk mengalihkan perhatian para media dengan meminta Indah berpakaian ala Safira dan memakai masker meninggalkan perusahaan dengan mobil pribadi Safira sedangkan Wanita yang memegang kendali perusahaan besar itu ia meninggalkan kantor dengan memanggil taxi online.

Baru saja dia bisa bernafas lega karena bisa lolos dari kejaran media tak disangka di depan rumahnya Safira juga sudah disambut oleh kerumunan media, segera ia meminta supir mengubah rute tujuan ke arah rumah Silvi yang tak jauh dari rumah Safira.

***

"Ryuji beneran nglamar kamu Safira?" sambut Silvi sesaat setelah Safira merebahkan tubuhnya di kasur empuk milik Silvi.

"..." Safira tak menjawab, matanya dipenuhi amarah, dan kebencian yang teramat pada kolega bisnisnya itu.

"Udah terima aja Saf..."

" Silvi...!!" pekik Safira mengambil posisi duduk

Silvi mendekati Safira dan duduk di tepat sampingnya "Hmmmm... kamu dikejar awak media karena berita udah nyebar dua hari terakhir, telefonmu juga dari kemarin sulit sekali ku hubungi tandanya para investor dan kolega bisnis lainya juga mengejar kamu, belum lagi maaf ya Safira kudengar indeks saham perusahaanmu merosot dan kerja sama dengan Tanaka Grup hanya bisa menaikan 0.18% nilai saham kalian dan 0.8% nilai kekayaan perushaan kalian."

"justru itu... dia berusaha menyelamatkan perusahaanya sendiri karena sudah terlanjur menandatangani kontrak dengan kita! dasar pria licik!" Safira mengeryitkan alisnya dan mengeraskan rahangnya.

"Atau dia menggunakan alasan ini agar kamu menerima cintanya yang sudah berkali- kali kamu tolak." bisik Silvi menggoda Safira yang sedang mendidih terbakar amarahnya.

Safira memang memiliki masalah sendiri dalam hal percintaan, dia sangat sulit menerima sebuah perasaan dari seorang pria. Dalam matanya tidak ada satupun Pria di dunia ini yang dianggap benar-benar mencintainya kecuali Alamarhum papanya, terlebih sejak kejadian 4 tahun lalu yang menggoncang kehidupanya, dia benar- benar menutup pintu hatinya untuk siapapun.

kriiiinggg... kriiiiiiiing....

"Halo ... iya ma?."

"Mama juga bahas masalah ini??"

"apa????."

Safira menutup telfonya setelah mendengar kata terakhir yang didengarnya dari seseorang diujung telfon yang dipanggilnya Mama.

"kenapa Safira? tante ngomong apa?" tanya Silvi mengintrogasi.

"Aaaaaaaa.... " teriak Safira tak menjawab pertanyaan Silvi, sembari membanting tubuhnya pada kasur yang ia duduki dan menutup wajahnya dengan bantal.

Keributan ini membuat Safira tertekan dia merasa benar- benar dipermainkan oleh Ryuji Tanaka.