webnovel

The Three of Us [Indonesia]

Apa jadinya kalau kau terbangun di suatu pagi dan mendapati dirimu berubah dari atas hingga bawah. Aku tekankan: HINGGA BAWAH. Nah, inilah yang terjadi pada Faza. Pagi itu, ia terbangun dan mendapati dirinya sudah memiliki payudara dan... ehem, kelamin baru. Faza memiliki tubuh kakak perempuannya! Sejak itu, ia harus bertahan dari gempuran cinta dan rayuan maut dari lelaki yang selama ini mengincar sang kakak, Farel. Padahal, sumpah mati, Faza super duper benci dengan si playboy Farel. !!!! WARNING KERAS !!!! - banyak konten 21+, mohon bijaksana dan bijaksini, sadar umur kalo blm nyampe 21. - ada BxG (straight), ada juga BxB (gay). - tidak butuh pembaca yg mengangkat SARA atau para pengkotbah suci lainnya. - DLDR (don't like don't read)

Gauche_Diablo · Politique et sciences sociales
Pas assez d’évaluations
35 Chs

Kegilaan (21+)

Faza yang emang lagi pake rok sih cuek-cuek saja dia harus duduk hadap depan di boncengan motor, gak nyamping.

Pas Farel mau protes, Faza langsung ngancem kalau dia yang bakalan bawa motor. Dan ... you know lah, Faza suka berangsan kalau bawa motor, ngebut banget!

''Lo bilang apa tadi? Bioskop private?'' tanya Faza memastikan. ''Awas aja kalau lo nyoba macem-macem lagi. Itu batang bakal gue gigit ampe kepotong jadi dua,'' ancamnya gak main-main.

Ia langsung lingkarin aja dua tangan ke pinggangnya Farel mesra. Sehabis itu, Faza juga mepetin tubuhnya hingga punggung dan dada bohay di bodinya tersebut nemplok erat.

''Habis itu ... gue mau ke taman, yak. Biasanya kan saban kencan, pasangan lain bakalan kesana. Tapi kebanyakan mojok, sih.'' Faza terpaksa bicara setengak teriak. Habisnya suara deru mesin motor bikin susah buat mendengar.

Dan soal taman, Faza gak niat mojok ama Farel. Jangan salah paham. Faza cuma mau ngintipin pasangan-pasangan yang suka mojok, bahkan kalau tersembunyi biasanya mereka saling tunggang-tunggangan dalam diam. Berasa lihat video bokep live.

Kadang, Faza heran juga dengan Farel. Kok kesannya tuh cowok jadi sok-sok akrabin dirinya, yak?

Dulu ... sebelum kecelakaan itu, Farel bahkan milih ngindarin Faza ketimbang kayak sekarang. Bayangin aja! Sekarang Faza digoda berkali-kali lho ya.

Farel ketawa meski gak bakalan keliatan. Palingan samar-samar doang kedengeran Sarah di belakang.

Tiba di bioskop, mereka langsung masuk ruangan 5x10 meter. Dingin ber-AC dan gelap. Namanya juga bioskop walau mini. Sofanya nyaman dan panjang hingga bisa selonjoran. Ruangan itu bisa diisi nyampe 20 orang.

"Sini, beb!" Farel mendudukkan Sarah di depannya. Sedangkan pahanya menjepit pantat Sarah.

Farel memeluk dari belakang. "Ssttt... orang pacaran kan biasanya gini, beb. Tenang aja, gak akan aku perkosa, kok," bujuknya.

Film sudah mulai tayang. Farel kagak peduli ama tu film. Dia lebih peduli ciumi tengkuk Sarah.

"Mmhh... mmffhh... Wangi, Za..." lagi-lagi ia menyebutkan nama sang calon adik ipar.

Pria itu menyibak rambut yang menutupi tengkuk Sarah dan kembali menciumi area tersebut.

Puas bercumbu dengan tengkuk Sarah, Farel memberikan pijatan pada bahu Sarah. "Enak, gak beb? Ini supaya otot-ototmu rileks. Biar kamu santai... kagak marah-marah melulu."

Pijatan itu merayap turun ke punggung lalu ke pinggul.

Tak berapa lama... tangan Farel merayap ke selangkangan Sarah, menyusup masuk dari samping celana dalam si gadis.

"Za... mmhhh..."

Farel mengelus lagi biji mutiara milik Sarah. Mengelus lembut sembari kecupi bahunya, lalu leher.

"Diliat aja filmnya, Za... gakpapa. Aku... pengen sibuk gini... msshh..." Farel mulai merasakan area khusus Sarah basah.

"Enak, Za?" Kembali Farel bertanya.

''Ahh~''

Gimana Faza bisa fokus ke film kalau tangan Farel kelakuannya macam begitu coba? Apalagi tuh film cinta-cintaan pula! Kalau action sih Faza bisa sedikit fokus.

Faza yang merasa terganggu, kontan aja berusaha singkirin tangan nakal Farel. Pinggulnya bergerak risih, menggesek selangkangan Farel gak sengaja. Sumpah! Itu spontan doang, kok!

''Fareeeeellll... nghhh... ahh... udah, dooong!'' Faza gak terima kalau dimesumi terus. Padahal kan dirinya juga pernah bentak Farel, bahkan nonjok tuh cowok ampe beberapa kali nyungsep. Tapi Farel malah makin agresif!

Faza remas dua paha Farel sebagai responnya. Lehernya terus menjenjang sejak tadi karena Farel terus-terusan menciumi dan menghisap bagian sana. Tuh pasti bakalan bertanda nantinya.

Dan Faza bisa rasain, bagian bawahnya malahan basah. Ini kenapa sih?! Kok Faza kayak rela-rela aja Farel nyentuh dirinya? Apalagi dua paha nya malah membuka seketika, seolah mengizinkan tangan tuh cowok makin agresif memanjakan area kewanitaan sang kakak.

Bodi kakaknya... ternyata sangat sensitif kalo disentuh! Cilaka!

Lagian si Farel ... kenapa ya suka mesum ke Faza? Apa Farel mulai suka Faza? Eh...?

"Urmmcchh... kenapa, beb? Hhmmchh..." Farel belum mau surut. Tangan dan mulutnya masih pengen sibuk di bodi Sarah. "Abisnya kamu... mmshh... seksi pake rok... mmchh..." Dia gak jadi bilang kalo roknya Sarah mempermudah aksinya.

Farel sendiri juga bingung, kenapa setelah tau isi bodinya Sarah itu Faza, dia malah getol nempelin terus. Bahkan mesumin.

Tuh, tangan dia makin aktif di butir mutiara Sarah yang kayaknya makin bengkak en tegang. Bahkan tambah banjir.

"Yank... enak?" bisik Farel seduktif di belakang kuping Sarah. Malahan dua kaki Sarah dibentangin pake kaki Farel en ditahan supaya tetap selebar yang Farel mau, dan gesekannya makin hardcore, mirip gitaris musik metal lagi ngocok senar.

Tangan Farel mulai menjamah dada Sarah. Remasan dan akhirnya menyusup masuk untuk memilin puting di dalam bra. Ia melakukan apapun demi ngegodain Faza.

Entah dia godain karena ngehukum Faza, atau karena naksir Faza.

Heh? Yang bener?!

Itu... mustahil, kan? Kan? Kan??!!!

Jujur aja, Faza udah gak fokus ama filmnya. Mana film bikin Faza ngantuk pula. Lha iya, drama cinta gitu mana mungkin tuh cowok galak bisa demen, coba?

Mendapat gesekan hardcore pada bagian berharganya—ralat—milih Sarah, kontak bikin Faza menggeliat, menggelinjang. Pinggulnya makin agresif bergerak, membangunkan dedek Farel yang lagi tidur. Belum lagi suaranya yang ... ugh~

''Ahh... kampret lo Fareellhh... nghhh... aahh....'' Faza jambak rambut Farel dengan tangan kirinya, sedang satunya pegangi pergelangan tangan si pacar yang gesek 'klit-chan' milik Sarah—dan Faza yang ngerasain semua nikmatnya saat ini.

Kan kalau gini, Faza takut bisa khilaf. Ia takut kalau kebawa suasana dan ending-endingnya malah harus dimasuki oleh Farel.

Faza cuma gak mau durhaka lebih dari ini. Udah cukup tuh tangan main di bawah ama yang di dada.

''Kenapa lohh gini ... Farelllhhh?!'' rengek Faza super lelah. Kenapa sih Farel demen banget godain dan mesumin dirinya, coba? Ini kan kejadian ter-aneh sepanjang kebersamaan mereka selama ini.

Faza lelah kalau harus nahan diri digodain Farel. Faza juga manusia yang punya batas khilaf. Ia bisa saja suatu saat nyerang Farel tiba-tiba dan masukin sendiri batang Farel ke lubang depan di antara pahanya. Faza kan cowok yang juga punya nafsu juga!

Tangan yang tadi megang pergelangan tangan lawannya, sekarang menyisir ke arah belakang, meremas-remas gundukan Farel dibalik celana jinsnya. Itu refleks saat si dominan juga makin aktif melakukan gesekan pada area basahnya. Istilahnya sebuah penyaluran.

Saat Faza udah batas limit, perut bawahnya juga agak tegang, tubuh seksi itu membusur, nyender, hingga akhirnya air suci itu muncrat. Faza serasa makin gila sekarang.