webnovel

Chapter 0 : Kemana?

Peperangan mulai meliputi bumi di tahun 2021. Beberapa negera tumbang dan tak mampu tuk berdiri lagi, hanya sedikit saja yang bertahan ataupun bergabung dengan satu sama lain untuk menambah kekuatan.

Beberapa badan besar seperti WHO dan PBB tengah disibukkan dengan beragam kasus baru yang di timbulkan akibat radiasi nuklir yang meningkat akibat peperangan ini. Sekitar 50 juta manusia menderita karena kelaparan dan kemiskinan yang terjadi di tanah kelahirannya..

----------------------------------------------------------------------------------------------

-Kantor penelitian pusat Nasa-

Terlihat banyak orang yang tengah di sibukkan dengan pekerjaan. Tak sedikit juga yang terlihat kurang tidur dan kelelahan, bahkan ada juga yang berjalan kesana kemari memberikan berkas pada orang-orang yang tengah duduk dan bekerja dengan giatnya.

'Nasib manusia dan dunia' menjadi topik hangat belakangan ini karena situasi yang terjadi. Topik ini juga menjadi panah yang menusuk telak ke seluruh organisasi tak terkecuali NASA.

Mereka mencoba yang terbaik untuk mencegah perluasan radiasi nuklir ke daerah steril (belum tercemar), juga membantu penanganan masyarakat yang sudah tercemar radiasi. Badan penanggulangan bencana serta WWF(World Wide Fund Nature) berusaha mengembalikan sumber daya alam yang tercemar ke kondisi sebelumnya. Beberapa dari badan organisasi besar dan organiasi internasional saling bahu-membahu untuk mencapai tujuan itu, terlihat juga beberapa pemimpin besar berkumpul di NASA saat ini.

-Ruang diskusi keilmuan NASA-

Terlihat beberapa orang duduk dengan protokol-protokol tak biasa yang menandakan bahwa mereka bukan orang sembarangan adanya. Semua terlihat formal dengan pakaian sesuai dengan bidang yang mereka lakukan, juga tampak beberapa menggunakan baju kemiliteran yang membuat segan.

Suasana tampak riuh tapi juga menegangkan, sebab terasa beban tanggung jawab yang mereka pikul saat ini.

"Baiklah, mari kita mulai rapat ini.." kata pria itu dengan berusaha memfokuskan pandangan orang kearahnya.

Atmosfir ruangan pun berganti menjadi suasana dipenuhi keseriusan.

"Kita harus segera membangun blokade-blokade atau pertahanan dengan teknologi tinggi untuk menghindari radiasi-"

"Dengan dana apalagi kita melakukan semua itu?" sela pria itu dengan ekspresi muak.

"Benar, kita tak memiliki cukup dana untuk di kucurkan dan kini beberapa negara besar yang tersisa lebih fokus untuk menunaikan dendam yang mereka punya" ucap seorang yang berwibawa dengan baju militernya.

"Jika begini, tak ada yang bisa kita lakukan bukan? Pak Oliver lanscrett?" tanya seorang ilmuwan dengan penasaran.

"Sebagai petinggi nasa. Tidak ada yang bisa kuperbuat kali ini, meski perkataan Pak hernandez tak salah juga.." balas Oliver dengan ekspresi pasrah.

"Kami dari WWF juga sudah kewalahan. Hanya sedikit yang dapat kami perbuat sekarang karena tak ada masukan uang ataupun sumbangan yang diberikan oleh pemerintahan internasional" kata pria tua itu.

Ditengah diskusi yang menegangkan ini. Tiba-tiba seorang peneliti mendobrak masuk dan mengagetkan seisi ruangan, bahkan beberapa bodyguard terlihat mengeluarkan senjata kepunyaanya.

"Pak OLIVER!!. Anda harus melihat ini pak!" Teriak peneliti itu.

"Ada apa?!" tanya Oliver yang mendekatinya dengan terburu-buru.

"Alat pendeteksi benda langit tampak tersulut aktif oleh sesuatu dan kemungkinan benda langit itu...adalah meteor" kata peneliti itu dengan mata yang berkaca-kaca.

Seluruh orang di ruangan itu kaget dan obrolan yang ramai mulai terdengar disana-sini. Oliver yang terkejut bukan kepalang pun kehilangan tenaga untuk berdiri, sementara disisi lain sang peneliti terus menunjukkan bukti lewat tablet elektronik yang ia miliki.

"APAKAH ITU BENAR?!" teriak orang yang mengenakan baju kemiliteran.

"Anda dapat melihatnya disini pak-" kata peneliti itu sembari memberikan tabletnya.

"Huh?, jangan bilang bulatan-bulatan kecil ini....meteor?!-"

"I-iya...dan itu akan menghantam bumi sekitar 3 jam lagi..." Sela Oliver

"Kalau begitu segera lakukan tindakan yang bisa kita lakukan di detik ini. Menyerah bukan solusi meski situasi ini benar-benar di luar logika yang kita miliki dan satu-satu jalan yang kita punya adalah bertahan..." ucap Hernandez petinggi militer itu sembari mengangkat Oliver yang lemas.

Chapitre suivant