Claire tidak ada ijin untuk masuk dengan alasan bahwa punggungnya yang terluka dan lebam. Mereka yang berada di sekolah adalah tanggung jawab terbesarnya juga. Tidak perduli dengan lukanya sekali pun walau masih di rasakan begitu sakit seperti kemarin.
"Harusnya kamu jangan maksain masuk, Claire." kata Renji yang sudah memaksa sepupunya untuk tidak ikut dengannya.
Claire meliriknya sekilas. "Sebenernya kamu kan … yang kamaren nolongin aku, Renji?"
Renji mendadak tersedak air liurnya sendiri mendengar penuturan Claire beberapa detik lalu. Terbatuk hingga tenggorokannya terasa gatal, Claire yang kebetulan membawa air motol di sodorkan ke hadapan sepupunya tersebut.
Renji segera meminum rakus hingga tak terasa tersisa setengah lagi. Entah kenapa membuatnya terkejut, padahal seharusnya ia terlihat biasa saja jika tidak merasa melakukannya.
"Jangan bohong lagi." Claire menghadap Renji yang terlihat gugup.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com