webnovel

Wujud Kekacauan Sejati

"Meido...!"

Asheel memiliki mata yang melotot saat menatap wanita pirang yang baru saja mengungkapkan dirinya. Niat membunuh besar-besaran dipusatkan sepenuhnya pada wanita berpakaian maid itu.

"Tunggu sebentar," Meido tiba-tiba mengangkat tangannya dan berkata dengan nada monoton.

Mengabaikan Asheel yang terus mengunci niat membunuh padanya, Meido berjalan menuju Tuan Muda Yogghgod yang hanya mempertahankan seutas kesadarannya.

Dia mengangkat tangannya dan mengarahkannya ke Tuan Muda Yogghgod sebelum sebuah pusaran mereduksi Tuan Muda Yogghgod sepenuhnya menjadi energi yang kemudian dia konsumsi.

Tuan Muda Yogghgod tidak melawan karena dia memang tidak bisa.

Melihat apa yang dilakukan Meido, Asheel menurunkan niat membunuhnya menjadi tidak ada. "Hmph, lakukan tugasmu sendiri!"

Setelah mendengus, Asheel melompat ke kehampaan dan tiba di sisi lain celah Omniverse. Pandangan didepannya hanyalah kekosongan dan kegelapan, tapi Asheel tahu jika ada banyak orang sedang bersembunyi di sana.

"Percuma saja kalian bersembunyi, ruang area ini sudah dikunci."

Suara Asheel terdengar di seluruh kehampaan, dan beberapa saat kemudian, puluhan ribu sosok muncul sekaligus.

"Penguasa Kekacauan, beri kami wajah! Kami sudah membuat banyak pengikut untukmu, kau tidak bisa menyakiti kami dengan tidak masuk akal!" Seorang pria tua yang sepertinya seorang pemimpin di sana berkata.

"Ya, benar! Kami sudah setia padamu, bahkan menyembahmu setiap hari. Bagi kami, kamu sudah seperti tuhan, tapi siapa yang menyangka seorang tuhan akan mengkhianati pengikutnya. Kamu membalas air susu dengan air tuba!" Seseorang menambahkan.

"Setidaknya biarkan kami pergi....!"

Bla bla bla.

Banyak orang yang protes dan mengeluh, yang semua itu ditujukan pada Asheel.

BAM!

"Diam!" Asheel meledakkan auranya, membuat situasi menjadi tenang seketika. "Memberiku banyak pengikut? Jangan membuatku tertawa. Yang kalian lakukan hanyalah menimbun banyak dosa untukku. Tidak ada alasan lagi untuk menyelamatkan hidup kalian."

Orang tua yang merupakan pemimpin itu mendecakkan lidahnya. "Tsk, tidak ada pilihan lain lagi. Buddha!"

Setelah panggilan itu keluar, tiba-tiba sesosok humanoid raksasa dengan tubuh emas muncul. Auranya tampak suci dan mulia, dan banyak lengan yang tumbuh dari punggungnya.

"Amitabbha."

Pose tangannya dirapatkan, dan diletakkan menyamping ke atas. Setelah itu, banyak makhluk yang mirip dengannya tapi memiliki ukuran lebih kecil muncul di belakangnya.

Seratus, seribu, sepuluh ribu...

"Dengan sepuluh ribu Buddha pertarungan, kita pasti bisa mengatasinya!" Orang tua itu tertawa.

Asheel mengangkat alisnya, menatap ke semua Buddha didepannya. "Buddha jahat? Kenapa Buddha yang seharusnya menjadi orang baik sering diceritakan seperti antagonis dari banyak kisah? Yah, ini cukup klise."

"Amitabbha."

Sepuluh ribu Buddha berkata secara bersamaan, dan aura emas meledak memenuhi seluruh celah Omniverse. Siluet Buddha yang lebih besar ratusan kali lipat muncul. Ukurannya melebihi galaksi di lautan kosmik!

Itu adalah manifestasi dari kekuatan sepuluh ribu Buddha yang disatukan.

Asheel seperti mikroorganisme didepannya, tapi aura keberadaannya jauh melampauinya.

"Aku juga bisa melakukan Gigantifikasi."

Tepat setelah mengatakan itu, tubuhnya tiba-tiba meledak dengan zat hitam padat yang mengembang. Itu terus mengembang hingga ukurannya melampaui Buddha raksasa.

Asheel saat ini tidak mirip dengan penampilan aslinya. Tidak, itu bahkan tidak mirip sedikitpun. Sosoknya yang sekarang seperti wujud asli doppleganger, dengan muka dan tubuh datar, tidak memiliki organ kelamin, dan tidak memiliki rambut.

Itu seperti prototype seorang manusia sebelum tuhan menciptakannya. Hanya ada satu warna, yaitu hitam. Kemudian, tubuhnya yang hitam pekat seperti warna luar angkasa tiba-tiba menyala saat tato suku ungu mulai menjalar di tubuhnya hingga memenuhi semua bagian.

Itu adalah wujud asli Asheel saat merilis mode Chaos Beast-nya, yaitu monster berbentuk manusia.

Untuk ukurannya yang sekarang, rasanya seperti Asheel bisa menginjak seluruh kosmik hanya dengan dia berjalan.

BOOM!

Asheel melangkahkan kakinya, membuat seluruh dimensi yang terkunci itu bergetar hebat. Dari atas, Asheel sedang memandang rendah Buddha raksasa.

Sekarang, kekuatan sepuluh ribu Buddha yang disatukan seperti anak kecil didepan Asheel.

"Mustahil, apa itu?!"

"Itu wujud aslinya!"

"Dasar dewa jahat tercela, merugikan waktuku untuk terus-terusan menyembahmu! Wujudmu juga sangat tercela!"

BOOOOOOOOOOOOOOOOOOM!

Sebuah sapuan tangan sederhana tiba-tuba menghempaskan semuanya, menciptakan tornado kaleidoskop, menghancurkan apapun yang dilewatinya. Dalam prosesnya, puluhan ribu Outer God langsung lenyap.

"M-Mustahil....!"

Para Buddha yang sedang menyatukan kekuatannya ketakutan, sebagian bahkan lari yang membuat Buddha raksasa tidak bisa mempertahankan sosoknya.

"Amitabbha. Meskipun kematian berada sangat dekat didepan kita, tidak ada belas kasihan untuk Buddha pengkhianat." Pemimpin fraksi Buddha yang berbicara itu tiba-tiba menyatukan jarinya.

BAM!

Para Buddha yang berkhianat memiliki uap merah-emas di tujuh lubangnya, sebelum semua esensi kehidupan mereka terhisap oleh Buddha raksasa yang digunakan untuk mempertahankan keberadaannya.

"Sungguh lucu."

Suara Asheel terdengar, dan dengan sapuan tangannya lagi, Buddha raksasa terhempas, terkupas hingga tercerai berai menjadi debu karena tidak bisa bertahan dari badai yang dihasilkan oleh hempasan tangan sederhana itu.

"Yang Mulia, apa yang harus kita lakukan?!" Seorang bawahan disana bertanya sambil gemetar ketakutan.

Didepan sosok absolut seperti itu, tidak ada yang bisa dilakukan selain sibuk menyelamatkan diri.

"Jangan tanya aku! Kau jadilah perisai daging untukku!" Pria tua yang sebelumnya menjadi pemimpin berteriak dengan marah.

"Tidak mungkin!"

Konflik internal terjadi diantara para Outer God.

BAM! BAM! BAM!

Setiap Asheel berjalan, benda-benda asing yang biasanya melayang di kehampaan menyingkir seolah memberinya jalan.

Melihat Outer God yang saling menyalahkan sebelum kematian mereka, Asheel mengarahkan jari telunjuknya ke arah mereka. Sebuah energi terkonsentrasi yang cahayanya seperti matahari di dalam kegelapan menembak ke arah para Outer God.

BOOOOOOOOOOOOOM!

Sebuah ledakan yang mampu menghasilkan badai kaleidoskop terjadi lagi, tapi kali ini dampaknya sangat menakutkan saat guncangan ruangnya memaksa celah Omniverse untuk menghasilkan Black Hole di beberapa tempat.

Semua Outer God mati seketika.

Nysssssssssssss!

Suara mendesis tiba-tiba terdengar saat energi kekacauan mulai bocor dari tubuh kolosal Asheel. Suara mendesis itu disebabkan oleh energi kekacauan yang mulai menyebar dan menggerogoti ruang disekitarnya.

Energi kekacauan bahkan bisa menghancurkan celah Omniverse!

Sebenarnya, itu adalah reaksi normal untuk energi kekacauan. Alam Kekacauan memperluas wilayahnya dengan cara yang sama, yaitu menggerogoti Omniverse sedikit demi sedikit.

Tempat ini berada sangat dekat dengan Alam Kekacauan, bahkan berseberangan. Oleh karena itulah Black Hole yang muncul alih-alih menstabilkan ruang yang kosong, tapi malah mengedarkan energi kekacauan dari Alam Kekacauan.

Asheel berhenti sejenak dan melihat sekeliling. Dalam mode ini, bintang seperti debu baginya, galaksi seperti kerikil, dan kosmik seperti lapangan rumput. Dia bisa menginjak-injaknya dengan bebas, tapi tempat ini adalah celah Omniverse, jadi tidak ada bintang, galaksi, dan kosmik.

Setelah melihat-lihat sejenak, Asheel menemukan mangsa barunya. Saat dia akan berjalan, tiba-tiba sebuah suara menghentikannya:

"Berhenti."

Asheel menoleh dengan berat, dan meski dia tidak memiliki wajah sekarang, ekspresi cemberutnya tidak bisa disembunyikan.

"Apa lagi? Aku sedang bersih-bersih sampah!"

"Tidak ada yang memperbolehkanmu keluar dari ruang isolasi ini, jadi tindakanmu selanjutnya dilarang. Kamu tidak boleh keluar sebelum seluruh populasi yang disebut Outer God selesai dibersihkan." Meido yang tiba-tiba muncul menahannya.

"Mereka menyebar seperti nyamuk, kau bisa melakukannya sendiri!" Asheel mendengus.

Hubungan Asheel terhadap Meido seperti hubungan Sera terhadap D. Hanya satu pihak yang membenci yang lain.

Meido tidak terganggu dengan nada tidak suka Asheel. Dia terdiam sejenak, sebelum menutup matanya dan mengangguk. "Saran diterima. Kalau begitu, silahkan."

Meido membungkuk dan melakukan gerakan pelayan khas seperti sedang mempersilahkan. Bersamaan dengan itu, ruang yang diisolasi seperti penjara itu terbuka dalam bentuk lubang yang bahkan bisa dimasuki oleh tubuh kolosal Asheel.

Benar, Asheel menemukan mangsa lain tapi sebenarnya mangsa itu berada di luar ruang yang terisolasi.

Dengan itu, dia berjalan keluar ke High Abyss dan menghancurkan beberapa dimensi dalam prosesnya.

Chapitre suivant