"Kau lebih baik tidur," kata Faye.
"Aku yang harus mengatakan itu, sayang," kata Denis lembut, "kau malu-malu dengan aku sampai memakai alasan ingin menonton drama segala."
Pipi Faye merona, "Siapa yang malu-malu dengan mu. Dasar pria narsis!"
"Itu fakta, sayang~" kata Denis jahil. Keinginan untuk menggoda semakin besar saat memperhatikan pipi Faye yang merona merah gelap malu-malu.
Faye tidak mau menyerah. Ia tidak mau dia menggodanya lebih dari ini karena memang benar apa yang dikatakan dia, "Kau itu pria narsis. Titik."
"Aw ... kau mematahkan hati ini, sayang," kata Denis sambil memegang hatinya, berakting jika ia benar 'terluka'.
Entah kenapa, Faye merasa pernah berada di situasi ini sebelumnya.
'Sudahlah ...'
Faye melanjutkan mengecek, dan ia menemukan sesuatu yang menarik perhatian matanya. Ia mengambilnya, lalu menunjukannya ke Denis, "Mau menonton ini?"
Denis membacanya, "Kau suka film misteri, Fay?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com