Rere menghela napas dengan susah payah. Sulit baginya untuk memberi pengertian pada Angga. Meski mulutnya sudah berbusa-busa namun ucapannya hanya angin lalu bagi Angga. Pria itu bersikukuh jika Rere masih mencintainya. Rere ingin segera pergi namun Angga lagi-lagi menghalanginya. Pria itu waras dan gila disaat bersamaan.
"Angga, please…." Nada suara Rere lebih lembut dan tak tegas seperti tadi.
"Apa?"
Rere menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan-lahan.
"Aku mohon jangan temui aku lagi ___________" Rere menggigit bibirnya lalu menggantung ucapannya.
Angga menatap Rere dengan lekat. Ia bahkan menaikkan sebelah alisnya untuk menunggu kelanjutan ucapan Rere.
"Aku tidak ingin bertemu kamu lagi. Mungkin kamu bilang pertemuan kita takdir, tapi bagiku hanya sebuah kebetulan. Jangan terlalu percaya diri."
"Aku tahu kamu mengatakannya tidak sungguh-sungguh. Matamu berkata lain." Angga kukuh dengan pendiriannya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com