"Lalu kenapa kamu memberiku segelas anggur ini?" tanya Bai Ran. Apa Quan Rui berpikir bahwa sekarang ia tidak akan mabuk?
Bai Ran benar-benar tidak mengerti apa yang Quan Rui pikirkan.
"Mulai saat ini, kamu hanya boleh mabuk di depanku." Setelah Quan Rui berucap, ia menundukkan kepalanya dan mencium bibir Bai Ran.
Tidak ada ciuman yang dalam, namun hanya satu sentuhan.
Bibir Bai Ran lebih basah dan lebih lembut dari yang Quan Rui bayangkan, bahkan ada sedikit rasa manis yang disukai Quan Rui.
Pipi Bai Ran memerah karena tiba-tiba terperangkap oleh serangan Quan Rui yang mendadak ini. Tatapan matanya tampak mulai panik, kemudian ia langsung menatap mata Quan Rui. "Ada banyak orang yang melihat di sini!"
Dia benar-benar tidak peduli! Batin Bai Ran.
Suasana hati Quan Rui tiba-tiba membaik saat ia melihat wajah Bai Ran merona merah seperti apel segar, kemudian suara tawanya yang renyah dan hangat mulai menyebar.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com