"Jadi, dia merayumu tadi?" Di tempat tidur, Lucifer berbalik dengan satu tangan menopang kepalanya.
Yena tersenyum.
"Benar. Dia bilang tubuhku sangat seksi, dan aku adalah wanita keibuan yang diidam-idamkannya."
"Oh? Kau suka digodanya?" Lucifer mengangkat alisnya tinggi-tinggi.
Yena terkekeh.
"Tidak tuh. Dia benar-benar menggelikan. Aku sangat risih deh."
"Ucapanmu tidak meyakinkan." Lucifer telentang.
"Mananya yang tidak meyakinkan?" Yena mencubit kedua pipi pria itu.
Lucifer masih cemberut seperti bocah kecil.
"Kapan urusanmu dengannya selesai? Aku benar-benar tidak tahan ingin menghajar wajah mesumnya."
Yena tergelak.
"Secepatnya! Rumi sudah memutuskan hubungan dengannya, jadi sepertinya dia akan pulang. Tapi sebelum dia pergi, kita harus memberikan sedikit pelajaran padanya, bukan?"
"Serahkan padaku." Lucifer menyembunyikan seringai.
Gawai di atas nakas berbunyi. Yena meraihnya dan melihat pesan dari nomor tak dikenal.
[Kau sudah tidur? Ini aku Robin]
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com