webnovel

Di permalukan

Namaku Anissa Puspita Sari. Usiaku masih terbilang muda yakni 20 tahun, bentuk badanku cukup ideal, pinggang ramping perut rata dan jangan lupakan bentuk dadaku yang yang menurutku sangat pas tidak besar dan tidak kecil namun tetap berisi dan kenyal. Hobi ku ke club malam dan jalan-jalan bersama teman-temanku, namun akhir akhir ini ayah dan bundaku sangat rewel dan juga bawel. Banyak mengatur!

"Gak boleh pulang malem lah jangan gonta ganti cowok lah, padahal mereka bukan pacarku tapi teman-temanku."

Aku menyayangi mereka tapi mereka terlalu banyak mengatur hidupku, terlebih mereka sering sekali membanggakan kakak perempuanku dan membedakan aku dan kakakku itu.

"Kamu harus mencontoh kakak mu lah atau lihat kakakmu dia rajin, pintar dan jangan lupakan kakakmu tidak pernah membuat masalah."

"Hahhhh ... Jadi aku si pembuat onar maksudnya begitu?" Gerutu gadis itu.

"Menyebalkan sekali, padahal setiap anak kan punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing tapi dengan seenaknya mereka membuatku seolah tak berguna." gerutu gadis itu.

Sudahlah aku malas jika harus membahas keluargaku.

***

Dertt

Terdengar suara ponsel milik Anissa berbunyi.

Gadis itu tampak mengambil handphone nya yang masih berbunyi di atas nakas.

Perlahan dia meraih handphone itu.

Gadis itu tampak menyipitkan kedua matanya dan melihat ke arah layar dan ternyata tersimpan nama Anita disana.

"Iya. Kenapa, Nit?" Ucap gadis itu.

"Malam ini kita ke club yu! Ada si Panji sama si Galang juga loh," ucap Anita.

"Serius lo ada si Galang di situ?" tanya Anisa penasaran, dia kemudian segera bangkit dan duduk bersila di tempat tidurnya.

"Serius gue, masa gue bohong sih! Gimana mau gak?" tanya Anita lagi.

"Gue mau, tapi ... ayah sama bunda pasti ga bakalan ngijinin gue." ucap Anissa malas.

"Alah, pergi diem diem aja, Sa. Gak usah minta izin segala! Lagian lo kan udah gede! ngapain mesti pamit segala sih?" tanya Anita.

"Tapi nanti pas pulang kalo ayah sama bunda gue nanya-nanya gimana?" ucap gadis itu masih tak yakin dengan saran yang diberikan sahabatnya itu.

"Yaelah, Sa, itu mah gimana ntar aja kali, yang penting malam ini kita seneng-seneng, oke!" ucap Anita membuat Anissa mau tak mau mengiyakan nya. Terlebih pria yang sangat dia sukai ada disana jadi mana mungkin dia bisa menolak ajakan Anita.

"Hm ... oke deh" ucap Anissa ragu ragu.

"Nah, gitu dong, Sa! Ini baru Anissa yang gue kenal. Pemberani."

"Yaudah gue matiin yah, sampai ketemu nanti malam bye" ucap Anissa.

"Oke."

Tut!

Tampak Anissa sudah mematikan sambungan telepon.

Waktu menunjukan pukul 19 WIB. Anissa tampak sudah siap untuk berangkat menuju klub malam, Gadis itu berjalan perlahan saat akan menuruni anak tangganya. "Aku berharap ayah dan bunda sedang di kamar, agar aku lebih leluasa untuk pergi dari rumah malam ini" ucap gadis itu sembari mengendap-ngendap.

Tap tap tap

Gadis itu kini sudah membuka pintu rumahnya dengan perlahan, setelah pintu terbuka dia kembali menutup nya dengan perlahan. Setelah nya ia berlari kecil menuju taksi yang sudah ia pesan sedari tadi.

Sesampai nya di club, ada Anita, Galang dan Panji disana yang sudah menunggu kedatangan Anissa.

"Sa, di sini" ucap Galang melambaikan tangannya.

Anissa tampak menghampiri teman-temannya itu.

"Jadi bener lo ada di sini, Lang? Gue pikir bohong." ucap Anissa menatap ke arah Galang.

"Huhh gue ga bohong kan" sorak Anita kegirangan.

"Iya iya gak bohong" ucap Anissa.

"Kenapa emang? Gak boleh gue kesini?" tanya Galang sembari menghisap rokok yang ada di tangannya.

"Ehh, enggak bukan gitu, setau gue kan udah lama banget lo ga kesini, jadi ya aneh aja kalo tiba tiba lo ada disini" ucap Anissa merasa tak enak.

"Lagi bete gue di rumah, mending disini kan rame" ucap Galang.

"Hm gitu yah" jawab anissa singkat.

"Gue di anggurin perasaan, sedih amat ya" ucap Panji mengelap matanya yang tak berair.

"Alah lebay lo ji" ucap Anissa dan Anita secara bersamaan lalu setelahnya mereka tertawa bersama sama.

"Mau minum gak, Sa?" tanya Anita.

"Ga tau, pengen sih tapi nanti pas pulang gue sempoyongan terus kalo ketauan pasti di interogasi males gue" ucap Anissa mengerucutkan bibirnya.

"Nyokap sama bokap lo masih gak ngebolehin lo dateng kesini Sa?" tanya Galang penasaran.

"Ya gitu deh Lang, akhir akhir ini mereka jadi lebih posesif sama gue." ucap Anissa.

"Sabar, kesana yuk ngumpul sama yang lain" ucap Anita mengajak Anissa, Galang dan Panji.

"Enggak ahh, gue lagi males pengen disini aja" ucap Anissa.

"Gue juga disini aja nemenin Anissa" ucap Galang.

"Yah, pada nyebelin deh. Ji lo mau disini atau ikut gw kesana?" tanya Anita.

"Gue ikut lo aja Ta, ayo." ucap panji lalu keduanya menjauh meninggalkan Galang dan Anissa.

Anissa tampak menatap ke arah Galang kagum. "Ganteng banget sih lo Lang, cowok kaya lo gini yang gue suka, please jadiin gue pacar lo Lang" batin Anissa berucap.

Anissa tak henti-hentinya memandang dan mengagumi pria yang berada di samping nya itu, tinggi putih tampan dan jangan lupakan otot-otot yang ada di perutnya pasti akan sangat menggoda jika di buka.

"Haish!! Gila lo, Sa".

"Hayoh ngeliatin mulu" ucap Galang membuyarkan lamunanku "Jangan diliatin terus ntar gue Ge-er lagi" ucap Galang tersenyum kecil

"Ehh, maaf Lang" ucap Anissa malu-malu ia segera meluruskan kembali pandangannya dan sesekali ia pura pura melihat ke arah Anita dan Panji yang sedang asik berjoget.

"Ga apa apa santai aja kali" ucap Galang.

Laki laki itu berbalik menatap wajah Anisa lekat lekat "Kamu cantik Sa, aku suka" ucap Galang.

"Ehh, apa?" Mendengar ucapan Galang sontak Anissa kaget dia spontan menatap pria yang ada di sampingnya itu.

"Lo cantik Sa. Sama seperti dulu gak ada yang berubah sedikitpun".

Makasih Lang" ucap Anisa malu-malu

Tanpa aba-aba terlebih dahulu Galang tampak mendekat kan wajahnya ke arah Anissa, Melihat wajah galang semakin dekat dengan wajahnya. Jantung Anissa tampak berdetak dengan kencang."Oh ya ampun, apakah Galang akan mencium ku" batin Anissa berucap

Satu detik kemudian Galang tampak sudah menempelkan bibirnya di bibir Anissa yang lembut dengan aroma cerry yang menempel di bibir wanita itu.

Anissa tampak menghentikan aksinya itu, Sementara Galang tampak bingung saat melihat Anissa menghentikan aksinya yang sudah mulai memanas.

"Kenapa berhenti Sa" tanya Galang bingung.

"Eum, gak apa apa Lang, aku hanya merasa aneh saja" ucap Anissa seolah tak nyaman saat melakukan adegan itu padahal galang adalah orang yang dia sukai sejak beberapa bulan terakhir ini.

"Aneh kenapa sih Sa?, Aku menyukaimu dan Anita bilang kamu juga menyukaiku" ucap Galang.

"Apa? Anita bilang begitu sama Galang, sialan bikin gue malu aja tu anak." batin Anissa berucap "Apa? Masa sih Anita bilang gitu sama lo?" ucap Anissa.

"Ya Iya masa gue bohong sih, lagian kalo bukan Anita yang bilang siapa lagi coba? Dan asal kamu tau yah, aku kesini karena Anita bilang gitu makannya sekarang aku disini buat nemenin kamu" ucap Galang

"Hah, jadi lo kesini sengaja buat nemuin gue" tanya Anissa penasaran.

"Iyah Sa, gimana kalo kita pesen satu kamar biar enak ngobrolnya?" ucap Galang.

"Hah kamar? Ngapain mesti cari kamar segala? Kalo lo mau ngomong ya disini aja, ga perlu pesan kamar segala!" ucap Anisa mulai merasa tak asik saat berbincang dengan pria itu.

"Ya gak apa-apa Sa, biar enjoy aja kita ngobrolnya. Kamu kan suka sama aku, gimana kalo kita habisin malam kita di kamar berduaan" ucap Galang terus terang.

Chapitre suivant