Ia tampak agak terkejut dan kemudian senyum lembut muncul, "Kamu baru saja memanggilku apa?"
Aku sedikit tersipu. Baru saja aku memanggilnya dengan nama tunggalnya. Bahkan aku tidak menyadari bahwa aku telah menggunakan nama yang begitu dekat.
"Yan, bisakah aku memanggilmu Yan?" bisikku di pelukannya.
Ia langsung mengangkat wajahku. Kali ini matanya memancarkan binar kebahagiaan, "Baiklah, panggil aku dengan nama itu sebanyak-banyaknya. Aku suka mendengarnya."
Aku melingkarkan tanganku di lehernya dan menyebutkan namanya lagi di telinganya.
Ia sangat terkesan sampai-sampai mencium pipiku dan langsung mendorongku ke sofa.
"Hei! Cederaku masih belum pulih sepenuhnya. Apa kamu tega mengambil keuntungan seperti ini?"
"Aku akan lebih lembut." ia membelai rambutku yang berantakan dengan tangannya yang besar dan nafasnya sudah sedikit terengah.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com