webnovel

story 'bout; two brothers

The story begins with a boy who is obliged to accept the fact that he will have a step brother

EleuaJacynd4 · Livres et littérature
Pas assez d’évaluations
10 Chs

Ya, begini

Perihal bagaimana perasaan gue saat ini. Ya, gue juga tidak tahu rasanya. Aneh.

Tapi, gue ingin selalu dekat dengan dia. Gue cuma berharap, kalau semisal di hidup gue yang sekarang Tuhan tidak mengizinkan kita berdua menjadi bersatu. Semoga di kehidupan berikutnya, gue akan bertemu dengannya lagi- dan bersatu.

Cuma itu yang gue inginkan.

•••

Setelah menemukan peti, gue dan teman-teman gue langsung pergi dan menuju mencari jejak yang berikutnya.

Semakin masuk ke hutan, keadaan menjadi sunyi dan senyap. Yang bisa gue denger disini cuma suara jangkrik yang nyaring.

Gue selalu ngeliat keadaan mereka bertiga, takut hilang. Nanti kacau urusannya dah, hehe.

Hoseok yang mulai meringis karena ketakutan, padahal udah gue wanti-wanti dari sebelum kesini.

' kalo misal lo takut, mending gausa ikut deh menurut gue.'

' yaelah, apaan sih. Gue gatakut, santai aja kali.'

Dan gue terus-menerus mencari titik jejak kedua ini ada dimana. Karena kurang pencahayaan, pergerakan kita berempat agak terhalang. Kita cuma bawa 3 senter, itu pun yang megang mereka bertiga. Gue cuma ngandelin senter di kepala gue.

Mau gimana lagi, kalo misal gue bawa senter pasti ribet.

"Kayaknya kita udah sampe di tengah hutan deh". Hoseok berbisik ke gue

"Lah, kok 'kayaknya'??". Gue nanya balik ke dia sambil dahi gue agak mengerenyit

"Ya kita emang di hutan kok". Jawab Hoseok dengan menyunggingkan senyum namun sepertinya senyum ketakutan ,hehe

"Lah, lo kok takut. Katanya berani". Jimin nyenggol lengan Hoseok sembari memasang wajah mengejek

"Lo jangan macem-macem, Jim. Ini di dalem hutan, jangan keras-keras suara lo". Hoseok mendongakkan kepala nya ke atas dan ke bawah untuk menelisik apakah ada yang aneh atau tidak

"Kak, mungkin kata Kak Hoseok bener deh. Ini di tengah hutan dan ga baik kalo ngomong kencang-kencang". Sampai Jungkook pun ikut menasehati Jimin

"Mau kalian berdua nasehatin sampe titik darah penghabisan juga, kuping dia gabakal ngedenger". Taehyung berbisik kembali

Dan gue pun mutusin buat ngelanjutin ke pos berikutnya.

Yang lain udah keliatan pada ketakutan, apalagi Hoseok.

Gue cuma bisa nenangin sampai semua peti kecil itu ke ambil semua dan kita bebas dari hutan ini.

Dan, sampai lah di pos terakhir. Raut wajah Hoseok yang perlahan udah mulai gak ketakutan (?) Mungkin.

Tapi, yang gue liat muka Hoseok masih pucet gitu. Hehehe

"Yeayyyy!."

"Ngapain lo nyebut 'yeayyy'?." Hoseok sedikit melotot ke arah Jimin

"Yaelah, sirik banget lo kalo liat gue seneng dikit. Lagian kan ntar lagi keluar dari hutan ya wajar dong gue teriak." Jawab Jimin dengan jarinya menunjuk ke arah Hoseok

"Ya, lo tau tempat dong. Ini hutan bukan kolam renang."

"Malem gini teriak teriak. Ga takut lo, kalo semisal ada..."

"Hantu." Bisik Hoseok ke telinga Jimin

"Apaan sih lo. Mana ada gue takut hantu, tanyain aja tu si Taehyung. Dari embrio sampe sekarang juga gue ga pernah takut sama yang namanya hantu." Kata Jimin sambil sedikit menekankan pada kata Hantu

"Udah lah. Lo berdua itu sama-sama takut hantu. Gak usah sok berani deh." Taehyung menyela percakapan mereka berdua dan mereka hanya bisa melongo mendengar Taehyung berkata begitu

"Enak aja lo ngomong." Kata mereka berdua serempak

"Kakkk!."

"Ada apa?." Taehyung berlari kecil menuju ke arah Jungkook

"Ini ketemu."

"Wah, akhirnya. Makasih ya."

"Iya kak." Jungkook pun tersenyum kearah Taehyung sembari memberikan peti kecil tersebut

"Setelah beberapa abad, akhirnya gue keluar juga dari ni hutan. Gak lagi-lagi deh gue ikutan kayak gini." Hoseok menghela nafas dan juga ia tertawa sedikit

"Lo mau gue doain berabad-abad disini terus? Kalo ngomong jangan ngasal." Jimin memukul sedikit kepala Hoseok

"Jangan dong anji-"

"Mulut lo." Sudah kesekian kalinya Jimin memelototi Hoseok

"Ayo, kak. Ini rute keluar dari hutannya." Kata Jungkook

"Pelan-pelan aja jalannya yang pasti bentar lagi nyampe ke perkemahan." Taehyung membentuk tangannya dengan lambang "Ok"

Sementara di lain kelompok...

"Gi."

"Lo ngapain duduk disitu?." Tanya Seokjin

"Ya lagian, Namjoon lama bener nyari ntu peti kecil." Yoongi natal sekilas kearah Seokjin

"YA LAGIAN, LO JUGA NGAPAIN CUMA DUDUK DAN GAK BANTUIN NAMJOON SAMA GUE. MIN YOONGIIIIIII." Seokjin berteriak agak lumayan keras ke telinga Yoongi

"Duh, iya iya. Gue bantuin."

"Berisik." Gumam Yoongi

"Lo ngomong apa barusan, Gi? Ulang coba?." Seokjin sembari membawa kayu kecil yang tadinya diperuntukkan untuk memukul Yoongi

"Kaga. Ni daun bersisik." Singkatnya

"Alesan. Mana ada daun bersisik."

"Namjoon! Temen lo nih, gue capek ngadepin ni es batu." Teriak Seokjin

"Eh, gue nemu."

"Tinggal 1 peti lagi kan yang belum di temukan?." Tanya Namjoon dari kejauhan

"Iya!." Seru Seokjin

"Okay."

"Ayo keluar dari sini." Namjoon memberikan aba-aba untuk kedua temannya agar mengikutinya menuju jalan kearah luar hutan ini

•••