"Beneran nih? Aku masalahnya juga ikut khawatir juga. Tapi, aku menunggu keputusanmu saja, ya kan takutnya dikira teman yang tak berperasaan nanti." Ucap Raka dengan sedikit mempertimbangkan keadaan ini.
"Iya, ka. Tidak apa-apa." Jawabku dengan nada santainya dan berusaha memasang senyum tipis supaya dia tidak terlalu khawatir.
Dia bukanlah teman yang tidak berperasaan tapi, selama ini dia adalah teman yang selalu menjaga perasaan.
"Oh, ok, ya sudah deh." Raka akhirnya pasrah dan mengikuti jawabanku.
Kemudian Raka yang tadinya mematikan mesin motornya itu mulai menghidupkan mesin motornya kembali dan kita bersiap untuk menuju ke Alun-Alun Kota Lumajang.
*Di saat kita senang-senang, ada orang yang sedih. Rasanya itu sangat tidak tega sekali tapi, mau bagaimana lagi!?
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com