Sorotan mata nanar, dua persinggungan mata agak lancip memanjang, hingga kepala yang miring dibuat semakin tenggelam. Oslan menampakkan raut yang benar-benar tidak bisa diajak bercanda.
Aku dan satu orang wanita yang pastinya sudah saling kenal mulai terbelalak menegangkan. Sungguh. Ini bukan tatapan biasanya yang terbias begitu menyalang.
"Os," lirihku merasa bersalah. Aku sadar, aku ingin menjelaskan sesuatu kalau masalah ini sama sekali tidak aku ketahui.
Dalam pikiranku, aku ingin mengatakan bahwa Sesil yang membantunya. Tapi sekali lagi, aku berpikir untuk yang paling jernih. Aku hanya akan bilang, aku tidak tahu apa-apa.
"Gue nggak tahu apa-apa," lanjutku dengan nada meringis.
"Hahaha."
Tiba-tiba kepala Oslan jadi sangat membungkuk, tawanya pecah di hadapan semua orang. Beruntung, ada sebagian yang tidak menghiraukan suara itu atau mungkin tidak mendengar cekakakan yang besar dari mulutnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com