Sheila pulang dalam keadaan kesal bercampur marah. Ponselnya rusak karena laki-laki yang tak ia kenali tadi. Dan Aksa, laki-laki itu justeru malah menyalahkan Sheila atas kejadian ini.
"Bukannya belain gue, tapi malah belain cowok itu. Sekarang nasib ponsel gue gimana? Apa gue benerin aja kali, ya?."
Tidak ingin membuang-buang waktu lagi, Sheila langsung bergegas dan mengambil tas selempangnya. Ia harus segera membawa ponselnya ke tempat servis sebelum terlambat.
"Tapi gue nggak tau tempat," gadis itu nampak berpikir sejenak. Menyandarkan punggung di dekat pagar rumah Aksa.
"Bodo ah. Gue jalan aja, nanti juga ketemu," putusnya.
Dengan langkah gontai sebari bersenandung pelan, Sheila menyusuri jalanan. Padahal di rumah Aksa terdapat mobil mewah yang bisa ia gunakan, namun Sheila memilih untuk jalan kaki.
"Kok gak ada, ya? Apa masih jauh?."
Jalanan sangat lengang. Hanya ada suara deruan angin sore yang sejuk menerpa wajah Sheila.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com