Pagi itu, Angela keluar dari area apartemen dengan memakai kaca mata hitamnya. Ia mengenakan rok span selutut kotak-kotak berwarna merah, dengan kemeja potongan leher rendah berwarna putih tulang. Sesuai dengan pesan Lucas, ia harus terlihat rapi, anggun, dan seksi di saat bersamaan, oleh karena itu Angela sengaja menata rambut dan poninya ke pinggir agar mengekspos leher dan dadanya.
Marcus menyambutnya dengan membukakan pintu mobil untuknya, Angela kemudian masuk ke dalam mobil, sayangnya ia tidak bertemu dengan Lucas pagi itu. Disebelah kursinya terdapat amplop berwarna cokelat tua, Angela mengambil amplop itu.
"Tuan Scorgia meminta anda untuk menyampaikan amplop itu kepada tuan Umut di kantornya," kata Marcus dingin sembari menyetir.
Angela menyeringai, "aku hanya mengirimkan ini, bukan?"
"Tidak hanya itu, anda harus menancapkan flashdisk ini ke laptopnya," kata Marcus dengan memberikan flashdisk kepada Angela. "Dengan begitu pihak IT kami bisa mengunduh data-data Umut yang bersangkutan dengan 'S Group, namun itu akan memakan waktu yang cukup lama, oleh karena itu anda harus membantu kamu mengulur waktu."
Angela mengangguk pelan, "dengan cara?"
"Merayunya." Jawab Marcus pelan.
"Apa? Kau memintaku merayu si babi itu?" tanya Angela tidak percaya.
"Lakukan saja apa yang bisa anda lakukan, Nona Vernon. Tuan Lucas hanya peduli hasilnya," jawab Marcus jauh lebih dingin dari biasanya. Angela berdecak kesal melihat reaksi Marcus.
"Ya, aku harap mereka tidak menangkap ataupun menembak kepalaku di tempat."
"Anda akan saya pantau dari mobil, jadi anda tidak perlu khawatir."
"Bagus." Angela mengangguk dengan menggunakan nada sarkas.
Menit berikutnya, Marcus menghentikan mobilnya di seberang gedung kantor tempat Umut bekerja. Kantor itu cukup tinggi dan memiliki keamanan yang sangat ketat, Angela kemudian memakai kacamata hitamnya, menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinganya, dan kemudian mengambil tasnya.
Marcus keluar dari mobil untuk membukakan pintu mobil, Angela keluar sembari memperhatikan sekitarnya. Dilihatinya penjaga ketat berbaju rapi berwarna gelap di depan pintu masuk gedung, Angela menelan ludahnya, ia berharap tidak ketahuan. Saat Angela berdiri memperhatikan sekitar, mata Marcus tertuju pada anting Angela yang berbentuk garis berwarna emas.
"Nona Vernon," panggil Marcus saat Angela hendak melangkahkan kakinya meninggalkan mobil. Angela berhenti dan menoleh ke arah Marcus, "anting anda sangat bagus."
Angela tersenyum, "ucapkan terima kasih kepada Lucas, ia memiliki fashion yang bagus." Ujarnya yang kemudian berjalan meninggalkan Marcus.
Dalam hatinya, Angela masih merasa berdebar-debar dan juga takut, namun ia masih mempercayai Marcus yang akan terus memantaunya. Sebenarnya semalam ia tidak bisa tidur karena memikirkan hal ini, ia benar-benar takut jika Umut mengetahui bahwa ia sedang berusaha untuk mencuri data-datanya. Apalagi ini adalah kantor pemerintahan.
Langkah Angela terlihat mantap dan penuh percaya diri. Dua penjaga di depan pintu itu seketika menoleh ke arahnya, mereka terlihat terpukau dengan kedatangan Angela. Keduanya kemudian mendekati Angela.
"Maaf, Nona, ada yang bisa kami bantu?" tanya salah satu diantara mereka.
"Aku memiliki janji dengan Tuan Umut pukul sepuluh," kata Angela dengan tersenyum. Ia kemudian menurunkan kacamata hitamnya, kedua penjaga itu tertegun melihat wajah cantik Angela, mereka seperti melihat bidadari dari surga turun,.
"Dengan siapakah nama, nona?" tanya salah satunya lagi.
"Sofia." Jawab Angela pelan setengah seduktif di telinga para penjaga itu.
"Kami konfirmasikan dulu," kata salah satu penjaga dengan mengambil walkie talkie yang ada di pundak keduanya.
Sementara salah satunya sedang memeriksa Angela, mulai dari tas dan juga pakaian Angela.
"Kalian tahu, aku tidak menyimpan apapun dalam tubuhku." Kata Angela dengan tersenyum.
"Hei, dia boleh masuk." Kata penjaga yang satunya.
Kedua penjaga itu mengangguk, Angela membalasnya dengan anggukan pelan. Ia kemudian memakai kembali kacamatanya dan berjalan masuk ke dalam gedung. Langkahnya berhenti saat ia tiba di meja resepsionis, dengan penuh kepercayaan diri Angela mengenalkan dirinya sebagai Sofia dan ingin bertemu dengan tuan Umut, pegawai tampan yang berjaga di sana langsung memberitahukan ruang kerja tuan Umut.
"Terima kasih." Senyum Angela.
Angela berjalan menuju ke lift, setelah itu ia menekan tombol lantai delapan. Setelah tiba di depan ruang kerja tuan Umut, ia mengucapkan alasan kunjungannya kepada sekretaris tuan Umut yang berpakaian tidak kalah seksi darinya.
Angela dipersilakan masuk ke dalam ruangan. Di dalam ruangan itu, ia melihat Umut, dengan sikap tidak terpujinya, masih asyik bermain dengan salah seorang sekretarisnya, ia melihat gadis belia itu terpaksa mengulum penis si babi. Dalam hatinya, ia merasa kasihan dengan gadis itu.
"Sofia!" sapa Umut dengan bahagia, ia mendorong gadis itu hingga terjatuh. Setelah ia menutup resletingnya, ia berjalan menuju ke arah Angela yang telah melepas kacamata hitamnya. Umut bersalaman dengan Angela dan mengecup pipi Angela.
Menjijikan. – pikir Angela.
"Aku tidak menyangka kau akan datang kemari sungguhan, apakah kau merindukan paman?" tanya Umut dengan meremas pantat Angela.
"Papa memintaku kemari," jawab Angela mengikuti alur pembicaraan Umut.
Menurut pesan yang diberikan oleh Lucas kepadanya, ia harus bertingkah layaknya Sofia yang setengah manja dan misterius, ia harus memanggil Lucas dengan ucapan Papa karena Umut percaya jika Angela adalah pelacur Lucas.
"Mengapa Papamu mengutusmu kemari, sayang?" tanya Umut dengan duduk di kurisnya.
Diikuti oleh Angela yang duduk di seberang Umut, Angela menyilangkan kakinya, ia sengaja menarik roknya hingga mengekspos lututnya. Harapan Angela berhasil, pria itu semakin jelalatan melihat kakinya.
"Ia ingin memberikan ucapan terima kasih kepadamu." Kata Angela dengan meletakan amplopnya ke atas meja kerja Umut.
Pria itu tertawa, "si bodoh itu akhirnya percaya kepadaku?" tanyanya dengan membuka amplop cokelat itu.
"Dia bilang mempercayaimu, Paman." Kata Angela pelan, ia menyibak rambunya ke belakang, sengaja ia lakukan agar belahan dadanya terlihat, Umut mulai tidak berkonsentrasi dengan perbincangan mereka.
Topik pembicaraan mereka tidak jauh-jauh dari kesibukan pribadi Umut dan juga pertemanannya dengan 'S Group. Saat mereka sedang asyik berbincang, tiba-tiba saja ponsel Umut berbunyi, pria itu tertawa.
"Papamu memanggilku, lihatlah hahaha.." katanya dengan menunjukan layar ponselnya kepada Angela.
"Aku rasa ia tidak sabaran, Paman."
"Sebentar kuangkat dulu teleponnya." Kata Umut dengan pamit keluar ruangan.
Kini tinggal Angela sendiri yang ada di dalam ruangan itu, dengan cepat Angela mengeluarkan flashdisk dari dalam tasnya, ia kemudian berjalan ke arah laptop Umut dan menancapkannya. Seketika layar laptop Umut menunjukan icon 'S Group, sisanya ia hanya melihat proses mengunduh data.
Diliriknya waktu pengunduhan data, sekitar sepuluh menit. Itu terlalu lama! Benar apa yang diucapkan oleh Marcus, ia harus mengalihkan perhatian si babi itu.
"Sofia, benar katamu, Papamu banyak mengucapkan terima kasih kepadaku." ucapan Umut terpotong begitu masuk ke dalam ruangannya.
Angela berdiri dari kursinya, ia kemudian berjalan ke arah Umut.
"Papa tidak hanya memintaku untuk menyampaikan ucapan terima kasihnya, tapi juga untuk memberimu hadiah." Bisik Angela seduktif di telinga Umut, sementara tangan lentiknya mengusap pelan dada pria bertubuh bulat itu.
"Apa kau ketagihan dengan yang waktu itu?" tanyanya dengan meremas pantat Angela kembali.
"Aku sangat menikmatinya, Pa...man..." ucap Angela dengan memberikan tekanan pada kata 'Paman'.
Umut menyeringai, tangan besarnya melingkar ke pinggang Angela. "Apa kau ingin bermain dengan paman juga?"
"Apakah paman ada waktu sekarang?" tanya Angela merayu.
*
Sementara di dalam mobil, Marcus sedang asyik mendengarkan perbincangan Angela dengan Umut dari earphone miliknya. Tak lama kemudian, seorang pemuda yang sengaja di rekrut oleh Lucas dua hari yang lalu datang dan masuk ke dalam mobilnya. Pemuda itu membuka laptopnya dan menunjukan waktu pengunduhannya, kurang lima menit lagi.
"Aku sedang mencoba untuk mengunduh data yang lainnya, mungkin akan memakan waktu tambahan sekitar dua menit lagi." Katanya.
"Itu terlalu lama, Ryan, ambil data-data yang penting saja." Perintah Marcus.
"Oke." Jawab Ryan tenang.
Jemarinya sangat lincah saat mengetikan beberapa bahasa pemrograman. Ia tidak memedulikan suara Angela yang terdengar mendesah-desah dari earphone Marcus dengan volume yang sengaja dikencangkan.
Dua hari yang lalu, saat ia sedang bekerja di restorannya, Lucas dengan langsung mendatanginya, memberikannya penawaran untuk bekerja dengannya. Lucas tahu jika Ryan pernah menghack keamanan 'S Group, ia sengaja lakukan itu agar bisa diterima oleh Lucas tanpa perlu membuat Angela kesusahan untuk mengusahakannya.
Saat Ryan menyetujuinya, Lucas langsung mengugaskannya saat itu juga ke tempat kerjanya. Selama dua hari ia ditugaskan untuk merentas beberapa data perusahaan saingan 'S Group, mengunduh data-datanya dan melaporkannya kepada Marcus, ia tidak menghubungi Angela karena terlalu sibuk dengan pekerjaan barunya.
Awalnya, Ryan tidak percaya dengan informasi yang diberitahukan oleh Marcus kepadanya, bahwa Angela yang akan membantunya menyambungkan flashdisk ke laptop Umut, menjadi seorang perayu untuk membantunya mengulur waktu. Ia tahu status Angela dan ia perlu tahu apa alasan dibalik kakaknya menyutujui hal itu.
Tapi, untuk sekarang ia harus fokus dengan pekerjaannya dahulu.
"Sudah kuunduh semua." Kata Ryan kemudian.
"Bagus." Kata Marcus yang kemudian memberikan pesan kepada Lucas.
Lucas yang saat itu sedang berbincang dengan kliennya, melirik ponselnya, ia kemudian membuka pesan dari Marcus. Lucas tersenyum melihatnya.
"Jemput Sofia sekarang." Kata Marcus dengan menekan earphone miliknya.
*
Disaat yang bersamaan, gadis muda yang bertemu dengan Angela di awal tadi memberikan tanda kepada seorang pria yang kebetulan lewat.
Umut seketika menghentikan kegiatannya bermain dengan payudara Angela saat ia mendengar suara ketukan pada pintu. Umut berdecak kesal, ia kemudian berjalan ke arah pintu dan membukanya.
"Apa kalian tidak tahu aku sedang sibuk sekarang?!" teriaknya.
Angela masih terasa lemas, dengan susah payah ia mulai mengumpulkan kekuatannya, mengambil flashdisk yang tertancap pada laptop Umut, ia kemudian membetulkan pakaiannya dengan cepat.
Angela menggulung rambutnya sembari melirik ke jendela luar, ia melihat Marcus sedang berdiri di depan mobil, itu tandanya ia harus segera pulang. Dengan cepat, Angela mengambil tasnya dan keluar dari ruangan Umut.
"Paman.." panggil Angela dengan membuka kedua tangannya, ia lalu memeluk Umut dan mengecup pipi Umut perlahan.
"Sofia, kau berencana pergi sekarang? Tapi, kita bahkan belum memulai apa-apa." Kata Umut setengah kecewa.
"Papa ingin segera aku kembali, Paman. Mungkin kita bisa bertemu lagi lain kali." Kata Angela.
"Tidak ada lain kali, aku ingin bersamamu sekarang, Sofia. Luangkan waktumu untukku, aku akan membayarmu lebih mahal dari pada Papamu, sebutkan saja nominalnya."
Angela menggeleng pelan, "aku milik Papa, Paman. Aku tidak bisa menolak panggilan dari Papa. Sampai jumpa di waktu yang lain, Paman."
Angela melambaikan tangannya.
Setelah ia berada di koridor ruangan yang menghubungkan dengan lift, Angela langsung kembali memakai kacamata hitamnya. Raut mukanya terlihat datar dan dingin. Dengan begini, ia telah lunas, seharusnya Lucas sudah mengembalikan beasiswa Stefanie pagi ini, ia ingin segera mengeceknya setelah pergi dari gedung ini.
Disaat yang bersamaan, Umut duduk di kursi kerjanya dengan kesal. Ia marah karena kesibukannya dengan Angela telah diganggu oleh para karyawannya. Umut tidak akan menyangkalnya, ia masih tergiru dengan godaan dan tubuh indah Angela. Jika Angela bukan milik Lucas, sudah pasti Umut akan menjadikannya pelacur pribadinya, tidak ada yang sehebat dan secantik Angela.
Umut mengerang kesal, ia memukul mejanya dan berteriak untuk melampiaskan amarahnya. "Aarrghh!!!!!"
*
Angela keluar dari gedung itu dengan selamat, ia kemudian berjalan ke arah maserati kelabu itu diparkir. Ia segera masuk ke dalam mobil, Angela tidak menyangka akan setakut ini, bahkan kakinya langsung terasa lemas begitu ia merasa aman di dalam mobil Marcus. Ia mengusap wajahnya.
"Ini air." Kata Ryan dengan mengulurkan sebotol air mineral kepada Angela.
"Terima-" Angela mengangkat kepalanya, ia terkejut melihat Ryan yang sedang duduk di kursi penumpang sebelah Marcus. "Ryan!"
"Hai, kak Angela. Atau mungkin harus kupanggil Sofia?" sapa Ryan dengan melambaikan tangannya.
Angela masih terkejut dengan kemunculan Ryan tiba-tiba di dalam mobil Marcus. Ternyata IT yang dimaksud oleh Marcus adalah Ryan, adik laki-lakinya. Hancur sudah rahasia Angela, adik laki-lakinya kini sudah tahu apa yang di lakukan di gedung itu.
Ia tidak bisa menutupi rasa terkejutnya, Angela tertawa kecut sembari menerima botol air mineral itu. Sudah pasti Ryan tahu apa yang dilakukannya sebelum hari ini bersama dengan Lucas.
Aahh, aku ini kakak macam apa? – pikir Angela.
Keheningan menyelimuti ketiganya di dalam mobil itu. Angela sedang sibuk dengan pikirannya sendiri sembari menatap keluar jendela, Ryan masih sibuk dengan data-data unduhannya, dan Marcus masih fokus menyetir.
Keberhasilan Angela hari ini seharusnya patut dibanggakan, karena Angela tidak ketahuan dan masih kembali dengan nyawa yang hidup tanpa terluka apapun. Namun, hal itu tentunya tidak akan terjadi, karena ada Ryan.
Angela memukul-mukul kepalanya dengan jari-jarinya. Ia mengutuk dirinya sendiri.
Suasana masih terasa hening, sebelum akhirnya Marcus mengatakan, "Tuan Scorgia ingin menemui anda, Nona Vernon."
Ryan menghentikan kegiatannya.
"Untuk apa?" tanya Angela lirih.
"Saya tidak tahu, Nona." Jawab Marcus singkat.
"Berempat?" ketus Angela.
"Beliau ingin bertemu dengan anda secara pribadi." Kata Marcus kemudian.
Ryan melirik Angela dari kaca spion tengah, wanita itu terus terlihat diam dengan mata yang menerawang jauh ke arah jendela. Angela tidak terlihat merespon atas ajakan Lucas, sepertinya hanya dia sendiri yang tahu apakah akan menerima ataupun menolaknya.
-Bersambung ke Chapter #26-