webnovel

1 hari sebelum kejadian

Malang,29 April 2020

Fajar mulai menampakkan senyum hangat nya pada dunia ini. Perlahan-lahan cahaya fajar merangkak masuk ke dalam kamar Aldi, menerangi pojok-pojok kamarnya yang tampak sederhana. Kamar itu dilengkapi dengan satu set meja belajar yang terletak persis di sebelah kasurnya. Kamar itu juga dilengkapi dengan sebuah lemari pakaian yang berwarna coklat tua terbuat dari kayu jati. Kamar itu juga memiliki sebuah kamar mandi yang terletak di seberang lemarinya. "Tok tok tok... Aldi... bangun! Nanti kamu telat sekolah!" Terdengar suara ibu Aldi yang mencoba membangunkan Aldi. "Iya Bu!" sahut Aldi. Aldi menggeliat sebentar di dalam selimut nya. Ia mengesampingkan selimutnya dan meraih jam tangan berwarna hitam yang berada di atas meja belajarnya. Ia mengusap mata 3 kali dan melirik kearah jam tangan yang menunjukkan pukul 5 pagi. Aldi segera beranjak dari kasurnya dan berjalan setengah terhuyung menuju kamar mandinya. Ia melepaskan semua pakaian tidurnya dan berjalan ke arah pancuran. Aldi menyetel pancurannya agar yang keluar adalah air hangat. Setelah puas dengan kehangatan airnya dia menarik nafas dalam-dalam kemudian mengarahkan pancuran ke badan nya. Setelah selesai mandi dia meraih handuk yang tergantung di dekat baju tidurnya. Ia segera keluar dari kamar mandi dengan membawa pakaian tidurnya. Ia menaruh pakaian kotornya ke dalam sebuah keranjang hijau. Setelah itu dia berjalan ke depan lemari pakaian nya. Ia membuka lemari kayu itu dan segera meraih seragam SMP nya beserta pakaian dalam nya. Ia pun Berjalan menuju kasurnya dan mulai mengenakan pakaian nya. Seragam nya adalah putih biru. Setelah berkutat dengan kancing-kancing bajunya ia segera berjalan keluar sambil membenahi dasinya. Setelah keluar dari kamarnya ia melihat ayahnya sedang duduk di meja makan membaca koran terbaru. Ia meraih kursi di dekat ayahnya dan segera duduk. "Wah! Ma…nampaknya virus corona ini semakin serius. Kalau tidak mengikuti pemerintah bisa gawat." ujar ayahnya tanpa mengalihkan pandangan nya sedikitpun dari koran. Ayahnya bekerja sebagai salah satu dokter di rumah sakit yang menangani pasien virus corona. Ibunya segera menaruh sarapan mereka di atas meja. Mereka pun menyantap sarapan mereka tanpa ada perbincangan. "Ma… pa… aku pergi dulu ya." Aldi pun pamit kepada kedua orangtuanya. "Hati-hati di jalan ya!" Ucap ibunya sambil membereskan sisa sarapan mereka. Aldi segera mencium tangan kedua orangtuanya dan segera Menyambar tas sekolahnya. Ia segera menuju ke arah pintu depan dan mengarah keluar rumah. Setelah menutup pintu dia segera mengambil sepeda dan mengayuh sepedanya menyusuri jalanan yang masih sepi. Aldi menutup matanya dan menarik udara segar pagi hari dengan satu tarikan nafas yang dalam. Setelah menghembuskan nafasnya dia membuka matanya dan tampak di ujung jalan seseorang di atas sepeda menghadang jalan nya. Aldi pun memfokuskan pandangannya ke arah sosok tersebut. Setelah cukup dekat dia segera menyadari bahwa itu adalah Revan sahabatnya. "Pagi Revan!" Sahut Aldi sambil menghampiri ucok. "Pagi Aldi." Sahutnya. "Aldi, sampai kapan kamu mau mengendarai sepeda butut itu? Jangan-jangan sepedamu akan lepas ditengah jalan hahaha!" Revan pun menggoda Aldi. "Sembarangan, Gini-gini sepeda ini punya sejarah lebih banyak daripada sepeda itu." Meskipun syah Aldi adalah dokter namun, hidup mereka tetap sederhana. Mereka pun segera mengayuh sepeda masing-masing dan menuju sekolah mereka.

     Kring … kring … kring … . Bel istirahat kedua pun terdengar. Murid-murid pun berhamburan keluar dari dalam kelas. Tampak Aldi sedang membereskan mejanya dari tumpukkan buku-buku dan kertas yang berserakan di mejanya. Revan pun menghampiri Aldi. "Eh Aldi ngak ke kantin kah?" Tanya nya. "Bentar lagi selesai, tungguin ya." Revan pun menarik kursi dan duduk di samping Aldi. "Di, Aldi. Menurutmu bagaimana tentang COVID-19 yang lagi mewabah ini?" Aldi pun menatap langsung menyahut Revan. "Gimana ya … disatu sisi agak menyeramkan. Selain itu bapakku juga dokter, jadi dia juga garda terdepan dalam menghadapinya. Dan juga, kemungkinan besar kita bakal diliburkan. Soalnya pemerintah sudah menetapkan COVID-19 sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa)." Revan pun menerawang dan juga mengiyakan. "Ya udah, ayo cabut ke kantin." ujar Aldi sambil berdiri. "Ayo. Biar kita ga kehabisan nasi goreng Bu Jen." sahut Revan dengan bercanda. Sesampainya di kantin, mereka berdua segera memesan 2 porsi nasi goreng dan 2 gelas es teh manis lalu makan dengan nikmatnya. 

     Bel pergantian jam pembelajaran pun berkumandang. Mata pelajaran terakhir pada hari itu adalah IPS. Tiba-tiba Pak Panji memasuki kelas lalu memperbaiki peci dan kacamatanya seraya memberi salam, "Selamat sore anak-anak." "Selamat sore Pak." sahut satu kelas. "Ya! Jadi anak-anak berhubung karena virus covid-19 yang sedang marak ini, bapak mau tanya yang bisa jawab bapak kasih 20.000. Angkat tangan dulu ya." Seluruh kelas segera memfokuskan pandangan mereka ke arah Pak Panji. "Pertanyaannya, siapa yang paling diuntungkan dari adanya COVID-19? Ayo… dalam hitungan 3 … 2 … 1 … angkat tangannya!" Budi pun langsung mengangkat tangannya. "Amerika pak!" Pak Panji pun tersenyum kecil dan berkata, "Salah." "Cina Pak!" sahut Siti. "Salah lagi." Sambil terkekeh. "Kalau gitu siapa Pak?" tanya Aldi. Pak Panji pun tertawa " Jawaban yang benar adalah KAUM REBAHAN hahaha!" Guyon pak Panji. Seluruh kelas hanya terdiam kebingungan meninggalkan Pak Panji yang tertawa terbahak bahak sendirian. "Yang benar pak!" Sahut salah satu murid. "Iya iya … santai … Baiklah, pertanyaan bapak yang sebenarnya adalah…" Seluruh kelas menegang menunggu pertanyaan Pak Panji. "Bapak sebenarnya ngak ada pertanyaan hahaha." Tawa meledak dari Pak Panji sekali lagi. "Yang sebenarnya bapak ingin katakan adalah berhubung karena Bapak ada panggilan mendadak maka hari ini bapak hanya akan memberikan tugas." Tiba-tiba Terdengar suara kepala sekolah dari pengeras suara yang tergantung di dalam kelas. "Mohon maaf kepada guru-guru yang sedang mengajar. Pengumuman ini ditujukan bagi seluruh murid dan guru beserta staff sekolah. Berhubung karena virus corona yang semakin marak maka pemerintah telah memutuskan untuk meliburkan semua KBM atau kegiatan belajar mengajar. Diharapkan agar setelah ini seluruh murid dapat segera kembali ke rumah nya masing-masing, sekian terimakasih." Keadaan kelas pun mendadak heboh dipenuhi percakapan antara murid-murid yang kebingungan. "Ya! Semuanya harap tenang jangan ribut. Sekarang segera bereskan seluruh barang-barang kalian." Perintah pak guru kepada seluruh murid sambil berusaha menenangkan mereka. "Di, menurutmu bakal gimana kelanjutan nya?" Bisik Revan pada Aldi karena takut terdengar pak guru. "Gak tahu juga nih van." Mereka pun segera membereskan meja mereka masing-masing dan berjalan keluar kelas. Mereka segera menuju parkiran sekolah dan menaiki sepeda masing-masing. "Aku duluan ya Van." pamit Aldi pada Revan. Revan hanya mengangguk kecil dan keduanya segera mengayuh sepeda mereka. Sesampainya di rumah ibu Aldi kebingungan karena Aldi pulang lebih awal. "Aldi kok kamu sudah pulang?" tanya ibunya penasaran. Aldi pun membuka sepatunya dan menjawab ibunya, "Gini bu tadi di sekolah ada pemberitahuan bahwa semua KBM akan ditiadakan dulu." Ibunya mengangguk ringan lalu berkata, "Yasudah kalau begitu sana pergi mandi." Tanpa basa-basi lagi Aldi segera menuju kamar mandi. Setelah selesai membersihkan dirinya ia segera menuju meja makan. Disana ibunya sudah menyiapkan makan siang yang hanya nasi putih dengan telur goreng. "Aldi maaf ibu cuman masak nasi goreng sama telor dadar. Ibu buru-buru mau ke tempat ayahmu. Tadi bapakmu nelpon, katanya ada berkas rumah sakit yang tertinggal. Mungkin ibu bakal pulang malam. Jangan lupa kunci pintu ya." Pesan ibunya Pada Aldi sambil berjalan keluar membawa berkas rumah sakit. "Ok Ma!" Aldi segera menyantap makan siang nya kemudian mengunci pintu. Ia lalu masuk ke dalam kamarnya dan memainkan hp nya. Lalu, Aldi ketiduran hingga larut malam.

Chapitre suivant